Pembeli: "Iya, ini, Kak."
Penjual: "Apa, Kak, mau beli apa?"
Pembeli: "Sepatu slop, Kak."
Pembeli: "Ini ada ukuran yang 38, Kak?"
Penjual: "Ini adanya yang ukuran 39, Kak. Yang 38 kosong."
Pembeli: "Jadinya... berapa, Kak, harganya yang ukuran 39?"
Penjual: "Rp 75 ribu, Kak."
Pembeli: "Tidak boleh kurang? Di lantai 1 harganya Rp 65 ribu, lho, Kak?"
Penjual: "Di sini boleh kurang, Kak. Ya beli di sini saja, Kak."
Pembeli: "Boleh Rp 50 ribu, Kak?"
Penjual: "Wah, kalau itu belum boleh, Kak. Naik sedikit, Kak?"
Pembeli: "Rp 55 ribu bagaimana, Kak?"
Pembeli: "Ya sudah ini saja, Kak."
Penjual: "Mau dibungkus plastik saja atau pakai kardusnya, Kak?"
Pembeli: "Terserah saja, Kak." (sambil menyerahkan uang Rp 55 ribu)
Penjual: "Terima kasih."
Pembeli: "Sama sama."
Contoh 22
Penjual: "Siang, Mas. Mau cari HP apa, nih? Kebetulan lagi ada beberapa merk yang promo, Mas. Ada bonus softcase juga."
Pembeli: "Saya mau cari HP gaming, Mbak, minimal RAM 6GB prosesor Snapdragon 8 ke atas. Kira-kira apa, ya, Mbak? Terus harganya kisaran berapa?"
Penjual: "Kalau untuk minimal spesifikasi tersebut ada merek X pro dan Y pro ini, Mas. X pro sudah pakai baterai jumbo 6.000 mAh, harganya Rp 5,5 juta. Kalau Y pro lebih murah, Rp 4,8 juta dengan baterai 5.000 mAh. Tapi dua-duanya ada fitur fast charging, Mas. Jadi pengisiannya cepat."
Pembeli: "Boleh tidak harganya kurang? Saya mau ambil Y Pro. Rp 5 juta, deh, Mbak."
Penjual: "Maaf, Mas, masih belum boleh kalau segitu. Penyimpanannya aja besar loh, 128GB. Nanti juga dapat bonus softcase, kok. Dijamin tidak bakal mengecewakan kalau mau buat main game online. Produk ini juga keluaran tahun ini, Mas. Jadi masih anget-angetnya."
Pembeli: "Hmmm, kurangin dikit dong, Mbak."
Penjual: "Hmmm, Rp 5,4 juta, ya, Mas. Nett."
Pembeli: "Kurangi Rp 50 ribu lagi, saya ambil sekarang, Mbak."
Penjual: "Hmmm, ya, sudah, Mas."
Pembeli: "Baik, terima kasih, Mbak."
Penjual: "Sama-sama. Saya bantu bungkus dan buatkan notanya, ya, Mas. Mohon ditunggu sebentar."
Contoh 23
Pembeli: "Pak, saya sedang mencari tas sekolah yang harganya terjangkau. Kira-kira yang mana, ya, Pak?"
Penjual: "Oh iya, Dek. Harga tas di sini bermacam-macam, mulai harga Rp 100 ribu sampai Rp 300 ribu."
Pembeli: "Oh, begitu, ya. Apa boleh melihat model dan warna tasnya, Pak?"
Penjual: "Boleh, Dek. Di sebelah sini. Ikut Bapak saja."
Pembeli: "Kalau boleh tahu harga tas yang ini berapa, ya, Pak?"
Penjual: "Kalau yang ini harganya Rp 150 ribu, Dek."
Pembeli: "Kok, mahal banget, ya, Pak? Apa tidak bisa ditawar?"
Penjual: "Iya Dek, karena tas ini keluaran terbaru. Kualitasnya juga bagus. Memangnya mau ditawar berapa, Dek?"
Pembeli: "Rp 100 ribu aja, Pak, tasnya."
Penjual: "Aduh, Dek. Kalau harga segitu belum bisa."
Pembeli: "Saya tambah, deh, Pak, Rp 20 ribu, jadi Rp 120 ribu. Bagaimana, Pak?"
Penjual: "Maaf, Dek, belum boleh turunnya terlalu banyak. Begini saja. Bapak turunkan menjadi Rp 135 ribu. Bagaimana? Itu sudah harga yang paling murah."
