17 Puisi Pendek tentang Cinta yang Menyentuh Hati

24 Oktober 2023 23:45 WIB
Ilustrasi cinta
Ilustrasi cinta ( Pixabay)

Sonora.ID - Simak 17 puisi pendek tentang cinta yang menyentuh hati.

Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang berisi ungkapan dan perasaan penulisnya.

Bahasa dan kata-kata yang terdapat dalam puisi terikat dengan irama, rima, bait, dan larik.

Puisi umumnya menggambarkan emosi, suasana hati, kegelisahan, keresahan, dan kekaguman.

Topik puisi bermacam-macam, mulai dari keindahan alam, kehidupan, pengalaman, lingkungan, sosial, hingga percintaan.

Kali ini, Sonora merangkum 17 puisi pendek tentang cinta.

Baca Juga: 21 Puisi tentang Keindahan Alam yang Penuh Makna

1. Persemayaman Pusat Rasa
Karya: Avelin Mulyati

sengaja mengeja
memutus kalimat tanpa jeda
mengurai kata berakhiran tanda titik koma
menuliskan lagi puisi yang mulai kehilangan rimanya

2015

2. Aksara Mentari
Karya: Avelin Mulyati

kuhias aksaraku dengan sinar, layaknya sang bintang
agar ia mampu menarik hatimu: saat langit terpandang
namun, barulah kusadari
pada hari ini, kugantungkan aksaraku: di langit siang
saat tak satu pun bintang tampak bersinar – terlahap mentari

2015

3. Kontemplasi Perihal Kesendirian
Karya: Seniwati

Seketika, menderas aksara bisu
Dan, kau lebih bisu
Dengan seikat bunga
Yang kian layu
Musnahlah sudah
Lupakan kedamaian semu
Beserta isyarat segala pesonamu

Biarlah misteri batu nisan samar memanggil
Sebagaimana aku tak dapat menahan ingatan tentang kepal tangan orang-orang
Yang dikutuk parasmu menjadi genangan kolam
Mungkin, surga cemburu
Dan, mencuri dirimu dari pelukanku

4. Hujan Bulan November
Karya: Winna Wijayanti

Ini adalah saat yang paling ditunggu.
Hujan mengguyur Jogja yang lama
dengan panas gerah hingga kebosanan
di jalan raya

Harum tanah. Basah udara
Seperti penuh kebosanan matahari
Jadi keburu ingin bilang,
“Cinta lebih tenteram di keteduhan”

Daun-daun makin hijau, dan burung
terbang lebih tinggi karena sejuk langit

Apa yang mesti kukatakan kini, hujan
sudah datang, siang masih terasa pagi

Saat malam kembali, diri ingin sekali
larut dalam mimpi

5. Catatan Kecil
Karya: Warno

Catatan kecil berbuku sendu
Seakan golak terpaku
Meratap menatap nasib
Tak kuasa memandang gundah
Padahal, setia nyala berbahagia

Jengah terkesima
Pudar termakan waktu
Yang manis, yang retak, yang kelabu

Intisari telah terekam di sini
Suatu saat pasti dimengerti
Meski bukan hari ini

Pintaku, seberangi penghalang yang memadamkan
Pintaku, tunjuklah kebenaran seluas pandangan
– Demi erat hati dan kalbu

6. Samudra Air Mata
Karya: Fajar Setyawan

Di Pantai Ngobaran,
Di tepian selatan, di Lautan Hindia
Ketika sauh dilabuh, pundak menghimpit
Kapan jalan panjang ini berujung?
Kapan jalan ini bertepi?

