Solo, Sonora.ID – Kebakaran yang terjadi di lahan Gunung Merbabu akhirnya berhasil dipadamkan walaupun menyebabkan beberapa dampak.
Salah satu dampak yang terjadi akibat kebakaran hutan dan lahan di Gunung merbabu adalah banyak satwa yang mati.
Satwa yang tinggal di hutan dan lahan Gunung Merbabu banyak yang tidak bisa menyelamatkan diri dari kobaran api yang sangat cepat meluasnya.
Api yang membakar hutan dan lahan Gunung Merbabu dapat merembet dengan cepat dikarenakan hembusan angin yang juga kencang.
Kebakaran tersebut akhirnya menghanguskan semua pepohonan dan juga semak belukar yang mencapai 848 hektare lahan terbakar.
Baca Juga: Tembok Rumah Warga di Gladaksari Jebol Akibat Curah Hujan Tinggi
Untuk sementara, jenis fauna yang dipastikan terdampak oleh api adalah monyet ekor panjang, kijang, serta tupai.
Walaupun demikian, masih terdapat kemungkinan bahwa akan ada jenis hewan di taman nasional yang lain yang mati.
Nurpana Sulaksono, Plt Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMB), mengatakan bahwa pengecekan ini dilakukan oleh para relawan.
“Pengecekan sama relawan, dijumpai beberapa satwa yang terdampak kebakaran,” jelasnya.
Seekor kijang itu ditemukan dalam kondisi mati di sekitar pos 4 jalur pendakian Gunung Merbabu via Thekelen, Kabupaten Semarang.
Sementara penemuan monyet ekor panjang ada di Gumuk Kethu yang mati berada di atas Dukuh Mongkrong, Desa Jlarem, Kecamatan Gladagsari.
Nurpana mengatakan bahwa faktor utama api dapat secara cepat merambat adalah karena angin yang berhembus kencang.
Nurpana juga menjelaskan bahwa jika angina berhembus tidak terlalu kencang, akan membantu satwa dalam menyesuaikan dan beradaptasi.
“Biasanya kalau kebakaran dan angin berhembus tidak kencang, satwa akan bisa menyesuaikan diri danberadaptasi. Tapi kebakaran di Gunung Merbabu kemarin terbilang cepat karena anginnya berhembus kencang,” jelasnya.
Salah satu satwa yang mati adalah kijang, yang merupakan satwa yang dilindungi dan keberadaannya terancam punah.
Nurpana juga menyatakan bahwa pihaknya akan membentuk tim yang akan melakukan asesmen yang bertugas menghitung kerugian ekologis dari kebakaran.
Penulis: Naila Suci