Perpusnas: Gen Z Berperan Penting Dalam Budaya Literasi.

29 Agustus 2023 15:04 WIB
Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan dengan tema “LITERASI MERDEKA : Membaca Keren, Menulis Ngetren (Peran Literasi Bagi Gen Z Menuju Indonesia Emas Tahun 2045” di auditorium Gedung Perpustakaan Kota Bogor Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Selasa (29/8/2023).
Kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan dengan tema “LITERASI MERDEKA : Membaca Keren, Menulis Ngetren (Peran Literasi Bagi Gen Z Menuju Indonesia Emas Tahun 2045” di auditorium Gedung Perpustakaan Kota Bogor Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Selasa (29/8/2023). ( Dok Perpusnas)

Bogor, Sonora.Id - Perpustakaan Nasional RI berperan aktif mendukung pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk mendorong pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan hidup atau Sustainable Development Goals (SDGs).

Sebagai salah satu upaya penguatan budaya literasi, Perpustakaan Nasional bekerja sama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Bogor menyelenggarakan kegiatan Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat untuk Kesejahteraan dengan tema “LITERASI MERDEKA : Membaca Keren, Menulis Ngetren (Peran Literasi Bagi Gen Z Menuju Indonesia Emas Tahun 2045” di auditorium Gedung Perpustakaan Kota Bogor Jalan Kapten Muslihat, Kota Bogor, Selasa (29/8/2023).

Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim mengatakan, Indonesia membutuhkan banyak terobosb dan inovasi untuk menjadi sebuah negara maju. "Banyak karya besar bangsa ini yang dimanfaatkan dunia. Tak sedikit pula yang terdokumentasikan, baik yang tertulis maupun lainnya," ujarnya.

Menurut Dedie, masyarakat seharusnya bersyukur karena diberikan keberkahan yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Iapun berharap khususnya kepada generasi milenial agar bisa membawa perubahan bagi bangsa ke arah lebih baik lagi.

Untuk itu, sambung Dedie, sangat penting untuk mencontoh dari bangsa lain untuk menuju Indonesia maju di mas akan datang. "Belajarlah dari Korea Selatan. Dimana pada 1975 menjadi negara termiskin di Asia. Berbarengan dengan kita. Tapi kini, mereka jauh meninggalkan Indonesia."

"Apa kuncinya? Ternyata Korea Selatan mulai melakukan studi banding dan studi literasi ke negara lain yang lebih maju. Dari kebiasaan membaca, timbul ide baru, inovasi untuk menjadi maju."

"Contohnya di bidang olahraga. Korea Selatan mewujudkan mimpi untuk menyelenggarakan Olimpiade. Hal itu menjadi kenyataan pada tahun 1988 silam," imbuh mantan Direktur KPK itu.

Sembari menambahkan langkah lain yang dilakukan bangsa Korea untuk menjadi maju adalah dengan membersihkan sungai dari sampah. Cintai alam dengan menanam pohon. "Kebersihan bisa diwujudkan dalam berbagai hal. Bersih diri, bersih hati, termasuk bersih dari tindak pidana korupsi. Karena perbuatan itu sama saja mencerminkan perilaku kotor," ucap Dedie.

Sementara itu, Kepala Perpusnas RI Muhammad Syarif Bando menyebut, Korea Selatan bisa menjadi negara maju karena satu hal. Yakni melek literasi.

Berdasarkan buku yang akan dipakai UNESCO pada 2025 mendatang. Korea Selatan masuk ke dalam sepuluh besar negara maju. Enam diantaranya berasal dari Asia. Lima dari kawasan Asia Timur seperti Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, Hong Kong dan China Taipei. Serta satu dari Asia Tenggara yakni Singapura.

"Kenapa Singapura masuk? Padahal mereka tidak punya sumber daya alam. Bukan juga negara besar seperti Indonesia. Faktornya ada pada warga negaranya (melek literasi)," ujarnya.

Untuk itulah peran perpustakaan dibutuhkan. Bukan lagi hanya menyediakan buku bacaan saja. "Pada 2016 lalu, kami menciptakan teori tentang pustakawan, dan dunia harus belajar ke Indonesia. Yakni 10 persen melakukan manajamen terhadap koleksi, 20 persen manajemen ilmu pengetahuan, dam 70 persen transfer ilmu."

"Perpustakaan tidak boleh menjadi menara gading. Tapi harus melibatkan peran serta masyarakat. Percuma punya berjuta-juta buku, tapi tidak tahu apa yang dibutuhkan masyarakat," beber Kepala Perpusnas.

Kaitannya dengan PILM di Kota Bogor, Syarif mengapresiasi program yang dimiliki Perpustakaan Kota Bogor saat ini. Keberadaan gedung baru, menunjukkan komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk memberikan fasilitas kepada publik.

"Secara de facto, Bogor sudah menjadi ibu kota negara karena Presiden tinggal di sini," katanya.

Bogor, lanjut Syarif, memiliki sejarah dengan ilmu pengetahuan yang dibuktikan dengan keberadaan Kebun Raya Bogor (KRB), dan balai pustaka yang telah berusia ratusan tahun.

"Gagasan baru (Dinas Arsip dan Perpustakaan) Kota Bogor melibatkan masyarakat dengan beragam program menarik. Seperti menjadi kepala dinas sehari bagi generasi Z dan lain sebagainya," tukas Syarif.

Hadir pula sebagai pembicara Penulis Buku Trinity dan Influencer/Pegiat Literasi Eka Ardhinie. Dimoderatori oleh Visual Storyteller Moch. Rizky Candiaz, talk show berjalan menarik.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm