Baca Juga: 7 Cara Mengusir Laron Tanpa Harus Mematikan Lampu, Bisa Pakai Wadah Air!
2. Suhu makanan
Semakin tinggi suhu makanan yang ada di dalam wadah styrofoam, semakin besar kemungkinan zat styrene berpindah ke dalam makanan.
Oleh karena itu, disarankan untuk tidak menggunakan styrofoam saat memanaskan makanan atau saat menyimpan makanan dalam suhu panas.
3. Lama kontak dengan makanan
Semakin lama makanan disimpan dalam styrofoam, semakin meningkat risiko berdampak negatif pada kesehatan Anda.
Meskipun demikian, WHO menyatakan bahwa styrene tidak akan menjadi ancaman bagi kesehatan jika konsentrasinya dalam tubuh tidak melebihi 5000 ppm.
Sementara itu, kemasan makanan atau styrofoam yang sering digunakan untuk menyimpan makanan hanya melepaskan styrene dalam jumlah sekitar 0,05 ppm.
Oleh karena itu, Badan Pengawasan Obat Indonesia menyatakan bahwa penggunaan styrofoam untuk makanan dianggap aman.
Gangguan kesehatan apa saja yang bisa terjadi akibat adanya kontaminasi zat styrene? Risiko styrofoam berasal dari kemungkinan transfer zat kimia dari styrofoam ke dalam makanan Anda. Beberapa dampak yang mungkin timbul jika terjadi transfer tersebut adalah: