Sonora.ID - Simak ulasan materi tentang bagaimana proses terbentuknya bumi menurut lima teori berbeda.
Pembentukan bumi sudah terjadi sejak miliaran tahun lalu.
Bumi sebagai salah satu planet dalam tata surya tidak diam, melainkan mengalami perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya.
Oleh sebab itu, proses terbentuknya bumi tak bisa dilepaskan dari proses terbentuknya tata surya kita.
Permukaan bumi juga dibentuk akibat peristiwa tektonik, seperti vulkanisme, gempa bumi hingga jatuhnya meteor.
Baca Juga: 6 Unsur-unsur Cuaca dan Iklim, Materi Pelajaran Geografi
Bagaimana Proses Terbentuknya Bumi?
Dikutip dari buku Siswa Sejarah Indonesia SMA/MA kelas 10, ada beberapa teori yang melandasi proses pembentukan bumi, yaitu:
1. Teori Kabut (Nebula)
Teori kabut (nebula) dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere De Laplace (1796) sehingga disebut Teori Kabut Kant-Laplace.
Dalam teori ini disebutkan bahwa di jagat raya terdapat gas yang berkumpul menjadi kabut (nebula).
Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat.
Kemudian materi kabut di bagian khatulistiwa akan terlempar memisah dan memadah akibat adanya pendinginan.
Teori kabut terbagi menjadi beberapa tahapan:
2. Teori Planetisimal
Proses pembentukan bumi menurut teori Planetisimal dikemukakan oleh ahli astronomi Amerika Forest Ray Moulton dan rekannya, ahli geologi bernama Thomas C. Chamberlain pada awal abad ke-20.
Teori ini mengemukakan bahwa matahari terdiri dari massa gas bermassa besar.
Pada suatu saat melintas bintang lain dengan ukuran hampir sama dengan matahari, bintang tersebut melintas begitu dekat sehingga hampir terjadi tabrakan.
Karena dekat dengan lintasan, pengaruh gaya gravitasi antara dua bintang ini mengakibatkan tertariknya gas dan materi ringan pada bagian tepi.
Karena pengaruh gaya gravitasi tersebut, sebagian materi terlempar meninggalkan permukaan matahari dan bintang.
Materi-materi yang terlempar ini kemudian mulai menyusut dan membentuk gumpalan-gumpalan yang disebut planetisimal.
Planetisimal kemudian menjadi dingin dan padat dan akhirnya membentuk planet-planet yang mengelilingi matahari.
3. Teori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori ini disampaikan pada tahun 1918 oleh James Jeans dan Harold Jeffreys.
Teori ini meyakini bahwa ada sebuah bintang besar yang mendekati matahari dalam jarak pendek sehingga mengakibatkan terjadinya pasang surut pada mathari.]
Proses ini disebabkan kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke bumi.
Namun jika sebuah bintang bermassa hampir sama dengan matahari mendekat, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada matahari yang disebabkan oleh gaya tarik bintang.
Gunung-gunung ini akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar besar dan merentang ke arah bintang besar tersebut.
Dalam lidah panas terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda yang disebut planet.
Planet ini akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami pendinginan.
Pada planet besar seperti Jupiter dan Saturnus, proses pendinginan akan berjalan lambat.
Adapun pada planet-planet kecil seperti bumi akan mengalami pendinginan relatif lebih cepat.
4. Teori Bintang Kembar
Teori ini disampaikan oleh ahli astronomi R.A Lyttleton.
Dalam teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar.
Di mana salah satu bintang meledak sehingga banyak material terlempar.
Karena bintang yang tidak meledak memiliki gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintangnya mengelilingin bintang yang tidak meledak itu.
Bintang yang tidak meledak itu sekarang disebut matahari.
Sementara bintang yang pecah adalah planet-planet yang mengelilinginya.
5. Teori Big Bang
Proses terbentuknya bumi juga dikemukakan oleh teori Big Bang.
Dalam teori ini, proses pembentukan bumi sudah terjadi dari puluhan milyar tahun lalu.
Awalnya, terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya.
Putaran tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa.
Nantinya gumpalan ini akan meledak di luar angkasa dna membentuk galaksi dan nebula-nebula
Selama hangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya.
Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar akan mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat.
Kemudian gumpalan-gumpalan ini akan membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.
Demikian ulasan tentang bagaimana proses terbentuknya bumi menurut 5 teori. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News