Jakarta, Sonora.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Selatan (Kalsel) menegaskan tidak tinggal diam dalam mengatasi segala permasalahan yang terjadi di lapangan.
Sebut saja salah satunya kasus longsornya jalan nasional di Kecamatan Satui, Kabupaten Tanah Bumbu, atau tepatnya di KM 171,
Seperti diketahui, longsornya jalan yang diduga akibat akivitas tambang itu sangat mengganggu mobilitas masyarakat, baik dari arah Banjarmasin menuju Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru atau sebaliknya.
"Alhamdulillah kita tadi sudah mendengar rencana Kementerian PUPR dalam menindaklanjuti perbaikan jalan nasional di KM 171," ujar Kepala Biro Administrasi Pimpinan (Adpim) Setdaprov Kalsel, Berkatullah, usai kegiatan press tour di Kementerian PUPR di Jakarta, pada Jumat (21/07).
Selain persoalan longsor yang sangat menyita perhatian publik itu, kunjungan kerja ke Kementerian PUPR ini menurutnya secara umum dalam rangka optimalisasi percepatan berbagai pembangunan infrastruktur di Provinsi Kalsel.
Baca Juga: Bawa Pesan Mendalam! Ratusan Murid di Banjarmasin Pawai Sambut 1 Muharam
Menurut Berkatullah, terdapat beberapa item pekerjaan fisik yang akan dikerjakan pemerintah pusat di wilayah Kalsel. Sebut saja pembangunan Bendungan Riam Kiwa di Kabupaten Banjar, dan pembangunan jalan baru menuju Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin di Banjarbaru.
"Kita juga ingin mengetahui bagaimana peran pemerintah pusat dalam mendukung pembangunan di Kalsel," tuturnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengembangan Infrastruktur PUPR Wilayah I, Boby Ali Azhari mengatakan, pihaknya akan segera menangani jalan nasional KM 171 di Satui, Kabupaten Tanah Bumbu.
Hal itu disampaikannya saat menerima para wartawan Press Room Pemprov Kalsel kala berkunjung ke Kementerian PUPR.
"Kalau memang (jalan) itu menjadi hal utama masyarakat Kalsel, kami koordinasi dengan teman-teman Bina Marga untuk segera menindaklanjutinya," kata Boby.
Ia yakin, Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga sudah mulai merencanakan perbaikan jalan yang sudah putus selama delapan bulan tersebut.
"Tapi lantaran longsornya bukan karena bencana alam, sehingga tidak bisa langsung dikerjakan," ungkapnya.
Menurutnya, Ditjen Bina Marga perlu waktu untuk membuat desainnya, sebelum melakukan perbaikan.
"Apalagi ini karena longsor, tidak mudah untuk menangani secepatnya," ujarnya.
Sementara untuk Bendungan Riam Kiwa, Boby menyampaikan, saat ini prosesnya masih berkutat pada pengadaan lahan.
"Di sana ada kawasan hutan yang perlu dilepas," ucapnya.
Sedangkan akses baru bandara yang akan dibangun sepanjang 3 kilometer: dari Jalan A Yani Km 29, Kelurahan Guntung Payung ke jalan mendekati gerbang bandara juga masih proses pembebasan lahan.
"Tentunya teman-teman di Kementerian PUPR terus berupaya agar proyek segera terlaksana," ujar Boby.
Ia mengungkapkan, selama ini Kementerian PUPR selalu mendukung pembangunan infrastruktur di Banua.
"Sejak 2015 sampai 2023 sudah Rp16,3 triliun digelontorkan untuk pembangunan di Kalsel, " Pungkasnya.