Sonora.ID - Artikel ini akan membahas terkait doa kafaratul majelis tulisan Arab, latin, dan artinya beserta keutamaan membacanya.
Doa karafatul majelis ini adalah doa yang yang dibaca ketika selesai mengikuti majelis seperti pengajian, kegiatan belajar-mengajar, dan lain-lain.
Beberapa orang ada pula yang menyebut doa ini sebagai doa penutup majelis.
Bukan tanpa dasar, doa ini juga disebutkan dalam hadits yang disampaikan Rasulullah SAW.
Baca Juga: Doa Jumat Berkah, Baca Setiap Hari Jumat Agar Rezeki Lancar
Doa Kafaratul Majelis
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, bacaan doa kafaratul masjid yakni sebagai berikut.
سُبْحانَكَ اللَّهُمَّ وبِحَمْدِكَ أشْهَدُ أنْ لا إِلهَ إِلاَّ أنْتَ أسْتَغْفِرُكَ وأتُوبُ إِلَيْكَ
Latin: Subhânakallâhumma wa bihamdika asyhadu an-lâilâha illâ anta astaghfiruka wa atûbu ilaik.
Artinya: “Maha Suci Engkau, ya Allah. Segala sanjungan untuk-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”
Keutamaan Membaca Doa Kafaratul Masjid
Rasulullah SAW menganjurkan kita sebagai umatnya untuk membaca sebuah doa bukan tanpa alasan atau tujuan.
Keutamaan atau hikmah utama membaca doa kafaratul masjid yakni diampuninya dosa yang dilakukan saat mengikuti majelis.
Hal ini didasarkan pada hadits shahih riwayat At-Tirmidzi seperti dikutip dari NU Online yang menjelaskan bahwa barang siapa yang membaca doa ini sebelum berdiri dari tempat duduknya, maka seluruh kesalahan yang dilakukan selama majelis tersebut diampuni.
Baca Juga: Bacaan Doa Saat Perjalanan Jauh Agar Diberi Keselamatan dan Kelancaran
Ada pula sabda lain dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah (RA):
“Barangsiapa yang duduk di suatu majelis lalu banyak senda guraunya (kalimat yang tidak bermanfaat untuk akhiranya), maka hendaklah ia mengucapkan sebelum bangun dari majelisnya itu, ‘Subhaanakallaahumma wa bihamdika, asyhadu al-laa ilaaha illaa anta, astaghfiruka, wa atuubu ilaik’.”
Artinya: “Mahasuci Engkau, wahai Allah, dan dengan memuji-Mu, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Engkau. Aku meminta ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu); kecuali diampuni baginya dosa-dosa selama di majelisnya itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3433).