Semarang, Sonora.ID - Organisasi Profesi Kehumasan Indonesia (PERHUMAS) mengumumkan peluncuran hasil survey PERHUMAS Indicators, sebuah inovasi yang akan memberikan dampak positif bagi praktisi kehumasan dan komunikasi di Indonesia. Kegiatan ini dilakukan bersamaan dengan Konvensi Humas Indonesia (KHI) di Semarang, Jawa Tengah.
Ketua Umum PERHUMAS, Boy Kelana Soebroto, MCIPR, menjelaskan, "Dengan PERHUMAS Indicators, kami mengambil langkah penting dalam mengukur tingkat kepercayaan publik terhadap perusahaan swasta, BUMN, pemerintah, lembaga, serta tokoh publik di Indonesia. hasil riset komunikasi ini sebagai penentu keberhasilan keberlanjutan bisnis masa depan".
Untuk mencapai hal ini, kami telah merumuskan delapan (8) indikator utama dengan 26 sub indikator yang memberikan pandangan holistik dalam hal kepercayaan dan reputasi, sudut pandang yang penting dalam komunikasi."
“Secara umum tidak ada perbedaan kepercayaan yang significant terhadap Perusahaan BUMN, Perusahaan Swasta, maupun Lembaga Pemerintahan antara pekerja swasta maupun pekerja di lembaga pemerintahan” ungkap Boy.
Berdasarkan responden yang bekerja di pemerintahan, tidak ada perbedaan yang significant antara kepercayaan terhadap terhadap Perusahaan BUMN, Perusahaan Swasta, maupun Lembaga Pemerintahan . Nilai kepercayaan untuk perusahaan swasta, BUMN, dan Pemerintah secara berturut-turut yaitu 5,34, 5,13, dan 4,70. Berdasarkan pekerja swasta, tingkat kepercayaan terhadap Perusahaan Swasta significant lebih tinggi dibandingkan dengan kepercayaan terhadap BUMN maupun Lembaga Pemerintahan.
Hasil survey juga menunjukan, Seniman mendapatkan tingkat kepercayaan yang tinggi yakni 5,27/7,00. Kedua, tingkat kepercayaan terhadap para pemimpin agama dengan nilai 5,18/7,00, Selanjutnya, tokoh pemuda mendapat nilai tingkat kepercayaan 5,00/7,00, kemudian tokoh politik (4,23/7,00) dan tokoh masyarakat (3,46/7,00). Senada dengan hasil FGD yang melibatkan wawancara mendalam dengan narasumber kompeten dan kredibel, tokoh publik terutama yang banyak terkait dengan unsur politik memiliki kepercayaan yang rendah dari masyarakat.
Benny Butarbutar, Sekretaris Umum PERHUMAS selaku coordinator untuk PERHUMAS Indicator menambahkan “pelaksanaan riset PERHUMAS Indicators telah berlangsung sejak April 2023, melibatkan lebih dari seribu responden dari seluruh provinsi di Indonesia.
Keanekaragaman demografi telah diperhitungkan dalam survei ini, serta partisipasi dari berbagai instansi dan latar belakang untuk mencakup dimensi reputasi secara menyeluruh. Hasil riset ini mengungkap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tingkat kepercayaan publik, memberikan wawasan mendalam untuk memberikan rekomendasi yang solid”ungkap Benny.
Riset PERHUMAS Indicators juga menghasilkan delapan indicator yaitu : Performance Management Quality, Environmental Social Governance (ESG), Innovation, Leadership, Technology, People Management, Communication dan Crisis Management.
Salah satu indicator yaitu indikator ESG, tingkat kepercayaan terhadap perusahaan swasta sedikit lebih tinggi dibandingkan BUMN. Untuk perusahaan swasta, nilai tertinggi 5,06 pada sub-indikator Governance atau tata kelola dan yang terendah adalah Environmental atau Tanggung Jawab Sosial & Lingkungan (TJSL). Sebaliknya, untuk BUMN, sub-indikator dengan tingkat kepercayaan tertinggi adalah Environmental yaitu 4,81 dan yang terendah adalah Governance atau Tata Kelola 4,67.
Salah satu aspek penting yang ditekankan dalam hasil riset ini adalah perlunya peningkatan kapabilitas praktisi Humas dan Komunikasi di berbagai sektor. Terutama di sektor BUMN, perlunya memperkaya kompetensi yang berkaitan dengan indikator crisis management, mengingat globalisasi menciptakan ketidakpastian dan kompleksitas dalam bisnis. Di sektor swasta, pemahaman dan kemampuan dalam mengatasi isu terkait kesejahteraan karyawan yang berpotensi menimbulkan krisis juga menjadi hal yang penting.
"Kami berharap hasil riset ini dapat menginspirasi perubahan yang lebih baik untuk Indonesia. Kami ingin hasil riset ini menjadi landasan bagi berbagai sektor bisnis khususnya praktisi, korporasi, pemerintah, lembaga, dan semua yang terlibat dalam komunikasi strategis untuk mengambil keputusan yang lebih baik dan membangun reputasi yang kuat," kata Ketua Umum PERHUMAS, Boy Kelana.
PERHUMAS Indicators merupakan langkah pertama dalam upaya PERHUMAS untuk memberikan panduan bagi praktisi kehumasan di seluruh Indonesia. Organisasi ini berharap riset ini juga akan memberikan kontribusi penting dalam merancang undang-undang kehumasan, serta menjadikan aspek komunikasi sebagai faktor utama dalam kesuksesan suatu organisasi atau perusahaan di masa mendatang.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News