Sonora.ID - Dalam kehidupan sehari-hari, kita pasti pernah melakukan contoh teks negosiasi meski tanpa disadari.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) daring mendefiniskan negosiasi sebagai proses tawar-menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara satu pihak dan pihak yang lain.
Sederhananya, negosiasi adalah proses tawar-menawar. Selama ini, kita mungkin hanya menganggap bahwa negosiasi dilakukan dalam transaksi jual-beli.
Namun, negosiasi juga dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga. Misalnya saat kita minta izin main kepada orang tua.
Teks negosiasi ini setidaknya terdiri dari orientasi, pengajuan, penawaran, dan persetujuan.
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Liburan Sekolah Bahasa Inggris Singkat 2 Paragraf
Contoh Teks Negosiasi Singkat
Agar lebih memahami selengkapnya, berikut ini kami berikan sejumlah contoh teks negosiasi dalam kehidupan sehari-hari.
1. Negosiasi harga tiket pesawat
Maskapai: Selamat siang, ada yang bisa kami bantu?
Calon Penumpang: Siang, saya ingin mencari tiket ke Dubai untuk perjalanan bulan depan.
Maskapai: Baik, berikut perjalanan yang bisa Bapak pilih.
Calon Penumpang: Harga ini di luar anggaran saya. Apakah ada diskon atau promo?
Maskapai: Kami sedang mengadakan promo khusus. Anda bisa mendapatkan diskon 25% dengan kode ini.
Calon Penumpang: Itu membantu. Saya akan segera memesan tiket dengan kode diskon tersebut.
2. Contoh negosiasi ganti rugi
Andi: Kamu yang memecahkan HP aku?
Agus: Iya, maaf, Tadi pas pinjam tidak sengaja terjatuh.
Andi: Kaca LCD kayanya kena nih, pasti mahal.
Agus: Kalau mahal berarti aku tidak bisa menggantinya.
Andi: Bagaimana ya? Kalau tidak diganti aku takut diomelin orang tuaku.
Agus: Kalau aku ganti pasti butuh waktu lama karena aku harus menabung dulu.
Andi: (menelpon orang tua)
Andi: Tadi aku menelpon orang tuaku katanya tidak usah diganti tidak apa-apa.
Agus: Alhamdulillah. Sekali lagi aku minta maaf ya.
Andi: Iya, tidak apa-apa.
3. Negosiasi pekerjaan baru
Perusahaan: Selamat datang di sesi negosiasi. Kami tertarik untuk memiliki Anda bergabung dengan tim kami.
Calon Karyawan: Terima kasih, saya senang mendapat kesempatan ini.
Calon Karyawan: Saya sangat antusias untuk bergabung. Namun, gaji yang ditawarkan agak rendah dari ekspektasi saya. Bisakah kita bahas mengenai penyesuaian?
Perusahaan: Kami menghargai keinginan Anda. Kami bisa menambahkan bonus kinerja yang dapat mencapai 10% dari gaji pokok, apakah itu memadai?
Calon Karyawan: Itu kedengarannya baik. Saya menerima penawaran ini dan berkomitmen untuk memberikan yang terbaik. Terima kasih atas penyesuaian tersebut.
4. Negosiasi sewa rumah
Pemilik Rumah: Selamat datang. Apakah Anda tertarik untuk menyewa rumah ini?
Calon Penyewa: Ya, bisakah saya melihat-lihat bagian dalam rumahnya?
Pemilik Rumah: Tentu. (Menunjukkan rumah)
Calon Penyewa: Terima kasih, saya senang dapat melihat rumah ini. Namun, harga sewa terasa agak tinggi untuk budget saya. Bisa diturunkan?
Pemilik Rumah: Saya bisa memberikan diskon sebesar 10% jika Anda setuju untuk kontrak sewa dua tahun.
Calon Penyewa: Itu masuk akal. Saya setuju dengan penawaran tersebut dan siap untuk menandatangani kontrak dua tahun.
5. Negosiasi harga buah
Penjual: Silakan buah yang manis dan murah meriah.
Pembeli: Berapaan harganya, bang.
Penjual: Murah, bu, satu kilonya Cuma 15 ribu aja.
Pembeli: 2 kilo 25 ribu aja, boleh?
