Maka dari itu Romo Anthonius menekankan kepada seluruh peserta untuk menyebarkan cinta kasih melalui media sosial.
“Paus Fransiskus mengingatkan kita, Kasih adalah bahasa yang dapat dipahami oleh semua orang, termasuk yang tidak memiliki agama. Oleh karena itu, dalam bermedia sosial, kasih tidak memandang agama, ras, atau latar belakang lainnya. Kasih adalah prinsip universal yang harus mengarahkan perilaku kita online” tambahnya dalam pembukaan acara Literasi Digital bersama KWI.
Romo Anthonius juga menambahkan dalam pidatonya di era informasi dan disinformasi yang melimpah, menjadi penjaga kebenaran sangatlah penting. Sebagai pengguna media sosial, kita memiliki tanggung jawab untuk memverifikasi informasi sebelum membagikannya.
“Saya mengutip dari Paus Benediktus XVI pernah mengatakan, Kebenaran itu sendiri tidak selalu populer, dan seringkali benar bukan yang paling mudah atau nyaman.” tegasnya.
Para narasumber juga mengajak untuk meningkatkan kesadaran tentang potensi bahaya media sosial.
Edukasi tentang bagaimana mengenali berita palsu (hoaks), menghindari perundungan daring, dan melindungi privasi pribadi sangat penting. Selain itu, acara hari ini juga menekankan pentingnya dialog antar agama dalam ruang media sosial.
Membangun pemahaman dan toleransi antar agama di platform online adalah langkah kunci dalam menciptakan harmoni sosial.
Talkshow Literasi Digital bersama Konferensi Waligereja Indonesia merupakan salah satu rangkaian kegiatan Indonesia Makin Cakap Digital (IMCD) 2023 dengan target 50 juta orang mendapatkan literasi digital hingga tahun 2024.