Pembeli: "Turunin dikit, dong, Pak. Rp 130 aja."
Penjual: "Iya, deh, kalau begitu. Boleh diambil dengan harga segitu."
Contoh 24
Pembeli: "Tas Hermes seri XX masih ada, Kak?"
Penjual: "Halo, Kak. Maaf, kalau produk tersebut sudah sold out, ya. Karena barangnya cuma ada satu."
Pembeli: "Waduh, kalau yang seri ABC masih ada?"
Penjual: "Masih, Kak."
Pembeli: "Dijual berapa, Kak?"
Penjual: "Kalau yang itu masih tinggi, Kak, Rp 19 juta."
Pembeli: "Nego tidak, Kak?"
Penjual: "Sudah pas, ya, Kak. Barangnya masih licin banget dan dijamin tidak menyesal, deh."
Pembeli: "Saya cuma ada budget Rp 15 juta aja, nih, Kak. Ada yang lain mungkin?"
Penjual: "Kalau untuk budget segitu, bisa pilih seri YY atau ZZ, Kak. Rp 13,5 juta aja."
Pembeli: "Ukuran tas-nya berapa itu, Kak? Terus materialnya apa?"
Penjual: "Jangan khawatir, Kak. Semua produk tas Hermes di toko kami original jadi material pembuatnya juga dari kulit hewan asli, bukan sintetis. Tapi maaf, ya, Kak, tidak ada sertifikatnya."
Pembeli: "Seri YY, saya di ambil Rp 13 juta boleh, Kak?"
Penjual: "Oke, Kak, tapi tidak dapat bonus box tas Hermes, ya, Kak."
Pembeli: "Iya, Mbak. Tidak masalah. Pembayaran lewat apa, Mbak?"
Penjual: "Bisa BCA, Mandiri, atau BNI, ya, Kak. Ini nomor rekeningnya. Setelah transfer, tolong kirim bukti transaksinya, ya."
Pembeli: "Oke, tunggu sebentar, ya."
Contoh 25
Penjual: "Selamat malam, Selamat datang di toko Adinda. Ada yang bisa kami bantu pak?"
Pembeli: "Mbak, saya mau cari sepatu sekolah untuk anak cowok. Warna hitam dan bertali ya mbak."
Penjual: "Saya bantu cari ya pak, untuk ukurannya berapa ya kira-kira?"
Pembeli: "Ukuran 36 atau 37 ya Mbak, saya mau lihat dulu mana yang paling pas untuk anak saya ini."
Penjual: "Untuk sepatu sekolah warna hitam bertali ukuran tersebut bisa dicek di sebelah sini ya pak. Silahkan dipilih dan boleh dicoba terlebih dahulu pak."
Pembeli: "Yang ini bagus dan pas di kaki anak saya. Ini harganya sudah pas Mbak Rp 700.000?"
Penjual: "Iya betul pak harganya Rp 700.000 karena sesuatu tersebut original merk Adinda."
Pembeli: "Wah, kok mahal banget ya mbak, apa tidak bisa kurang?"
Penjual: "Mohon maaf pak, harga tersebut sudah pas. Tapi jangan khawatir, barang dijamin original dan berkualitas. Sepatu ini juga nyaman loh pak digunakan sehari-hari, lagi untuk sekolah anak. Selain itu nanti juga dapat bonus kaos kaki pak."
Pembeli: "Kurangin dikit deh mbak, 600 boleh tidak?"
Penjual: "650 gimana pak? Tapi tanpa bonus ya pak."
Pembeli: "Boleh deh mbak, saya ambil ini ya."
Penjual: "Baik pak, saya bantu bungkus ya. Mohon ditunggu, untuk pembayarannya bisa langsung ke kasir."
Pembeli: "Terimakasih mbak."
Contoh 26
Penjual: "Ini rumah yang mau saya jual, Pak, karena kebetulan bulan depan saya dan keluarga harus pindah ke luar kota. Beberapa hari lalu juga sudah kami cat ulang dan merenovasi kamar mandi agar lebih nyaman dihuni."
Pembeli: "Total luasnya berapa, ya, Pak?"
Penjual: "Kalau rumahnya tipe 45, Pak, tapi kalau sama tanahnya total seluas 75 m persegi. Kebetulan saya bangun sendiri rumah ini, Pak, jadi kondisi bangunannya bagus."
