Seekor kijang itu ditemukan dalam kondisi mati di sekitar pos 4 jalur pendakian Gunung Merbabu via Thekelen, Kabupaten Semarang.
Sementara penemuan monyet ekor panjang ada di Gumuk Kethu yang mati berada di atas Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari.
Nurpana mengatakan bahwa faktor utama api dapat secara cepat merambat adalah karena angin yang berhembus kencang.
Nurpana juga menjelaskan bahwa jika angina berhembus tidak terlalu kencang, akan membantu satwa dalam menyesuaikan dan beradaptasi.
“Biasanya kalau kebakaran dan angin berhembus tidak kencang, satwa akan bisa menyesuaikan diri danberadaptasi. Tapi kebakaran di Gunung Merbabu kemarin terbilang cepat karena anginnya berhembus kencang,” jelasnya.
Salah satu satwa yang mati adalah kijang, yang merupakan satwa yang dilindungi dan keberadaannya terancam punah.
Nurpana juga menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk tim yang akan melakukan asesmen yang bertugas menghitung kerugian ekologis dari kebakaran.
Penulis: Naila Suci