Sonora.ID – Terkadang ketika orangtua sedang kehilangan kesabaran dalam menghadapi tingkah anak-anak, biasanya akan dilampiaskan dengan berteriak atau mengucapkan kata-kata yang dapat melukai hati si kecil.
Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi pola pikir, sifat, dan sikap anak, salah satunya adalah ucapan orang tua.
Mungkin karena masih kecil, banyak orangtua yang menganggap kalau anak-anak masih belum mengerti apa yang orang dewasa katakan.
Padahal anak-anak juga memiliki perasaan dan ingatan yang bisa membekas hingga mereka dewasa.
Maka dari itu, para orangtua dituntut untuk dapat mendidik di kecil dengan kalimat-kalimat yang mengandung makna baik dan positif.
Baca Juga: 20 Contoh Aturan di Rumah yang Mendidik Anak Agar Bertanggung Jawab
Nah, berikut beberapa kalimat yang tidak boleh diucapkan ke anak, yang tidak boleh disepelekan dampaknya.
Kalimat yang Tidak Boleh Diucapkan ke Anak!
Mengucapkan kata-kata merendahkan semacam ini bisa merusak kepercayaan diri anak dan membentuk pandangan negatif tentang kemampuannya.
Membanding-bandingkan anak dengan orang lain hanya akan menimbulkan perasaan inferior dan frustrasi.
Memaksa anak untuk menekan emosinya bisa menyebabkan anak merasa bahwa menunjukkan perasaan adalah tanda kelemahan.
Menggeneralisasi perilaku anak sebagai sesuatu yang konstan negatifnya hanya akan mengukuhkan perilaku tersebut.
Tekanan berlebihan terhadap prestasi akademis bisa membuat anak stres dan tidak mampu menghadapi kegagalan.
Menyadarkan anak kalau orangtua sedang kesulitan keuangan sejak ia kecil akan menanamkan rasa takut dalam diri anak lebih dari apapun.
Selanjutnya, bisa jadi ia menjadi takut meminta sesuatu lagi karena sejak awal Anda sudah memberi ultimatum seperti itu.
Saat mengajak anak makan makanan sehat, fokuslah pada manfaat makan makanan sehat dan kelezatan hidangan tersebut.
Hindari membahas persepsi negatif apalagi dihubungkan dengan berat badan.
Mengomentari berat badan hanya akan membuat anak merasa harga dirinya terluka.
Tubuh adalah sesuatu yang sensitif. Mengkhawatirkan berat badan membuat mereka jadi pribadi yang tidak percaya diri.
Baca Juga: 15 Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir yang Penting dan Bermanfaat!
Sering kali saat anak sedang sakit kita ingin membantu anak melupakan rasa sakitnya dengan kalimat di atas. Faktanya, mereka tidak baik-baik saja.
Menurut pakar pengasuhan dan perkembangan anak, dalam situasi ini penting untuk tetap sabar dan memvalidasi perasaan mereka lho!
Sejatinya, anak kecil memang akan bertindak natural sesuai dengan usianya.
Kita tidak bisa memaksa mereka untuk menangani situasi yang terjadi dengan kedewasaan. Sebagai ayah, penting untuk mengakui perasaan anak.
Ketika anak stres karena sesuatu, mudah untuk mengabaikan masalah yang tampaknya tidak membuat kita stres.
Sayangnya, praktik ini bisa membuat anak merasa malu karena memiliki emosi dan kecemasan.
Alih-alih mempermalukan emosi, akui mereka dan bicarakan perasaan anak secara terbuka.
Mengancam anak dengan cara ini membuat mereka merasa tidak diterima.
Seringkali merupakan ancaman kosong karena kita tidak mungkin mengusir anak dari rumah karena pelanggaran kecil.
Jika anak diintimidasi, mudah untuk mengatakan kepadanya untuk melawan.
Menurut sebuah artikel oleh CNN Internasional, mengajari anak-anak untuk membalas (baik secara fisik maupun metaforis) hanya mengajarkan mereka untuk menggunakan kekerasan alih-alih penyelesaian masalah yang tenang dan logis.
Memaksakan harapan yang mungkin tidak sesuai dengan minat dan bakat anak bisa membuatnya merasa tidak diterima apa adanya.
Meskipun menyatakan rasa kecewa adalah hal wajar, tanpa memberikan konteks atau solusi, anak bisa merasa tidak berharga.
Tentu, seorang Ayah mungkin kewalahan di tempat kerja, tetapi ketika anak-anak ingin menghabiskan waktu bersama atau bahkan mengajukan pertanyaan PR sekolah, Ayah harus membiasakan diri untuk tidak mengucapkan frasa ini.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.
Baca Juga: 6 Cara Berbakti kepada Orang Tua yang Sudah Meninggal Menurut Islam