Pembeli: "Boleh saya lihat-lihat dulu, Pak?"
Penjual: "Silahkan masuk pak. Rumah ini ada dua kamar tidur, satu kamar mandi, garasi, dan di belakang masih ada sedikit space yang biasanya digunakan untuk menjemur pakaian."
Pembeli: "Saya lihat di iklan harganya ditawarkan 250 juta, ya, Pak? Sudah nett apa boleh nego?"
Penjual: "Boleh dinegokan pak, silakan mau ditawar berapa. Kalau mau DP setengah dulu juga boleh, nanti sisanya diangsur selama setahun."
Pembeli: "Kalau saya bayar kontan Rp 180 juta bagaimana, Pak?"
Penjual: "Waduh pak, maaf masih jauh. Pasaran harga tanah disini sudah naik pak."
Pembeli: "Kalau Rp 250 juta kemahalan, Pak, ini juga bukan daerah tengah kota."
Penjual: "Gini saja, Pak. Saya kasih di harga Rp 225 juta. Setengahnya boleh diangsur selama setahun. Bagaimana, Pak?"
Pembeli: "Hmmm, Rp 225 juta sudah bonus tambah kanopi depan, ya, Pak?"
Penjual: "Boleh, Pak, nanti saya pasangkan kanopi."
Contoh 27
Pak Fikri: "Selamat siang, Bapak Valent. Bagaimana kabarnya?"
Pak Valent: "Alhamdulillah baik, Pak."
Pak Fikri: "Baik langsung saja, ya. Saya dengar dari Bapak Anas, Bapak Valent ini mau jual tanah yang ada di Jl. Mochammad Kertawijaya no. VI itu, Pak? Apa betul?"
Pak Valent: "Oh, iya, Pak, betul. Di situ tanahnya memang mau saya jual. Bapak tertarik?"
Pak Fikri: "Benar, Pak. Saya berminat beli tanah di situ untuk ladang usaha baru saya. Lokasinya juga saya lihat ramai-ramai terus, ya. Harganya berapa, ya?"
Pak Valent: "Tanahnya saya jual Rp 2 miliar pak. Itu sudah termasuk biaya balik namanya. Gimana? Hehe."
Pak Fikri: "Wah, fantastis sekali, ya, hahaha. Saya kira Rp 1 miliar sudah dapat, Pak."
Pak Valent: "Wah, belom, Pak. Tanah di sebelahnya punya H. Asep malah dulu laku sekitar Rp 3 miliar-an."
Pak Fikri: "Begitu ya. Kebetulan saya lagi low-budget juga ini. Saya tawar Rp 1,5 miliar saja, Pak. Bagaimana? Itu penawaran terakhir saya, deh."
Pak Valent: "Siap, Pak. Kalau begitu saya setuju. Mari kita bicarakan soal ganti nama dan perihal lain-lainnya nanti malam, ya."
Pak Fikri: "Alhamdulillah. Baik, Pak. Nanti malam saya ke rumah Bapak."
Contoh 28
Pembeli: "Mau tanya, harga grosir jilbab pashmina-nya berapa, ya? Rencana saya mau beli 100 pcs untuk warna hitam, putih, khaki, navi, sama army, Kak. Jadi 500 pcs totalnya."
Supplier: "Beli per 100 pcs Rp 1 juta ya kak. Jadi kalau 500 pcs, Rp 5 juta."
Pembeli: "Wah, tidak dapat potongan lagi? Kemungkinan saya bakal langganan supplier di sini, Kak."
Supplier: "Harga dari kami sudah nett, Kak. Kalau mau dapat potongan lagi, minimal order 1000 pcs, ya. Nanti dapat voucher potongan Rp 250 ribu."
Pembeli: "Oh, gitu, boleh, deh. Saya ambil 1000 pcs sekalian, ya. Warnanya dilengkapi saja, Kak."
Supplier: "Oke, Kak, kami siapkan dulu, ya. Untuk pembayaran bisa transfer ke rekening ini. Barang akan dikirim ke alamat Kakak besok pagi."
Pembeli: "Siap, Kak."
Contoh 29
Penjual: "Selamat pagi, Bu Heri. Wah sudah belanja macam-macam, ya?"
Bu Heri: "Iya, Pak. Nanti sore akan ada arisan. Jadi, hari ini rencananya masak agak lebih banyak dibandingkan biasanya."
