Sonora.id - Nugroho Surosoputra (47), pemilik Cokelatin Signature, dan co-founder House of Tea, Astuti Dila Wulandari (25), terpilih menjadi dua pelaku UMKM yang dikirim ke Tiongkok oleh Yayasan Inovasi Teknologi Indonesia (INOTEK), bekerja sama dengan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC).
Keduanya mengikuti Hangzhou International Human Resources Exchange and Cooperation Conference 2023 & The Beijing International Business Matchmaking, beberapa waktu lalu.
Rangkaian acara berlangsung di tiga kota di Tiongkok, yaitu Hangzhou, Taicang, dan Beijing. Pemberangkatan dua UMKM terpilih ini bagian dari program pembinaan dan pengembangan UMKM PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui SETC di bawah Payung Program Keberlanjutan “Sampoerna Untuk Indonesia”.
Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia Teten Masduki berterima kasih kepada Sampoerna dan mengapresiasi partisipasi dua pelaku UMKM ini. Keikutsertaan di gelaran berskala internasional bisa mengubah cara pandang pelaku usaha melihat pasar global dan mengakselerasi pertumbuhan bisnisnya. Kesempatan ini juga harus dimanfaatkan untuk memperdalam pengetahuan produk dan pasar di berbagai negara.
Baca Juga: Pelatihan dan Bantuan Sarana, Upaya DiskopUKM Kukar Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas UMKM
“Langkah yang diambil PT HM Sampoerna Tbk. ini sangat kami apresiasi karena telah
memberikan ruang khusus bagi UMKM yang ingin memperluas usahanya ke pasar global.
Kegiatan seperti ini penting dan diharapkan dapat menjadi role model bagi pihak-pihak lain
untuk bersama memajukan perekonomian Indonesia,” kata Teten, saat memberikan
pembekalan kepada dua pelaku UMKM sebelum bertolak ke Tiongkok.
Sementara itu, Kepala Urusan Eksternal Sampoerna Ishak Danuningrat mengatakan, kegiatan
ini merupakan langkah nyata Sampoerna mendukung kemajuan UMKM di Indonesia.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat turut memberikan nilai tambah dalam hal
pendampingan UMKM secara holistik dan menjawab tantangan akses pasar global UMKM
Indonesia lewat kemitraan-kemitraan berskala internasional,” ujar Ishak.
Memperluas jaringan dengan pelaku usaha dari berbagai negara
Apa saja yang didapatkan selama hampir sepekan di Tiongkok? Nugroho mengatakan,
kegiatan yang diikutinya sangat beragam, di antaranya konferensi, pelatihan, dan showcasing.
Pesertanya berasal dari berbagai negara seperti Malaysia, Singapura, Brazil, Rusia, dan India.
Ia mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana UMKM dan bisnis berjalan di negara-negara
itu.
Baca Juga: BI Dorong UMKM Go Global, Gelar Anging Mammiri Business Fair 2023 di Makassar
“Belajar dari sesama peserta, dapat insight, networking baru, bagaimana mereka menjalankan
bisnis di negaranya, ada pertukaran pengetahuan. Saya juga bisa melihat bagaimana Tiongkok
mengembangkan UMKM di negaranya, teknologi, dan dukungan pemerintah daerah untuk mengembangkan UMKM di sana. Pasarnya sangat luas dan potensial untuk dimasuki,” papar
Nugroho.
Dari keikutsertaan di acara ini, Nugroho ingin melakukan berbagai pembenahan di Cokelatin
Signature agar siap bersaing secara global. Selain itu, ada hal penting yang menguatkan
Nugroho untuk memperkuat visi bisnisnya saat ini, yaitu membangun bisnis yang berdampak.
Menurut dia, pelaku-pelaku usaha di berbagai negara memiliki visi yang luas untuk
membesarkan usahanya sehingga bisa membawa dampak bagi lebih banyak orang.
“Mereka tidak berpikir tentang bisnis yang kecil, semua berpikir tentang bisnis yang besar.
Bisnis yang besar akan memberikan dampak yang lebih besar buat orang lain,” kata dia.
Hal ini sejalan dengan Cokelatin Signature yang melakukan pemberdayaan petani kakao lokal
dengan harapan bisa meningkatkan kesejahteraan mereka. Nugroho ingin bisnis Cokelatin
memberikan dampak baik bagi para petani.
Wulan dari House of Tea juga mendapatkan pengalaman yang sama. Dari kunjungan ke
berbagai tempat, ia mengaku kagum melihat kemajuan teknologi dan kemudahan regulasi yang
diterapkan di Tiongkok. Selain itu, ia juga mendapatkan informasi bagaimana aturan bagi
perusahaan asing untuk memasuki pasar Tiongkok.
“Untuk House of Tea, kami jadi tahu kenapa teh Tiongkok itu bisa dihargai mahal. Kami belajar
dari sana. Jadi menginspirasi kami untuk meningkatkan dari sisi pengemasan dan inovasi
produk. Bagaimana pentingnya melengkapi sertifikat-sertifikat untuk memasuki pasar global,
bagaimana mereka konsen terhadap lingkungan, dan lain-lain,” kata Wulan.
Selanjutnya, ia akan menindaklanjuti relasi dan jaringan baru yang ditemui di Tiongkok. Wulan
sangat berterima kasih kepada Sampoerna, khususnya SETC, yang telah memberikan kesempatan ini.
Keikutsertaan di gelaran internasional ini sangat bermanfaat bagi UMKM untuk membangun kepercayaan diri bersaing di pasar global. Menurut Wulan, produk dan inovasi yang dilakukan UMKM di Indonesia punya potensi untuk itu. Akan tetapi, perlu mengetahui apa saja yang perlu disiapkan untuk bersaing di pasar dunia.
Hal yang sama juga diungkapkan Nugroho. Ia mengapresiasi pihak yang memberikan dukungan penuh bagi kemajuan UMKM di Indonesia, dalam hal ini Sampoerna melalui program
SETC.
“Untuk SETC, terima kasih sudah memberikan support luar biasa, kesempatan kepada
Cokelatin dan UMKM di Indonesia, memberikan pendampingan, pelatihan. Kami berharap ini
terus berlanjut dan semakin luas lagi dampak yang bisa diberikan SETC buat UMKM di
Indonesia agar kita bisa bersaing di pasar global,” ujar Nugroho.