Baca Juga: Sejarah Lukisan Monalisa Karya Leonardo da Vinci, Ini Alasan Kenapa Bisa Terkenal!
Berikut beberapa syarat fosilisasi atau proses pembentukan fosil:
Jenis-jenis fosil
Menurut ahli paleontologi, ada bermacam-macam fosil, tetapi secara umum hanya ada tiga macam fosil yang perlu diketahui, yaitu:
Adalah organisme itu sendiri yang terawetkan atau tersimpan. Dapat berupa tulang atau cangkang.
Hampir semua yang tersimpan ini adalah bagian tubuh yang keras.
Bentuk fosil ini, antara lain jaringan asli yang diawetkan, permineralisasi, mineralisasi, dan distilasi.
Sering juga disebut dengan fosil jejak, karena yang terlihat hanya sisa aktivitasnya.
Jadi, ada kemungkinan fosil itu bukan bagian tubuh binatang atau tumbuhan itu sendiri.
Penyimpanan atau pengawetan fosil ini dapat berupa cetakan. Ada yang permukaannya halus, dan ada pula yang kasar.
Contoh fosil yang termasuk kelompok ini adalah fosil telur, fosil jejak, sarang dan liang, koprolit, gastrolith, cetakan dan cor.
Adalah sebutan bagi hewan yang dianggap sudah punah dan menjadi fosil, tetapi pada kenyataannya masih hidup.
Fosil hidup adalah organisme hidup menyerupai spesies yang diketahui dari fosilnya.
Misal Coelacanth, yang diperkirakan sudah punah jutaan tahun lalu, ternyata ditemukan berenang dengan bebas di sekitar perairan timur Afrika.
Fosil hidup juga dapat mengacu pada sebuah spesies hidup yang tidak memiliki spesies dekat lainnya, atau kelompok kecil spesies yang tidak memiliki spesies dekat lainnya.
Contoh, Nautilus. Selain itu, ada juga tumbuhan yang dianggap sebagai fosil hidup yaitu pohon ginkgo.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 5 Sumber Sejarah Kerajaan Singasari, Beserta Penjelasan Singkatnya