Penjual: "Ohh. Ini kebetulan dagingnya segar-segar Bu. Baru sampai subuh tadi, belum kena freezer. Ibu Heri mau daging apa? Kambing apa sapi?"
Bu Heri: "Sapi sajalah, Pak. Tidak berani makan daging kambing. Suami saya sedang naik tensinya, bisa gawat kalau makan daging kambing."
Penjual: "Oh, tensinya sering naik, ya Bu? Kalau saya tiap hari makan daging, mau sapi atau kambing tidak masalah buat saya. Sejauh ini tensi saya aman, Bu. Akan tetapi, saya rajin makan ketimun, melon, semangka, apel, kangkung biar seimbang, Bu. Jangan lupa juga banyak minum air putih. Satu lagi yang terpenting adalah harus ikhlas, Bu!"
Bu Heri: "Ikhlas bagaimana, Pak?"
Penjual: "Ya, kalau menjalani hidup ini ikhlas pasti, kan adem ayem saja. Jadi, tensinya tidak akan naik."
Bu Heri: "Betul juga Bapak ini."
Penjual: "Nah, ini! Ibu, silakan pilih, mau bagian mana? Paha atau iga?"
Bu Heri: "Kalau paha sekilonya berapa, Pak?"
Penjual: "Masih sama, Bu, seperti kemarin, Rp 110 ribu, Bu."
Bu Heri: "Kalau iga?"
Penjual: "Buat Bu Heri, saya berikan diskon saja, Rp 105 ribu untuk 1 kg iga."
Bu Heri: "Kalau begitu saya ambil daging bagian paha 1 kg, iga ½ kg, tetapi harganya boleh kurang, ya? Kan, saya sudah beli banyak."
Penjual: "Ya, sudah, khusus untuk Ibu, semuanya saya berikan harga Rp 210 ribu saja."
Bu Heri: "Terima kasih, Pak. Bonus tulang, juga, Pak. saya hendak membuat kaldu."
Penjual: "Siap Bu Heri. Pokoknya beres."
Bu Heri: "Terima kasih, Pak."
Penjual: "Ini, Bu. Sudah saya pisahkan iga dan paha. Semuanya Rp 210 ribu."
Bu Heri: "Terima kasih, Pak. Ini uangnya."
Penjual: "Uangnya Rp 250 ribu. Ibu tidak mempunyai uang pas?"
Bu Heri: "Wah, tidak ada, Pak. Memangnya tidak ada kembaliannya, ya?"
Penjual: "Iya, belum ada uang kembaliannya. Begini saja, Ibu membayar Rp 200 ribu dulu saja, sisanya besok ketika Ibu belanja di sini."
Bu Heri: "Oh, baiklah, kalau begitu. Besok sisanya akan saya berikan, Pak."
Penjual: "Iya, Bu. Tidak usah dipikirkan."
Bu Heri: "Terima kasih, Pak."
Penjual: "Ya, Bu. Salam untuk Pak Heri."
Bu Heri: "Ya, Pak."
Contoh 30
Penjual: "Selamat datang di garasi lawas saya, Mas Dika."
Pembeli: "Oh ini, ya, Mas, Toyota Starlet yang mau dijual itu? Keren. Tahun berapa ini, Mas?"
Penjual: "Mobil ini tahun 1990, Mas Dika. Surat-suratnya lengkap, pajak hidup."
Pembeli: "Waktu kemarin sampean kirim video suara mesinnya, saya sebetulnya langsung jatuh hati, Mas. Cuma terkendala dengan harga yang ditawarkan."
Penjual: "Iya, Mas Dika. Saya buka di harga Rp 48 juta. Kemarin ada yang nawar Rp 41 juta, nggak saya lepas."
Pembeli: "Iya, Mas. Apa daya, saat ini saya hanya punya uang Rp 40 juta. Tapi serius Mas, saya tertarik dengan mobil lawas ini. Akan saya rawat sepenuh hati."
Penjual: "Ya sudah, Mas Dika. Saya lepas ke sampean deh walau Rp 40 juta. Saya percaya sampean benar-benar ingin mobil ini. Bukan untuk dijual kembali dan mencari keuntungan. Tapi karena suka dengan mobilnya."
Pembeli: "Wah, terima kasih, Mas. Semoga berkah untuk kita semua. Saya bayar via transfer bank, ya, Mas."
