Sonora.ID - Kimia hijau merupakan sebutan dari bahan kimia yang ramah lingkungan karena memiliki prinsip keberlangsungan untuk menjaga lingkungan.
Pengertian kimia hijau adalah desain produk dan proses kimia yang mengurangi atau menghilangkan pembentukan zat berbahaya.
Dilansir dari situs Byjus, kimia hijau adalah bidang kimia yang berhubungan dengan desain dan optimalisasi proses serta produk, untuk menurunkan atau menghilangkan sama sekali produksi dan atau penggunaan zat beracun.
Tujuan Kimia Hijau
Melansir Science Direct, berikut adalah deretan tujuan diadakannya kimia hijau untuk menjaga lingkungan tetap sehat.
Baca Juga: 10 Contoh Soal Molalitas dan Pembahasannya dalam Konsep Kimia
1. Memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan lebih baik untuk pengembangan proses kimia.
2. Mengurangi limbah yang dihasilkan dalam persiapan atau penanganan bahan kimia apa pun.
3. Bahan harus disiapkan melalui proses yang lebih baik yang mengurangi dampak yang tidak diinginkan terhadap lingkungan.
4. Ganti reagen dan produk beracun dengan produk lain yang memiliki sifat dan aplikasi yang sama namun memiliki dampak yang lebih kecil terhadap lingkungan.
5. Mengurangi energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan zat yang diinginkan, baik dengan menggunakan proses yang lebih cepat atau dengan menggunakan energi terbarukan yang memerlukan biaya energi lebih rendah dengan efisiensi yang sama.
6. Mengurangi toksisitas atau bahaya umum untuk suatu zat senyawa tertentu dan senyawa itu sendiri.
7. Mengurangi biaya dengan menghilangkan segala manipulasi yang tidak diperlukan dan mengurangi waktu yang dihabiskan dalam pembuatan suatu bahan.
8. Mendorong semua tindakan yang diperlukan untuk menggunakan bahan kimia yang kompatibel dengan pembangunan berkelanjutan.
12 Prinsip Kimia Hijau
Berikut 12 prinsip kimia hijau untuk mendukung tujuan meminimalkan pengaruh bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan:
Baca Juga: 10 Contoh Soal Molalitas dan Pembahasannya dalam Konsep Kimia
1. Mengurangi limbah
Dalam kimia hijau diutamakan mencegah atau meminimalkan terbentuknya limbah, ketimbang menanggulangi atau membersihkannya.
2. Memaksimalkan nilai ekonomi
Prinsip ini mengusahakan pengurangan limbah di level molekul melalui pemaksimalan jumlah atom dari semua pereaksi menjadi produk akhir.
3. Minim sintetik yang berbahaya
Prinsip ini dilakukan dengan mendesain reaksi kimia dan rute sintesis seaman mungkin, serta mempertimbangkan semua bahan berbahaya selama reaksi berlangsung hingga ke limbahnya.
4. Melibatkan bahan kimia yang aman
Saat memilih bahan kimia dilakukan proses prediksi dan eveluasi aspek yang meliputi sifat kimia, toksisitas, dan lingkungan.
5. Menggunakan pelarut dan kondisi reaksi yang lebih aman
Dalam proses kimia digunakan pelarut paling aman dan meminimalkan jumlahnya agar persentase limbah tidak besar.
Baca Juga: 4 Penyebab Ketiak Hitam setelah Menggunakan Deodoran
6. Mendesain efisiensi energi
Prinsip ini memilih jalan reaksi kimia paling kecil energinya yaitu dengan menghindari pemanasan dan pendinginan, serta tekanan dan kondisi vakum.
7. Menggunakan bahan baku terbarukan
Bahan baku terbarukan cenderung lebih minimal dalam risiko kerusakan lingkungan.
8. Mengurangi bahan turunan kimia
Pengurangan bahan kimia turunan berguna untuk mengurangi tahapan reaksi, tambahan bahan kimia, dan produksi limbah.
9. Menggunakan katalis untuk efektivitas
Pemakaian katalis bisa meningkatkan selektivitas, serta pengurangan limbah, waktu reaksi, dan energi pada suatu reaksi.
10. Mendesain bahan kimia dan produk
Bahan kimia yang dipakai haruslah mudah terurai dan tidak terakumulasi di lingkungan.
11. Mencegah polusi
Metode analisis secara real time dapat mencegah pembentukan bahan berbahaya untuk lingkungan
12. Mencegah potensi kecelakaan
Pemilihan bahan kimia yang dipakai untuk reaksi kimia mesti sesuai prosedur untuk menghindari kecelakaan.