Penjual: Belum dapat, bu. Kalau segitu mah, saya belum dapat untung.
Pembeli: Wah kalau 15 ribu satu kilo itu kemahalan, bang.
Penjual: Bisa kurang kok, bu, tapi jangan banyak-banyak, nanti saya rugi.
Pembeli: Gimana kalau 13 ribu satu kilo, boleh nggak bang?
Penjual: Naikin lagi, bu. Kalau segitu untung saya mepet, bu.
Pembeli: Tawaran terakhir nih, bang, 14 ribu satu kilo, bisa?
Penjual: Bolehlah, bu, hitung-hitung buat penglaris hari ini.
Pembeli: Terima kasih, bang. Ini uangnya.
Penjual: Terima kasih juga, bu. Besok-besok mampir lagi ya, bu.
Baca Juga: Contoh Teks Sambutan Tuan Rumah untuk Acara Pengajian Rutin Ibu-Ibu
6. Negosiasi izin main
Anak: Bapak sama Ibu lagi sibuk nggak?
Ibu: Ibu juga lagi santai aja.
Bapak: Lagi santai aja juga nih, memangnya kenapa?
Anak: Gini, Pak besok kan aku les, kalau habis pulang les boleh langsung main?
Bapak: Memangnya kamu nggak ada PR dari sekolah?
Anak: Ada, Pak, tapi sudah dikerjakan.
Bapak: Mau pergi kemana? Jauh ya?
Anak: Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak.
Ibu: Kamu main sama siapa aja?
Anak: Putri, Dinda, sama Vina, bu.
Ibu: Gimana, Pak, Dea boleh main sama temannya nggak?
Bapak: Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya jangan malam-malam.
Anak: Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya nggak sampai malam.
7. Negosiasi kenaikan gaji
Karyawan: Saya merasa kontribusi saya telah signifikan. Bisakah dipertimbangkan untuk kenaikan gaji?
Atasan: Kami mengakui pencapaian Anda. Kami akan meninjau dan memberikan kenaikan 5% mulai bulan depan.
Karyawan: Saya merasa kontribusi saya dapat dihargai lebih dari itu. Apakah bisa kalau 10%, Pak?
Atasan: Kalau 10% belum bisa, keadaan perusahaan sedang kurang baik. Kenaikan terbesar mentok di 8%.
Karyawan: Itu sangat baik. Saya menerima dan berterima kasih atas pengakuan ini.
8. Negosiasi pembelian mobil
Penjual Mobil: Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?
Pembeli: Terima kasih, saya mencari mobil dengan spesifikasi tertentu.
Penjual: Tentu, mari kita berkeliling sambil saya jelaskan.
Pembeli: Saya suka mobil kedua, tapi harganya di luar anggaran saya. Bisakah kita diskusikan opsi finansial yang lebih baik?
Penjual Mobil: Tentu, kita bisa mencari skema pembiayaan dengan cicilan yang lebih ringan sesuai kebutuhan Anda.
Pembeli: Bagus, saya setuju dengan skema pembiayaan tersebut. Kapan saya bisa mengambil mobil?
9. Negosiasi kontrak kerjasama bisnis
Perusahaan A: Mari kita diskusikan detail kontrak kerjasama ini.
Perusahaan B: Saya setuju, mari kita lihat kesepakatan yang saling menguntungkan.
Perusahaan B: Ada beberapa poin yang perlu disesuaikan agar lebih sesuai dengan kebutuhan kami.
Perusahaan A: Kami terbuka untuk penyesuaian. Mari kita cari solusi bersama.
Perusahaan B: Kesepakatan yang telah direvisi terlihat baik. Kami siap menandatangani kontrak ini.
10. Negosiasi harga catering untuk acara
Pelanggan: Halo, saya butuh catering untuk acara sunatan anak saya.
Caterer: Halo, kami siap membantu. Ada beberapa opsi untuk catering kami, paket A berisi nasi, ayam, sayur capcay, kerupuk, sambal, air minum gelas kemasan, dan jeruk seharga Rp30.000. Kalau paket B isinya nasi, ayam, kerupuk, dan sambal saja. Harganya Rp25.000.
Pelanggan: Saya ingin paket A yang lengkap tapi harga per porsinya terlalu tinggi buat saya. Bisa dibicarakan?
