Informasi itu pun Ia sampaikan ke Wali Kota, Ibnu Sina. Sehingga proses rehabilitasi Langgar Hinduan dikerjakan secara hati-hati.
"Menurut keterangan beliau (Wali Kota) ada empat meriam. Dua sudah dapat, dan satunya kemungkinan disini (teras Langgar AL Hinduan). Makanya dipanggil arkeolog untuk meneliti," pungkasnya.
Diluar keberadaan benda bersejarah itu, Ia merasa bersyukur Langgar AL Hinduan bisa direhabilitasi total oleh Pemko.
Mengingat, bangunan yang dulunya pernah dijadikan tempat Muktamar NU pertama di Kalsel itu, sudah tidak representatif.
"Lantainya tampak miring dan kalau air pasang lantainya terendam. Kami juga sudah pernah meninggikan lantai sekitar 20 sentimeter," tutupnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina meminta terhadap para pekerja untuk berhati - hati dalam melakukan pekerjaan.
"Jadi harus pelan - pelan dipindah dulu, nanti akan dipasang lagi," ujarnya,
Pengerjaan yang digagas Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata itu senilai Rp1,4 miliar rupiah dan dikerjakan selama 150 hari kerja itu, ditarget selesai pada Desember mendatang.
Apalagi kata Ibnu di kawasan tersebut akan direncanakan sebagai museum dan monumen cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Terlebih langgar atau musala tersebut tercatat di PBNU pusat di tahun 1936 dilaksanakan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 11. Yaitu Muktamar pertama digelar sebelum kemerdekaan.
Hasil dari Muktamar tersebut sangat monumental dikarenakan terkait dengan prinsip - prinsip berbangsa dan bernegara.
"Terkait dengan cita - cita negara yang akan didirikan nantinya. Ini langgar bersejarah sebetulnya. Bersejarah dalam merumuskan dasar negara," ucapnya.
Untuk itu, tambahnya perlu dilindungi dan dilestarikan nilai sejarahnya dengan merehabilitasi tanpa mengubah bangunan asli.
"Mudah-mudahan dengan direnovasi ini bisa tetap melestarikan," tuntasnya.
Baca Juga: Potensi Kecil pun Ditarik! Baliho Bacaleg di Banjarmasin Bakal Kena Pajak