Sonora.ID - Lima negara Eropa masing-masing: Jerman, Swedia, Norwegia, Belanda, dan Perancis akan menjadi lokasi pentas monolog yang digagas oleh Regina Art Monologue Project.
Tur Eropa yang akan dilakukan ini sekaligus menyambung kesuksesan tur Meksiko dan Amerika Serikat pada awal tahun 2022.
Judul pementasan monolog Regina Art yang akan dipentaskan.
Pertama adalah monolog “Besok Atau Tidak Sama Sekali” yang ditampilkan Wawan Sofwan. Kedua, monolog “Cotton Candy” karya E.D.Jenura, yang ditampilkan oleh Joane Win.
Untuk judul pertama, akan diceritakan kisah mengenai perjuangan batin Presiden Pertama Indonesia sekaligus sang proklamator, Soekarno, sesaat sebelum proklamasi.
Baca Juga: BPKP Luncurkan Pelatihan dan Sertifikasi Manajemen Risiko Sektor Publik
Sementara, untuk karya Cotton Candy akan mengangkat isu tentang perjuangan korban kekerasan seksual dalam mengatasi traumanya.
“Dengan pementasan ini diharapkan penonton dapat mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. menghargai pendahulu bangsa serta ikut berpartisipasi dalam melawan tindak kekerasan seksual,” ujar Joane dalam konferensi pers dan diskusi di Flix, Ashta District 8, Jakarta, Selasa (26/9).
Dikesempatan yang sama, sutradara dan pemain dalam Regina Art Monologue Project, Wawan Sofwan menuturkan pertunjukan dua monolog ini nantinya akan menyasar penonton Diaspora Indonesia yang ada di kota-kota tempat pertunjukan berlangsung.
Namun, pihaknya juga akan menjaring ketertarikan masyarakat lokal, khususnya pada mereka yang tertarik tema yang diangkat dalam monolog maupun pada seni pertunjukan teater itu sendiri.
“Semoga dua monolog ini bisa dipentaskan ke Negara lainnya, yang ingin mengenal sejarah Indonesia secara lebih lengkap”, tutur Wawan.
Disisi lain, dukungan pun diberikan dari beberapa pihak di dalam negeri. Komisioner Komnas Perempuan, Veryanto Sitohang, menyebut isu kekerasan seksual yang diangkat dalam pementasan monolog ini dapat menjadi media sosialisasi tentang pentingnya pemahaman dan pencegahan kekerasan seksual di tanah air.
Karena menurutnya, semakin banyak orang yang mengenali bentuk-bentuk kekerasan seksual, maka akan semakin masif pula upaya pencegahan yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Kartu Prakerja Gelombang 61: Besaran Insentif, Syarat Daftar, dan Cara Mendaftar
“Sekaligus, kita bisa memberikan dukungan terhadap korban. Terutama pemulihan dari trauma yang dialami oleh korban,” jelasnya.
Di kesempatan terpisah, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, juga sepakat bahwa pertunjukan seni monolog ini bisa menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kepedulian terhadap kasus kekerasan seksual.
“Semoga karya seni dua menolong di mancanegara ini dapat lebih menyadarkan kita bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama untuk memperoleh kebebasan, keadilan perlindungan, dan perdamaian,” tegas Bintang.