“Semoga dua monolog ini bisa dipentaskan ke Negara lainnya, yang ingin mengenal sejarah Indonesia secara lebih lengkap”, tutur Wawan.
Disisi lain, dukungan pun diberikan dari beberapa pihak di dalam negeri. Komisioner Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang, menyebut isu kekerasan seksual yang diangkat dalam pementasan monolog ini dapat menjadi media sosialisasi tentang pentingnya pemahaman dan pencegahan kekerasan seksual di tanah air.
Karena menurutnya, semakin banyak orang yang mengenali bentuk-bentuk kekerasan seksual, maka akan semakin masif pula upaya pencegahan yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 61: Besaran Insentif, Syarat Daftar, dan Cara Mendaftar
“Sekaligus, kita bisa memberikan dukungan terhadap korban. Terutama pemulihan dari trauma yang dialami oleh korban,” jelasnya.
Di kesempatan terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, juga sepakat bahwa pertunjukan seni monolog ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap kasus kekerasan seksual.
“Semoga karya seni dua menolong di mancanegara ini dapat lebih menyadarkan kita bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kebebasan, keadilan perlindungan, dan perdamaian,” tegas Bintang.