Penulis: Gaizka Naufal Winalda
Sonora.ID - Masyarakat Indonesia sehari-hari hidup berdampingan dengan pengaruh sosiokultural dari negara lain.
Misalnya, K-pop (Pop Korea) dan budaya Barat mempunyai pengaruh besar terhadap cara berpakaian orang Indonesia. Sebenarnya, ini adalah salah satu komponen globalisasi.
Menurut Helena Ras Ulina dan Ima Rohimah, Daya Saing Indonesia di Era Globalisasi (2021):
“Globalisasi adalah suatu proses integrasi internasional yang terjadi akibat pertukaran pandangan dunia, pemikiran, produk, dan aspek lainnya."
Globalisasi menciptakan hubungan antar manusia di seluruh dunia. Tampaknya tembok yang memisahkan negara-negara ini telah lenyap.
Baca Juga: 10 Dampak Positif dan Negatif Globalisasi di Bidang Sosial Budaya, Lengkap dengan Cara Menyikapinya!
Bagaimana kamu menyikapi pengaruh sosial dan budaya dari negara lain?
Di antara sikap-sikap yang mungkin ditunjukkan dalam menghadapi tekanan-tekanan dari luar, beberapa hal yang dapat dilakukan yakni sebagai berikut.
1. Bersikaplah mendalam dan cerdas
Sebagai pewaris negara, hendaknya kita bisa lebih berhati-hati dan kritis terhadap berbagai gagasan baru yang berasal dari luar negeri dan sekaligus memikirkan bagaimana menentukan apakah gagasan tersebut akan memberikan pengaruh yang menguntungkan bagi negara, hidupmu dan dirimu sendiri.
Meskipun kita masih dapat memetik manfaat dari pemikiran positif, kita perlu bersikap skeptis terhadap ide-ide baru, mencari lebih banyak informasi dari para ahli di bidangnya, lebih berhati-hati ketika memutuskan apakah suatu inovasi cocok untuk kondisi Indonesia, dan memastikan bahwa inovasi tersebut tidak bertentangan dengan kondisi di Indonesia. norma-norma lokal.
2. Meningkatkan Pemahaman
Akan lebih baik bagi masyarakat Indonesia untuk lebih sadar dan sadar akan beberapa kemajuan yang akan terjadi sebelum budaya asing menyerbu.
Dari sudut pandang ilmiah, kita perlu memahami penerapannya. Misalnya, situs jejaring media sosial menjadi semakin populer bagi orang-orang dari segala usia.
Mereka dapat digunakan untuk memulihkan komunikasi yang hilang atau untuk menghilangkan rasa rendah diri saat berinteraksi dengan orang baru.
Kita harus lebih sadar akan penggunaan media sosial yang sebenarnya karena beberapa orang menyalahgunakannya untuk mempermalukan dan mengolok-olok satu sama lain.
Baca Juga: 20 Dampak Positif dan Negatif Globalisasi bagi Pertumbuhan Penduduk
3. Membiasakan Diri dengan Adat istiadat Indonesia
Ada kalanya budaya asing mengganggu dan mengabaikan tradisi Indonesia. Sejumlah aturan Indonesia mungkin bisa dilanggar jika kita melihat beberapa film luar negeri yang mengadopsi gaya hidup bebas dan menerapkannya di sini.
Sebab, hal tersebut bertentangan dengan standar kesusilaan. Indonesia terus menjunjung tinggi tradisi Timur yang ketat, yang mewajibkan warganya untuk mengikuti hukum dan berpakaian lebih pantas agar sesuai dengan norma kesopanan.
4. Menumbuhkan Rasa Cinta Bangsa
Arti dari lambang “Aku Cinta Indonesia” adalah bahwa tradisi yang diwariskan dari nenek moyang adalah asli dan dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri baik saat ini maupun di masa yang akan datang sehingga dapat berkembang banyak sifat positif manusia.
Oleh karena itu, kita tidak akan membiarkan pengaruh budaya asing dengan cepat menguasai kita dan memberikan dampak negatif terhadap kehidupan kita.
5. Meningkatkan Ketaqwaan dan Iman
Karena tindakan dan sikap berkaitan erat, maka agama menjadi landasan utama pengendalian diri seseorang dalam menghadapi nafsu keinginan yang mungkin menjengkelkan dan membawa seseorang ke ambang rasa malu.
Agama sangat penting bagi kehidupan manusia karena, jika seseorang terjerumus ke dalam sungai kesalahan, agama dapat membantu transformasi positifnya.
Baca Juga: 6 Dampak Kesenjangan Ekonomi yang Terjadi di Era Globalisasi
6. Latihan secukupnya
Selain itu, seseorang harus melakukan pendekatan terhadap budaya lain dengan moderat, yaitu tanpa sepenuhnya mendukung atau menentang globalisasi.
Masyarakat moderat saat ini harus mampu menghindari dampak buruk dari budaya lain sambil terus berusaha melihat sisi positifnya dengan menggunakan strategi untuk berpikir positif terhadap budaya tersebut.
Individu yang moderat harus memiliki kualitas kekuatan, keterbukaan, dan kepercayaan diri.
Agar era globalisasi dapat digunakan untuk menyebarkan budaya ke seluruh dunia di masa depan, setiap individu harus menghormati identitas budayanya sendiri sekaligus menyadari pengaruh budaya luar.
7. Bersiaplah
Kuatnya budaya asing yang ada saat ini menimbulkan banyak kendala, termasuk persaingan yang ketat.
Kita dapat berhasil menavigasi era globalisasi jika kita dapat mengatasi hambatan-hambatan tersebut.
Kita harus mampu mempertahankan diri dengan baik agar bisa membedakan pengaruh budaya luar yang baik dan buruk.
Pengaruh buruk tersebut antara lain sikap materialistis, individualisme, emosi dalam psikologi, gaya hidup bebas dan konsumeris, dan lain-lain yang tidak sejalan dengan agama dan kepribadian bangsa.
8. Latihan Selektivitas
Menjadi lebih cerdas adalah pola pikir penting berikutnya yang harus diterapkan saat berinteraksi dengan budaya yang baru bagi kamu.
Untuk mengatasi kenakalan remaja, kita tidak bisa menerima segala pengaruh yang datang dari luar negeri tanpa melalui prosedur screening terlebih dahulu.
Meskipun diyakini bahwa unsur-unsur budaya asing dapat menjadi inspirasi dan dapat dimasukkan ke dalam budaya kita, unsur-unsur tersebut harus terlebih dahulu dimodifikasi agar sesuai dengan budaya Indonesia.
Baca Juga: 7 Manfaat Globalisasi dan Dampak Buruknya bagi Dunia Bisnis
Ada beberapa strategi untuk menangkal dampak buruk budaya asing, seperti:
Penting untuk mempertimbangkan secara matang bagaimana menyikapi budaya asing karena budaya asing berpotensi memberikan dampak positif terhadap evolusi masyarakat Indonesia dalam banyak hal, termasuk perilaku dan budaya.
Namun kita, masyarakat Indonesia, tidak boleh menganggap enteng masa kebebasan dan keterbukaan ini, karena hal ini dapat menimbulkan dampak buruk yang merugikan budaya kita sendiri.
Menolak budaya asing juga bukan merupakan tindakan yang tepat, namun tetap memerlukan kecerdasan untuk menyaringnya karena jati diri Indonesia harus mendarah daging dan harus mampu menjunjung tinggi prinsip agama.