Caterer: Kami bisa memberikan diskon 10% untuk pesanan di atas 200 porsi.
Pelanggan: Ya, saya memang butuh 250 porsi. Kalau begitu, saya pesan paket A 250 porsi untuk bulan depan.
11. Negosiasi harga jasa desain grafis
Desainer: Apa yang bisa saya bantu dalam proyek desain grafis Anda?
Klien: Saya butuh desain untuk kampanye ini untuk kebutuhan poster dan banner.
Desainer: Bisa, kami menaruh budget seharga X untuk kebutuhan tersebut.
Klien: Wah, lumayan, ya. Sayangnya, budget kami terbatas. Bisa disesuaikan?
Desainer: Kami bisa menyediakan paket desain yang lebih sederhana sesuai dengan budget Anda.
Klien: Bagus, kita pilih paket tersebut.
12. Negosiasi hukuman
Guru: Selamat pagi, anak-anak
Para Siswa: Selamat pagi, Pak.
Guru: Apakah kalian semua sudah mengerjakan PR?
Steven: Saya belum mengerjakan PR?
Guru: Kenapa kamu belum mengerjakan PR?
Steven: Saya lupa, Pak kalau hari ini ada pengumpulan tugas.
Guru: Terus kamu mau diberikan hukuman apa?
Steven: Tidak tahu, Pak.
Guru: Bagaimana kalau kamu dihukum dijemur di lapangan?
Steven: Jangan, Pak. Nanti saya kepanasan.
Guru: Itu kan salah kamu karena tidak mengerjakan PR.
Steven: Iya, Pak, tapi apakah hukumannya bisa diganti saja?
Guru: Yasudah, bagaimana kalau kamu berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak?
Steven: Baik, Pak. Saya akan berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak.
Guru: Lain kali kamu jangan lupa mengumpulkan tugas ya.
Steven: Baik, Pak. Kedepannya saya akan mengumpulkan tugas.
13. Negosiasi peminjaman uang
Pegawai bank: Selamat pagi, bu.
Nasabah: Pagi, mba
Pegawai bank: Ada yang bisa saya bantu?
Nasabah: Saya ingin mengajukan peminjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?
Pegawai bank: Bisa, bu.
Pegawai bank: Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 5 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 10 juta.
Nasabah: Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?
Pegawai bank: Hanya BPKB kendaraan bermotor saja, bu dan bunganya sebesar 2,5%.
Nasabah: Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?
Pegawai bank:Belum bisa, bu.
Nasabah: Batas waktu cicilannya berapa bulan?
Pegawai bank: Untuk batas cicilannya selama 5 bulan.
Nasabah: Terima kasih atas informasinya, mba. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang.
Pegawai bank: Apa ibu sudah benar-benar yakin?
Nasabah: Saya sudah yakin, mba.
Pegawai bank: Terima kasih atas kehadirannya, bu. Sampai jumpa kembali.
Nasabah: Baik, mba. Sekali lagi terima kasih.
Baca Juga: 2 Contoh Teks Moderator dalam Bahasa Inggris, Lengkap dengan Arti
14. Negosiasi penawaran produk
Penjual: Halo, saya ingin menawarkan produk mesin cuci murah dan hemat listrik. Kami menawarkan harga spesial kepada pelanggan baru sebesar Rp. 1.500.000 per unit.
Calon pembeli: Apakah ada diskon tambahan jika saya membeli lebih dari satu unit?
Penjual: Kami bisa memberikan diskon tambahan sebesar 5% jika Anda membeli 2 atau lebih unit.
Calon pembeli: Apakah bisa diskonnya jadi 10%?
Penjual: Waduh, kalau begitu tidak bisa. Itu sudah diskon maksimal. Bagaimana?
Calon pembeli: Baik, saya akan mempertimbangkannya. Saya akan memberitahu anda keputusannya besok.
Penjual: Baik, kami tunggu kabarnya.
Calon Pembeli: Baik.
15. Negosiasi di pasar
Pembeli: Bang, bayam 1 ikat berapa?
Penjual: 7.000 1 ikatnya, mbak.
Pembeli: Waduh kok sudah naik, kemarin aja masih 4.000 loh.
