Cikarang, Sonora.Id - Sebelum munculnya COVID-19, pelanggan lebih suka membeli barang secara offline. Mereka merasa lebih nyaman datang langsung ke toko ketimbang membeli barang secara online.
"Mereka dapat memilih, melihat, merasakan, mencium, dan mencicipi apa yang ingin mereka beli dengan datang ke toko fisik. Munculnya teknologi digital telah memaksa kita untuk fokus pada mengeksplorasi dan mengembangkan tipe interaksi baru dalam setiap aspek kehidupan," ujar Naka Supriadi, mahasiswa President University dalam keterangan resmi, Jumat (27/10/2023).
Hal ini, lanjutnya juga telah mengubah strategi pemasaran untuk bisnis dan aktivitas transaksi. "Kita melihat peningkatan aktivitas pembelian online yang signifikan dan penurunan keterlibatan dunia nyata. Saluran online telah banyak membantu mengingat adanya pembatasan pertemuan. Konsumen kini menjadi lebih akrab dengan melakukan transaksi baik secara fisik maupun digital," urainya.
Kini, lanjutnya, perilaku belanja online telah bergabung dengan belanja secara langsung, dan konsumen selalu mencari pengalaman baru. Istilah "phygital" adalah kombinasi dari fisik dan digital.
Menurutnya, pemasaran phygital adalah konsep yang menggabungkan strategi fisik dengan aplikasi digital untuk menciptakan pengalaman pelanggan terbaik. Bisnis harus mampu menggunakan kedua saluran fisik dan digital untuk mendukung aktivitas pembelian mereka.
"Kondisi ini membuat pengalaman lebih bervariasi dan layanan lebih cepat dan berkualitas. Dalam hal ini, memiliki layanan multichannel, baik online maupun offline, sangat penting untuk strategi digital," ucapnya.
Naka menuturkan bahwa tujuan pemasaran Phygital adalah menciptakan komponen dari alat-alat digital seperti kecepatan, imersi, dan interaksi untuk memuaskan pelanggan yang menuntut, sangat terhubung, dan mencari kebutuhan mereka melalui berbagai saluran.
Baginya, kecepatan, pemasaran phygital seharusnya berfungsi untuk hal-hal yang terjadi pada saat itu juga; Imerse, pengalaman pengguna adalah bagian penting dalam strategi digital; Interaksi, pemasaran phygital mencakup aspek fisik dan emosional dari aktivitas pembelian.
Sementara manfaat pemasaran Phygital, Naka membagi sebagai berikut:
1. Menciptakan Pengalaman Tanpa Batas
Teknologi yang menggabungkan fisik dan digital harus memberikan manfaat segera bagi konsumen. Ini membawa pengalaman baru bagi konsumen dan menarik mereka untuk mencoba teknologi canggih. Pengalaman baru tersebut pertama-tama harus membantu mereka menyelesaikan masalah mereka dengan lebih baik dan lebih cepat.
2. Membuat Produk Menjadi Hidup
Dengan teknologi phygital, pelanggan dapat melihat dan mengalami produk dalam lingkungan dunia nyata. Ini memungkinkan mencoba atau menguji produk sesuai dengan tempat, selera, atau tubuh mereka tanpa perlu datang ke toko. Ini memberikan visualisasi hampir nyata tentang produk dalam kehidupan mereka dan pada diri mereka sendiri. Ini berlaku untuk pengalaman berbelanja yang diperkaya, seperti perabot atau mode.
3. Membantu Konsumen untuk Memutuskan
Konsumen dapat memeriksa dan mencoba produk secara digital, baik di toko maupun di rumah. Misalnya, produk kecantikan seperti warna atau ukuran yang paling cocok untuk mereka atau perabot yang sesuai dengan ruang mereka. Konsumen dapat mencoba produk dan memutuskan setelahnya. Ulasan dari konsumen lain membantu konsumen saat ini untuk membuat keputusan.
4. Pengalaman Merek yang Lebih Baik
Membantu konsumen berinteraksi dengan produk, mencocokkan, dan menggabungkan dengan mudah. Keranjang belanja virtual membantu konsumen berbelanja tanpa harus membawa barang-barang fisik. Lebih mudah untuk memperbarui ukuran, warna, dan menambahkan item lain. Konsumen dapat melakukan pembayaran dengan metode tanpa uang tunai.
5. Meningkatkan Peluang Menambah Penjualan
Teknologi yang menggabungkan bentuk fisik dan digital harus mengejutkan dan menggairahkan konsumen secara global. Pengalaman phygital menarik lebih banyak pelanggan. Kehadiran omnichannel yang kuat menghasilkan hasil keuangan yang lebih baik untuk bisnis.
Sedangkan contoh pemasaran Phygital menurut Naka sdalah substitusi digital, yakni penggantian digital menggantikan kemampuan TI tradisional dengan kemampuan teknologi terbaru. Ini adalah strategi untuk menggantikan kertas dengan perangkat digital, dan mengubah proses manual dengan sistem digital untuk menyederhanakan biaya dan produktivitas operasional. Penggantian digital umumnya diterapkan dalam strategi pemasaran untuk mempersingkat proses bagi pelanggan dan pemasar. Penggantian digital termasuk kode QR, e-commerce, dan produk RFID. Contoh teknologi ini adalah pemindaian kode QR untuk pemesanan menu oleh Easyeat.
"Augmented Reality (AR) adalah teknologi yang membawa produk secara digital ke lingkungan nyata pengguna, fitur-fiturnya meliputi optik transparan dan lingkungan yang dapat dilihat yang dapat digunakan oleh pengguna dalam lingkungan mereka dan pada diri mereka sendiri. AR umumnya digunakan dalam strategi pemasaran untuk merek. Pengalaman menggunakan augmented reality untuk pemasaran disebut "berbelanja yang diperkaya," ujarnya.
Berbelanja yang diperkaya memungkinkan pelanggan berinteraksi dengan produk melalui digital, membantu mereka melihat produk dalam bentuk lebih detail. Pelanggan dapat mencoba dan mempersonalisasi produk yang mereka inginkan secara virtual sebelum membeli. Contoh AR termasuk Apple's ARKit dan Android's ARCore (developer kit), seperti fitur Percobaan Kacamata Warby Parker, di mana Anda dapat menggunakan smartphone untuk memindai wajah Anda dan mencoba kacamata atau kacamata hitam produk yang paling cocok dengan wajah Anda, serta IKEA, percobaan produk furnitur yang memungkinkan Anda menempatkan model produk seukuran asli di lingkungan saat ini pelanggan," tutupnya.