Banjarmasin, Sonora.ID - Sudah setahun belakangan, patung bekantan di tepi sungai Martapura atau kawasan siring Piere Tendean tidak lagi menyemburkan air.
Saat keadaan normal, patung bekantan senilai Rp2,5 Miliar itu, mengeluarkan air mancur di mulut ke arah sungai Martapura.
Namun sekarang, patung bekantan yang menjadi salah satu ikon kota berjuluk Seribu Sungai itu sedang 'sakit'.
“Kita akui patung bekantan lagi 'sakit'. Sudah sekitar setahun ini tidak menyemburkan udara,” ucap Puryani, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Banjarmasin, saat dikonfirmasi Smart FM, Selasa (23/1).
Ia mengatakan, telah menginventarisir apa saja yang menjadi kendala patung bekantan setinggi 6,5 meter itu, tidak lagi menyemburkan air. Dan ternyata memang ada kerusakan.
“Di awal awal mesinnya kuat menyedot air. Tapi karena bercampur lumpur lalu mesinnya pun panas. Dan pipanya banyak mengendap. Akhirnya rusak total,” jelasnya.
Dalam hal ini, direncanakan telah merencanakan penanganan jangka pendek. Yakni mengangkat mesin dan perpipaannya, lalu dilakukan pemasangan filter.
“Upaya yang masuk itu murni air tidak bercampur lumpur. Supaya mengurangi pengendapan. Insya Allah Maret nanti kita kerjakan,” sambungnya.
Baca Juga: Lagi-Lagi Tumbang Bikin Rugi! Mana Alat USG Pohon dan Asuransinya?
Untuk jangka panjang, berencana membuat kolam penampungan udara. Sehingga udara yang disedot oleh mesin dan mengalir di perpipaan sudah tersaring.
“Kalau memang ada anggarannya. Sebenarnya untuk jangka pendek biayanya sekitar Rp25 juta. Tapi kalau konsultan lebih Rp100 juta sampai dibikin kolam,” ungkapnya.
Lebih jauh lagi, Ia mengaku prihatin dengan kondisi patung bekantan sekarang. Karena sedari awal, keberadaan patung bekantan menjadi tujuan wisatawan.
“Setiap orang datang ingin berswafoto. Tapi ternyata airnya tidak keluar. Makanya sejak saya masuk di Disbudporapar, patung bekantan harus jadi prioritas,” tekannya.
Bahkan, Ia berjanji, akan membuat penampilan patung hewan bernama latin Narsalis Larvatus itu bakal lebih bagus.
“Kita akan mencoba ganti buah yang ada karena sepintas terlihat seperti langsat. Bukan rambai padi. Termasuk juga kita melakukan pengecatan ulang,” tuntasnya.
Baca Juga: Mudah Bertransaksi, Pengguna QRIS di Kalsel Meningkat Signifikan