Banjarmasin, Sonora.ID - Monumen perdamaian antara suku Dayak dan Madura bakal dibangun di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kamboja.
Hal itu diutarakan oleh Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Adapun untuk posisi persisnya, menurut Ibnu, masih dicari yang pas.
"Masih kami minta kembali terkait masterplan-nya," ucapnya, kepada Smart FM Banjarmasin.
Menurut Ibnu, adanya monumen perdamaian itu diharapkan bisa menjadi simbol Kota Banjarmasin yang aman dan damai.
Pasalnya, konflik antar suku yang pernah terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah, juga hampir terjadi di Banjarmasin.
Namun untungnya saat itu, semua pihak bisa bersabar dan diajak bekerja sama. Sehingga potensi konflik bisa diredam. Bahkan, masing-masing pihak menandatangani kesepakatan damai.
"Jadi memang harus ada monumen perdamaian. Di mana saat ini sudah ada kesepakatan damai antara suku Dayak dan Madura. Ini simbol Banjarmasin yang damai," tekannya.
Baca Juga: Patung Bekantan “Sakit”, Mulutnya Tak Lagi Menyemburkan Air!
Terpisah, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, Wahyu Hardi Cahyono membenarkan, bahwa lokasi pembangunan monumen direncanakan di kawasan RTH Kamboja.
"Saat ini kami masih mencari-cari posisi yang pas. Agar monumen yang didirikan itu sinkron dengan pembenahan yang dilakukan," ucapnya, Selasa (23/1) siang.
Wahyu mengungkapkan, sebenarnya pembangunan monumen itu sudah sejak lama direncanakan. Bahkan, saat di awal-awal kepemimpinan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina.
"Karena peristiwa itu, terjadi di awal kepemimpinan beliau," ungkap Wahyu.
Namun, lantaran ketiadaan anggaran serta belum adanya konsep yang matang terkait rencana tersebut, maka pembangunannya pun tertunda.
"Saat ini, perencanaannya juga masih dibuat. Tapi bila misalnya tahun ini dananya ada, kemungkinan besar akan kami anggarkan kira-kira Rp1 miliar," tuntasnya.
Baca Juga: Lagi-Lagi Tumbang Bikin Rugi! Mana Alat USG Pohon dan Asuransinya?