“Kami sekeluarga juga belum mengetahui pastinya kapan akan diminta untuk pindah,” tambahnya.
Sentot juga berkata bahwa ia berharap akan mendapatkan waktu yang cukup untuknya dan keluarga mencari rumah baru yang akan dihuninya.
“Mungkin dalam dua minggu, atau juga bisa saja lebih lama. Rumah kan bukan sesuatu yang bisa dibeli dengan mudah, jadi jika diberikan waktu yang lama akan lebih realistis,” ucapnya.
Sentot juga berkata sebenernya ia juga tidak ingin terlibat dalam proyek ini. Namun, Sentot dan keluarga tetap menerima kenyataan dengan berat hati.
“Saya sendiri tidak bisa berbuat banyak. Kalau saya bisa memilih, mungkin saya tidak ingin terlibat dalam proyek ini,” ucapnya.
Baca Juga: Truk Muatan Es Hantam Gerobak Bakso di Sragen, Satu Korban Tewas
Sentot juga berkata bahwa walaupun kompensasi yang diterima ia dan keluarganya cukup besar, ia masih merasa bahwa uang itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Kendati kemudian, Sentot tetap merasa bersyukur atas kompensasi yang diberikan.
Sentot yang merupakan satu-satunya kepala Keluarga (KK) di dalam sertifikat rumahnya yang saat ini hanya mengandalkan sebuah warung sebagai sumber penghasilan utamanya.
“Iya, saya pengangguran. Saya mencari nafkah dari warung dan bantuan teman-teman,” ucapnya.
Penulis: Naila Suci