Nun jauh di sana;
Di laut biru yang indah
Tak ada yang berubah,
Seperti diamnya jawabmu: atas tanyaku

7. Jika Kau Berkenan
Karya: Netraphim

Aku cukup bersamamu saja
dalam bias batas antara surga dan neraka

Aku cukup bersamamu saja
dalam nikmat libido kesementaraan

Aku cukup bersamamu saja
dalam persenggamaan gelombang kerinduan

8. Easther
Karya: Nisfanda Bella Vizta

Sempatkah terlintas namaku
Dalam ingatan batinmu
Dalam singkatnya takdir Tuhan?
Apakah kau dapat mekar dan berbunga sesuka hati?
Sementara diriku melayu dan mati

Padamkanlah apimu
Dalam kesaksian yang menyakitkan
Bersajaklah kau
Mekarmu adalah kemenangan
Ayunkanlah rohku
Jauh di angkasa
Menuju ruang tak tertuju

9. Jengah
Karya: Avelin Mulyati

sempatkah terucap namaku
pada bait drama melankolis
yang rumit
yang berderet
tegak berjaga
separuh menghujam
menekan busung dada
mengurung kau dan aku
menuju ruang hampa

siapa aku
siapa kamu
(kita) saling tak peduli

di sini
jengah
menunggu pagi
menepi
kau dan aku
takkan pernah mengerti

2020

10. Rapalan Digit Angka-Angka
Karya: Seniwati

melihat dunia
dengan cara tersendiri
menghafal tiap angka
yang tlah terlampaui
merasakan hilangnya angin
yang berganti kemarau gersang

orang bilang
waktu bisa membuat lupa segalanya:
penantian, kekecewaan, dan kemarahan

manusia selalu berdamai dengan kesedihan
meski mereka takkan pernah bisa melepaskannya

2015

11. Menantang Kesepian
Karya: Iwan Dwi Aprianto

Bukankah, setiap orang memikul kebenaran, seperti halnya Yesus memikul salibnya?
Bukankah, setiap orang memiliki bakat jatuh, seperti halnya jatuhnya Adam-Hawa dari nirwana?

Ayub memahami makna sakit, Yunus menghayati konyolnya keputusasaan, Ibrahim tahu apa yang musti dilawan dengan kapak, Musa ngerti ilmu sihir – dari zaman ular hingga industri

Adapun kita, merelakan diri jadi bahan tertawaan;
disingkirkan dan berusaha bertahan dari kesepian

2011

12. Samudra Senja
Karya: Nefrit Lazurit

Harus berapa lama lagi paduan rentetan burung samudera datang bersama buih-buih ombak Laut Selatan?
Harus berapa lama lagi mereka akan menyapaku – mencengkeram langit senja?
Namun, kesadaran akan keterbatasan-lah yang tlah membuat pintu hati rela mengikhlaskan.

2012

13. Gagak
Karya: Warno

hey gagak, yang berdiri tegak
betapa tegarnya engkau menghadapi gelap
terang sayapmu memudar
seiring tersingsingnya pongah fajar

entah mengapa
aku selalu merasa sedikit lega
saat bayangmu masih dapat kueja
meski kau tak lagi pernah nyata
di antara ayat-ayat semesta

2013

14. Setelah Seratus Empat Puluh Tiga Hari
Karya: Warno

dalam hitam puisiku, aku selalu menunggu:
– kedatanganmu.

2008

15. Philophobia
Karya: Avelin Mulyati

mungkin, philophobia ini akut: tak tersembuhkan
namun inikah potret dunia yang kutinggali?
atau, inikah perjalanan mimpi: ke mimpi
yang takkan pernah usai?

beri tahu aku, harus dari mana mulai kurajut mimpi yang tak sempat terjadi?
beri tahu aku, apa yang harus disyukuri saat hujan mata pisau mulai mengguyuri?

2010

16. Nostalgia
Karya: Lilik Joko Susilo

dinding kamar tak bertuan
baju, buku, sepatu; itu-itu saja
tak lagi memicingkan matanya
dari gambar maya, hingga eksistensi nyata
di tiap sudut, perasaan hampa seolah diizinkan bermukim:
– selamanya

semoga masih ada sisa waktu, buat sekadar nostalgia
karena, detiklah yang menghujam nyata
dan kenyataanlah, yang memutuskannya

2015

17. Antitesis Hujan Bulan Juni
Karya: Farid Stevy Asta

Tak ada yang lebih baik dari kopi yang diseduh dengan ketabahan. Dalam beberapa kejadian, pilihan untuk kalah dan bersalah menjadi lebih baik, daripada memaksakan untuk terus menang dan benar.

2016

Baca Juga: 30 Contoh Kalimat Warning dalam Bahasa Inggris Beserta Terjemahan

Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Sumbergramedia.com
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm