Solo, Sonora.ID – Akibat dari kemarau panjang, warga Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali mengaku mengalami krisis air bersih.
Daerah yang merasakan krisis air di Kecamatan Wonosegoro adalah Dukuh Bodeh dan Desa Guwo. Warga kedua daerah tersebut mengaku kekurangan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Kondisi kekeringan yang ada di Boyolali ini dibenarkan oleh Pemerintah Kabupaten Boyolali yang sudah menerbitkan Surat Keputusan Bupati Boyolali yang menetapkan status siaga darurat bencana kekeringan.
Kebutuhan air ini dirasa sangat penting karena air biasanya digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mandi, memasak, atau mencuci.
Salah satu warga Dukuh Rempelas, Nurcholis, mengaku bahwa sudah ada beberapa bantuan dari pemerintah dan komunitas yang memberikan air bersih.
“Akhir-akhir ini sudah ada bantuan air bersih dari komunitas atau pihak pemerintah, seperti komunitas bus, dari Banser, dan juga dari BPBD Boyolali,” jelasnya.
Warga di Kecamatan Wonosegoro mengatakan bahwa mereka perlu berjalan ke dalam hutam sejauh 2 kilometer untuk mengambil air sebelum mendapatkan bantuan.
Sumber mata air yang ada di dalam hutan juga tidak terlalu besar dan tidak cukup untuk dialirkan ke rumah warga.
“Di hutan ada sumber air, tapi jaraknya 2 kilometer. Kalau dialirkan ke rumah warga juga jadi kecil,” jelasnya.
Baca Juga: M Riyadi Kiper Persis Siap Bersaing Dengan Kiper Asal Yunani
Nurcholis juga berharap bahwa pemerintah tidak hanya memberikan air bersih, tetapi juga membuatkan sumur bor.
“Kami berharap agar pemerintah tidak hanya memberikan air bersih, tetapi juga sumur bor yang kami berharap dapat membantu warga Wonosegoro,” tambahnya.
Marno, Kadus di Desa Bodeh, mengatakan bahwa sudah ada beberapa pihak yang memberikan bantuan air bersih, seperti dari PMI dan BPBD.
Muh Aziz Nugroho, Staf Humas PMI Boyolali, menjelaskan bahwa penyaluran air bersih dari pihak PMI berlangsung selama dua hari, yaitu dari 26-27 September 2023.
“PMI Kabupaten Boyolali menyalurkan bantuan di dua Kecamatan di Kabupaten Boyolali yang mengalami krisis air di antaranya di Kecamatan Wonosegoro di Dukuh Ngumul. Proses ini berlangsung selama dua hari,” ucapnya.
PMI menyiapkan dua unit mobil tangka yang berkapasitas 5.000 liter dan 4.000 liter untuk keperluan penyaluran air bersih di Kecamatan Wonogiri.
Sedangkan dari pihak BPBD juga menyalurkan air bersih untuk warga Kecamatan Wonosegoro.
Penyaluran air ini berlangsung pada Selasa (08/08/2023) lalu. Sebanyak 14 tangk dikirim ke empat kecamatan yakni Kecamatan Tamansari, Wonosamodro, Wonosegoro, dan Kemusu.
Warga yang mendapatkan bantuan air bersih ini tentunya mengaku sangat senang dan bersyukur atas bantuan yang diberikan kepada mereka.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-17, Pedagang Shelter Manahan Minta Kompensasi
Penulis: Naila Suci