Penjual: Iya mbak, soalnya mau lebaran. Jadi banyak harga sayuran yang ikut naik. Sembako aja sekarang semua sudah naik mbak.
Pembeli: Baiklah, saya beli 2 ikat saja, bang.
Penjual: Baik, mbak.
16. Negosiasi driver ojek dan calon penumpang
Calon penumpang: Pak, ke Universitas Indonesia berapa?
Driver ojek: 15.000, neng
Calon penumpang: Mahal sekali pak, kan dekat sini saja. 10.000 saja ya?
Driver ojek: Tambah lagi ya neng, jangan 10.000. Kan suka macet.
Calon penumpang: Oke pak, saya tambah 2.000 ya.
Driver ojek: Oke, neng.
17. Negosiasi jual beli tas
Pembeli: Permisi, di sini jual tas juga?
Penjual: Iya, silahkan bisa dipilih-pilih dulu.
Pembeli: Untuk tas ransel yang ini berapa ya?
Penjual: Oh itu harganya Rp350.000. Spesifikasinya juga sudah dilengkapi dengan banyak fitur. Diantaranya sudah anti air, resleting anti rusak dan juga bonus rain cover.
Pembeli: Mahal juga ya. Tidak bisa kurang, pak?
Penjual: Maaf kalau untuk yang itu sudah pasnya begitu. Atau kalau mau saya ambilkan tas sejenis lain tapi yang lebih murah?
Pembeli: Coba tolong ambilin yang lebih murah, pak.
Penjual: Baik. Bedanya hanya di ukurannya saja. Yang ini sedikit lebih kecil. Selebihnya kurang lebih sama dengan yang tadi, kok.
Pembeli: Hm.. begitu ya. Harganya berapa, pak?
Penjual: Rp250.000.
Pembeli: Baik, saya beli yang ini saja.
18. Negosiasi jadwal rapat
Manajer Proyek: Selamat pagi! Mari kita atur jadwal rapat untuk membahas proyek ini.
Anggota Tim: Selamat pagi! Tentu, kita siap membahasnya.
Anggota Tim: Saya memiliki konflik jadwal besok. Bisakah rapat dijadwalkan pada hari lain?
Manajer Proyek: Baik, mari kita cek jadwal bersama. Bagaimana kalau kita geser rapat ke hari Kamis pukul 10 pagi?
Anggota Tim: Itu bagus. Saya setuju untuk jadwal rapat hari Kamis. Terima kasih atas penyesuaian jadwalnya.
19. Negosiasi bersama keluarga
Anak: Pak ada yang ingin saya bicarakan.
Bapak: Oh iya, ngomong saja.
Anak: Pak setelah lulus SMA saya ingin kerja terlebih dulu selama satu tahun, bagaimana menurut bapak?
Bapak: Menurut bapak mending kamu langsung kuliah, sayang juga jika menunda kuliah satu tahun.
Anak: Bukan begitu pak, tapi saya ingin belajar hidup mandiri dengan bekerja nantinya saya bisa menabung untuk keperluan kuliah.
Bapak: Oalah kalau begitu maumu bapak dukung. Bapak percaya pilihanmu, baiklah bapak izinkan.
20. Negosiasi jahit baju
Pengguna jasa: Hallo Mbak Siska, ini saya Rani, saya ingin menjahit baju untuk acara wisuda, apakah mbak bisa?
Penjahit: Hallo Mbak Rani, kalau boleh tau ingin model yang seperti apa ya?
Pengguna jasa: Mbak Siska bisa jahit baju seperti di foto yang baru saja saya kirimkan via Whatsapp?
Penjahit: Oh, sebentar mbak, belum saya buka. Saya buka dulu, ya.
Pengguna jasa: Iya Mbak Siska.
Penjahit: Wah, bagus sekali mbak contoh baju seperti ini. Seperti baju anak-anak zaman sekarang.
Pengguna jasa: Hehe. Bagaimana Mbak Siska, bisa?
Penjahit: Bisa, mbak.
Pengguna jasa: Untuk pengerjaannya berapa lama ya, mbak?
Penjahit: Sekitar 2 minggu, mbak.
Pengguna jasa: Untuk biaya jahitnya berapa, mbak?
