Sonora.ID - Pseudobulbar affect sering kali melibatkan kejadian tangisan, sehingga seringkali disalahartikan sebagai depresi.
Perlu diketahui bahwa pseudobulbar affect cenderung bersifat singkat dalam durasinya, sementara depresi menyebabkan perasaan sedih yang berlangsung secara terus-menerus.
Individu yang mengalami depresi juga umumnya menghadapi gejala tambahan seperti gangguan tidur atau hilangnya nafsu makan.
Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa terkadang orang yang mengalami pseudobulbar affect juga dapat mengalami depresi sebagai kondisi tambahan.
Pseudobulbar affect adalah kondisi yang dicirikan oleh munculnya rasa secara tiba-tiba dari ekspresi emosi yang tidak terkendali, seperti tertawa dan menangis. Biasanya, kondisi ini terjadi pada individu dengan kondisi atau cedera neurologis tertentu yang dapat mempengaruhi cara otak mengatur emosi.
Jika Anda mengalaminya, Anda akan merasakan emosi seperti biasa, tetapi kadang-kadang akan mengungkapkannya dengan cara yang berlebihan.
Terutama, dalam rasa yang datang mendadak ini, Anda mungkin akan mengalami tawa atau tangisan yang tak terduga, yang bisa membuat orang di sekitar berpikir bahwa Anda sedang mengalami depresi. Namun, sebenarnya pseudobulbar affect adalah kondisi yang berbeda dari depresi. Lalu, apa perbedaannya?
Baca Juga: Kenali 6 Cara Menghadapi Teman yang Sedang Mengalami Depresi!
Pseudobulbar affect seringkali tidak terdeteksi atau disalahartikan sebagai gangguan suasana hati. Individu yang mengalami kondisi ini seringkali mengalami tertawa yang tidak terkendali sebagai tanggapan terhadap komentar yang dianggap lucu.
Mereka juga mungkin mengalami kombinasi tertawa dan menangis secara tiba-tiba dalam situasi yang orang lain anggap tidak lucu atau tidak menyedihkan. Reaksi emosional seperti ini biasanya mencerminkan perubahan dalam cara individu tersebut merespons emosi dibandingkan dengan respons emosional mereka sebelumnya.
Karena seringkali melibatkan tangisan, pseudobulbar affect sering kali disalahartikan sebagai depresi. Tetapi, pseudobulbar affect cenderung berlangsung dalam waktu singkat, sementara depresi menyebabkan perasaan sedih yang berkelanjutan.
Orang-orang yang mengalami depresi juga mengalami gejala tambahan seperti gangguan tidur atau hilangnya nafsu makan.
Meskipun begitu, terkadang individu yang mengidap pseudobulbar affect juga dapat mengalami depresi. Selain itu, kondisi ini biasanya terjadi pada individu dengan kondisi atau cedera neurologis, yang termasuk dalam kategori:
· Cedera otak traumatis
· Penyakit Parkinson
· Stroke
· Sclerosis lateral amiotrofik
· Penyakit alzeimer
· Cedera pada jalur neurologis yang mengatur ekspresi aksternal emosi
· Sclerosis multiple
Gejala yang parah bisa mengakibatkan perasaan malu, isolasi sosial, kecemasan, bahkan hingga depresi.
Kondisi ini dapat menghambat kemampuan individu yang mengalaminya dalam menjalani aktivitas sehari-hari dan bekerja, terutama jika mereka telah mengalami kondisi neurologis.
Baca Juga: 10 Ciri-ciri Orang Depresi Tanpa Disadari, Kamu Pernah Mengalaminya?