Banjarmasin, Sonora.ID - Pemko Banjarmasin melakukan rehabilitasi bangunan bersejarah dan penataan kawasan yang ada di sekitar Siring Piere Tendean. Yakni Langgar AL-Hinduan 1937.
Berdasarkan pantauan Smart FM Banjarmasin, Rabu (16/8), tampak satu unit Eskavator sedang bekerja membongkar bangunan awal.
Hampir 80 persen bangunan pun rata dengan tanah. Namun ada satu bagian, yang belum dibongkar oleh pekerja di lapangan. Yakni teras Langgar.
Usut punya usut, bagian tersebut ternyata sengaja disisakan karena diduga tersembunyi benda sejarah di bawah teras.
Menurut keterangan Abdurrahim, pengurus sekaligus imam di Langgar Hinduan, di bawah teras Langgar terdapat satu buah meriam.
Awalnya, benda itu terlihat saat proses rehab kecil bangunan 2012 lalu.
"Di bagian muka kelihatan besi besar. Diperkirakan itu adalah meriam. Tertanam di dalam tanah," ucap pria yang akrab disapa Guru Ahim itu, saat ditemui Smart FM Banjarmasin di kediamannya.
Ia membeberkan, pada saat itu pihaknya pun tidak berani memindah atau mengeluarkan benda itu. Hingga akhirnya benda itu ditimbun dengan bangunan baru.
"Kita tidak berani mengeluarkan. Karena posisinya miring jalan. Takutnya, membuat jalan amblas. Jadi kita biarkan saja," jelas pria 51 tahun itu.
Baca Juga: Di Harjad ke-73, Gubernur Kalsel Banggakan Pembangunan Jalan Lintas Tengah Banjarbaru dan Batulicin
Informasi itu pun Ia sampaikan ke Wali Kota, Ibnu Sina. Sehingga proses rehabilitasi Langgar Hinduan dikerjakan secara hati-hati.
"Menurut keterangan beliau (Wali Kota) ada empat meriam. Dua sudah dapat, dan satunya kemungkinan disini (teras Langgar AL Hinduan). Makanya dipanggil arkeolog untuk meneliti," pungkasnya.
Diluar keberadaan benda bersejarah itu, Ia merasa bersyukur Langgar AL Hinduan bisa direhabilitasi total oleh Pemko.
Mengingat, bangunan yang dulunya pernah dijadikan tempat Muktamar NU pertama di Kalsel itu, sudah tidak representatif.
"Lantainya tampak miring dan kalau air pasang lantainya terendam. Kami juga sudah pernah meninggikan lantai sekitar 20 sentimeter," tutupnya.
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina meminta terhadap para pekerja untuk berhati - hati dalam melakukan pekerjaan.
"Jadi harus pelan - pelan dipindah dulu, nanti akan dipasang lagi," ujarnya,
Pengerjaan yang digagas Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata itu senilai Rp1,4 miliar rupiah dan dikerjakan selama 150 hari kerja itu, ditarget selesai pada Desember mendatang.
Apalagi kata Ibnu di kawasan tersebut akan direncanakan sebagai museum dan monumen cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Terlebih langgar atau musala tersebut tercatat di PBNU pusat di tahun 1936 dilaksanakan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 11. Yaitu Muktamar pertama digelar sebelum kemerdekaan.
Hasil dari Muktamar tersebut sangat monumental dikarenakan terkait dengan prinsip - prinsip berbangsa dan bernegara.
"Terkait dengan cita - cita negara yang akan didirikan nantinya. Ini langgar bersejarah sebetulnya. Bersejarah dalam merumuskan dasar negara," ucapnya.
Untuk itu, tambahnya perlu dilindungi dan dilestarikan nilai sejarahnya dengan merehabilitasi tanpa mengubah bangunan asli.
"Mudah-mudahan dengan direnovasi ini bisa tetap melestarikan," tuntasnya.
Baca Juga: Potensi Kecil pun Ditarik! Baliho Bacaleg di Banjarmasin Bakal Kena Pajak