Penjahit: Untuk model baju seperti ini biayanya 250.000, mbak.
Pengguna jasa: Oke mbak, nanti 2 minggu lagi saya ke sini.
Penjahit: Oke, mbak.
21. Negosiasi membeli gitar
Pembeli: Bu saya mau beli gitar ini, kira-kira berapa harganya?
Penjual: Kalau gitar yang itu harganya 500.000, nak.
Pembeli: Harganya boleh kurang tidak, bu?
Penjual: Hmm, boleh saja. Mau menawar berapa?
Pembeli: 350.000, bisa tidak ya?
Penjual: Wah, kalau segitu belum bisa, nak.
Pembeli: Kalau 400.000 ?
Penjual: Belum, nak. Naik sedikit lagi, 480.000 ibu berikan gitar ini.
Pembeli: Baiklah bu, ini uangnya.
22. Negosiasi membeli jengkol
Pembeli: Permisi, di sini ada jengkol, bu?
Penjual: Ada, bu. Baru datang tadi pagi
Pembeli: 1 kg berapa, bu?
Penjual: Rp60.000.
Pembeli: Wah, belum turun, ya, bu.
Penjual: Iya, bu. Belum turun lagi.
Pembeli: Tapi ini jengkolnya masih bagus, ya, bu?
Penjual: Bagus, bu. Jengkolnya tua, Ibu bisa pilih sendiri silakan saja.
Pembeli: Bu, bisa kurang? Rp50.000 saja, ya?
Penjual: Belum dapat, bu. Untungnya sedikit. Paling Rp57.000.
Pembeli: Ya sudah, bungkus 2 kg saja, bu. Ini uangnya.
Penjual: Siap, terima kasih, bu.
Baca Juga: 7 Contoh Teks LHO (Laporan Hasil Observasi) Singkat beserta Stukturnya
23. Negosiasi harga jual baju
Penjual Baju: Hai, selamat datang di toko kami! Ada yang bisa saya bantu?
Pembeli: Terima kasih! Saya mencari baju untuk acara spesial.
Penjual Baju: Kalau ini, bagaimana, Kak? Warna cokelat pasti cocok untuk Kakak.
Pembeli: Saya suka warnanya, tapi kurang suka modelnya.
Penjual Baju: Kalau ini, bagaimana, Kak? Warnanya sedikit beda, sih, tapi mungkin modelnya lebih Kakak sukai.
Pembeli: Wah, iya bagus. Berapa ini, Kak?
Penjual Baju: 500 ribu saja, Kak.
Pembeli: Waduh, mahal juga, ya. 300 ribu saja, ya?
Penjual Baju: Kalau segitu belum bisa, Kak. Paling 450.
Pembeli: 400, deh. Kalau di atas itu saya enggak jadi beli.
Penjual Baju: Ya sudah, 400 boleh Kak.
24. Negosiasi pengiriman barang online
Penjual Online: Selamat datang! Ada yang bisa saya bantu?
Pembeli Online: Halo, saya baru saja pesan barang online di toko Anda.
Penjual Online: Ya, kami sedang mengemas barang tersebut. Lusa akan kami kirim.
Pembeli Online: Saya butuh barang ini secepatnya. Bisakah diproses dengan pengiriman ekspres?
Penjual Online: Oke, kami bisa tawarkan pengiriman ekspres dengan tambahan biaya.
Pembeli Online: Tidak apa-apa. Saya setuju dengan pengiriman ekspres dan siap membayar biayanya. Terima kasih!
25. Negosiasi penyelesaian proyek
Klien Proyek: Saya sangat berharap proyek ini selesai tepat waktu.
Kontraktor: Kami memahami pentingnya waktu. Mari bicarakan jadwalnya.
Klien Proyek: Apakah mungkin mempercepat jadwal penyelesaian proyek ini?
Kontraktor: Kami bisa mempercepat dengan menambahkan lebih banyak sumber daya. Namun, ini akan berdampak pada biaya tambahan.
Klien Proyek: Bagaimana jika kita tambahkan sumber daya dengan biaya tambahan tersebut? Saya setuju untuk mempercepat proyek.
Itulah tadi contoh teks negosiasi singkat dalam kehidupan sehari-hari. Semoga membantu!