"Jadi satu sisi kita harus perkuat literasi digital dengan metode prebunking, mengajak peserta program untuk mengindera hoaks sebelum menyebar, dan di masa Pemilu hal-hal tersebut sangat mudah terjadi," imbuhnya.
Lebih lanjut Santi mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan oleh Tular Nalar dengan dukungan para mitra strategis dan dukungan penuh dari Google.org, seperti mengadakan kelas-kelas Sekolah Kebangsaan.
"Kami buat kelas-kelas kebangsaan untuk pemilih pemula dan Akademi Digital Lansia untuk pre-lansia dan lansia. Dan kini, kami menargetkan akan dibuka di 38 provinsi di seluruh Indonesia," kata Santi.
Usai diskusi, sejumlah mitra bergabung dalam perjanjian kerjasama untuk meningkatkan kapasitas literasi digital dan pemikiran kritis masyarakat Indonesia, khususnya para pemilih pemula menjelang tahun politik 2024.
Mitra yang hadir dan menandatangani perjanjian kerjasama yaitu Bandung Bergerak, Universitas Informatika dan Bisnis Bandung (UNIBI), Next Generations Indonesia (NXG), Relawan TIK, Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI), Universitas Sangga Buana, Universitas Padjadjaran (UNPAD), dan Universitas Pasundan (UNPAS).
"Bersama-sama kami berkomitmen untuk memberdayakan masyarakat agar mampu menyaring informasi di era digital yang penuh tantangan," pungkas Santi.