Kepulauan Riau, Sonora.ID - Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman didampingi sejumlah Kepala OPD Pemprov belum lama ini melakukan kunjungan kerja di Tanjung Pinang, Provinsi Kepualauan Riau.
Dalam kunjungan tersebut, Andi Sudirman bersama rombongan melihat langsung program Carbon Trading melalui pelestarian hutan mangrove.
Dikutip dari situs lindungihutan.com, perdagangan karbon atau carbon trading adalah aktivitas jual-beli sertifikat yang dilakukan antar negara-negara dalam rangka menurunkan tingkat emisi karbon dengan melakukan kegiatan mitigasi perubahan iklim.
Di Kepulauan Riau sendiri, sejumlah pengusaha asal Jepang yang bernaung di bawah payung YL Invest Co. Ltd. menjadikan tambak udang milik Kelompok Tani Kharisma Bintan di Sei Tiram sebagai role model pengembangan tambak udang dengan sistem silvofishery.
Model silvofishery yakni mempertahankan vegetasi mangrove seluas 60 persen dan area kosong yang dijadikan kolam untuk budidaya udang dan ikan bandeng seluas 40 persen.
Areal tambak udang dan ikan bandeng yang dikelola kelompok tersebut mencapai 100 hektar.
"Kita berharap setelah berkunjung di sini, kita juga dapat melakukan hal yang sama di Sulsel, agar mampu mensejahterakan petani tambak dan tetap menjaga kelestarian lingkungan," kata Andi Sudirman.
Ia lantas menugaskan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel melakukan hal yang sama dengan kerjasama deposit karbon.
Melalui optimalisasi tambak-tambak milik Pemprov sebagai pilot project.
Ia juga meminta DKP menawarkan 2,5 juta pohon mangrove yang sudah ditanam Pemprov untuk dikerjasamakan dalam program carbon trading agar menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD).
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulsel, Muhammad Ilyas menyampaikan, hutan mangrove yang dikunjungi ini telah mendatangkan penghasilan melalui perdagangan karbon.
Hutan mangrove seluas 100 hektar tersebut dikelola oleh Ady Indra Pawennari bekerja sama dengan buyer asal Jepang.
Tak tanggung-tanggung, Ady Indra mendapatkan bayaran fantastis yakni Rp1 miliar per tahun dari hasil carbon trading.
"Beliau memanfaatkan tambaknya dengan menanam mangrove dan kemudian menjual karbon deposit ke buyer Jepang," sebut Ilyas.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.