Menjawab pertanyaan, Edy mengaku truknya sudah terdaftar di aplikasi MyPertamina dan setiap mengisi solar tinggal menunjukkan barcode ke petugas, meski demikian masih saja tetap antre 14 jam.
“Antre 14 jam itu sudah termasuk menunggu mobil tanki pengantar Solar membongkar muatannya di SPBU,” tambahnya.
Diterangkan Edy, untuk mengantar barang dari Sebulu ke Muara Bengkal dan kembali ke Sebulu atau PP, Solar subsidi yang didapatnya 80 liter tidak cukup, sehingga harus membeli lagi Solar eceran di jalan sebanyak 40 liter dengan harga Rp14.000 per liter.
Menurut Edy, biaya selama dalam perjalanan, termasuk menunggu dapat Solar subsidi, uang yang diterimanya dari pemilik truk Rp1.500.000,-. Penggunaan uang, untuk membeli 80 liter Solar subsidi Rp544.000,- kemudian untuk membeli Solar eceran 40 liter Rp560.000,- atau total biaya BBM Rp1.104.000,-.
“Sisa uang tinggal Rp396.000, kemudian untuk biaya makan minum dan rokok selama dalam perjalanan Rp150.000,-. Sisa uang dibawa ke rumah untuk istri dan anak-anak setelah bekerja 2 hari dua malam tinggal Rp246 ribu,” kata Edy. (adv/dprdkaltim).
Baca Juga: Angka Kemiskinan Kaltim di Bawah Nasional