Banjarmasin, Sonora.ID - Sebuah proyek di Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin masih menyisakan sisa.
Yakni pemugaran Langgar AL-Hinduan 1937 di kawasan siring Piere Tendean.
Semestinya, pengerjaan dengan nilai Rp1,4 miliar rupiah itu, selesai pada Desember 2023. Dengan waktu pengerjaan 150 hari kerja.
Faktanya, sampai saat ini pengerjaan masih dilakukan oleh sejumlah pekerja di lapangan.
Saat dikonfirmasi, Kepala Disbudporapar Banjarmasin, Puryani berkilah bahwa pemugaran AL-Hinduan sudah memasuki tahap finishing.
Baca Juga: Waduh! Baru di Tapung Tawar, Tabung Air Mancur Jembatan Paslam Bocor
“Kontraknya memang sampai 29 Desember 2023,” ucapnya, saat ditemui Smart FM Banjarmasin usai Rapat Paripurna di DPRD Banjarmasin, Selasa (02/1).
Ia berkilah, bahwa pengerjaan masih berlangsung lantaran ada permintaan dari masyarakat agar lantai diberikan keramik.
“Awalnya pemasangan keramik tidak ada di dalam RAB. Tapi penyedianya sanggup menyediakan, karena untuk keperluan musala,” jelasnya.
Walaupun lanjut Puryani, akhirnya dikenakan denda atau addendum, karena terjadi penambahan waktu pengerjaan selama 50 hari kerja.
Lebih jauh, ia tak menampik, kendala cuaca juga membuat pengerjaan meleset dari jadwal semestinya.
“Dimulainya memang di APBD Perubahan,” pungkasnya.
Sebelumnya, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina merencanakan kawasan tersebut sebagai museum dan monumen cagar budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Terlebih langgar atau musala tersebut tercatat di PBNU pusat di tahun 1936 dilaksanakan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke 11. Yaitu Muktamar pertama digelar sebelum kemerdekaan.
Baca Juga: Gunung Pamaton Dihijaukan, Peserta Penanaman Serentak di Kalsel Terbanyak se-Indonesia
Hasil dari Muktamar tersebut sangat monumental dikarenakan terkait dengan prinsip-prinsip berbangsa dan bernegara.
"Terkait dengan cita-cita negara yang akan didirikan nantinya. Ini langgar bersejarah sebetulnya. Bersejarah dalam merumuskan dasar negara," ucapnya.
Untuk itu, tambahnya perlu dilindungi dan dilestarikan nilai sejarahnya dengan merehabilitasi tanpa mengubah bangunan asli.
"Mudah-mudahan dengan direnovasi ini bisa tetap melestarikan," harapnya.