Penjual: "Siap, Mas. Aamiin."
Contoh 31
Penjual: “Silakan buah yang manis dan murah meriah.”
Pembeli: “Berapaan harganya, bang.”
Penjual: “Murah, bu, satu kilonya Cuma 15 ribu aja.”
Pembeli: “2 kilo 25 ribu aja, boleh?”
Penjual: “ Belum dapat, bu. Kalau segitu mah, saya belum dapat untung.”
Pembeli: “Wah kalau 15 ribu satu kilo itu kemahalan, bang.”
Penjual: “Bisa kurang kok, bu, tapi jangan banyak-banyak, nanti saya rugi.”
Pembeli: “Gimana kalau 13 ribu satu kilo, boleh nggak bang?”
Penjual: “Naikin lagi, bu. Kalau segitu untung saya mepet, bu.”
Pembeli: “Tawaran terakhir nih, bang, 14 ribu satu kilo, bisa?”
Penjual: “Bolehlah, bu, hitung-hitung buat penglaris hari ini.”
Pembeli: “Jadi, boleh 14 ribu satu kilo?”
Penjual: “Boleh, buat ibu saya kasih murah ajalah.”
Pembeli: Terima kasih, bang. Ini uangnya.”
Penjual: Terima kasih juga, bu. Besok-besok mampir lagi ya, bu.”
Contoh 32
Anak: “Bapak sama Ibu lagi sibuk nggak?”
Ibu: “Ibu juga lagi santai aja.”
Bapak: “Lagi santai aja juga nih, memangnya kenapa?”
Anak: “Gini, Pak besok kan aku les, kalau habis pulang les boleh langsung main?”
Bapak: “Memangnya kamu nggak ada PR dari sekolah?”
Anak: “ Ada, Pak, tapi sudah dikerjakan.”
Bapak: “Mau pergi kemana? Jauh ya?”
Anak: “Dekat kok. Cuma main ke rumah teman aja, Pak.”
Ibu: “Kamu main sama siapa aja?”
Anak: “Putri, Dinda, sama Vina, bu.”
Ibu: “Gimana, Pak, Dea boleh main sama temannya nggak?”
Anak: “Gimana Pak, Dea boleh main sama temen dea ‘kan?”
Bapak: “Iya, kamu boleh main sama teman kamu, tapi ingat pulangnya jangan malam-malam.”
Anak: “Oke, Pak. Nanti Dea pulangnya nggak sampai malam.”
Bapak: “Ingat ya, boleh main tapi jangan malam-malam.”
Ibu: “ Kalau main jangan sampai lupa makan.”
Anak: “Oke, Pak. Oke bu.”
Contoh 33
Guru: “Selamat pagi, anak-anak
Para Siswa: “Selamat pagi, Pak.”
Guru: “Apakah kalian semua sudah mengerjakan PR?”
Steven: “Saya belum mengerjakan PR?”
Guru: “Kenapa kamu belum mengerjakan PR?”
Steven: “Saya lupa, Pak kalau hari ini ada pengumpulan tugas.”
Guru: “Terus kamu mau diberikan hukuman apa?”
Steven: “Tidak tahu, Pak.”
Guru: “Bagaimana kalau kamu dihukum dijemur di lapangan?”
Steven: “Jangan, Pak. Nanti saya kepanasan.”
Guru: “Itu kan salah kamu karena tidak mengerjakan PR.”
Steven: Iya, Pak, tapi apakah hukumannya bisa diganti saja?”
Guru: “Yasudah, bagaimana kalau kamu berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak?
Steven: “Waktunya tidak bisa dikurangi, Pak?”
Guru: “Tidak bisa!”
Steven: “Benar-benar tidak bisa kurang waktunya, Pak?”
Guru: “Tidak bisa!”
Steven: “Baik, Pak. Saya akan berdiri di depan kelas selama mata pelajaran Bapak.”
Guru: “Lain kali kamu jangan lupa mengumpulkan tugas ya.”
Steven: “Baik, Pak. Kedepannya saya akan mengumpulkan tugas.”
Contoh 34
Pegawai bank: “Selamat pagi, bu.”
Nasabah: “Pagi, mba”
Pegawai bank: “Ada yang bisa saya bantu?”
Nasabah: “Saya ingin mengajukan peminjaman uang untuk kebutuhan usaha. Apakah bisa?”
Pegawai bank: “Bisa, bu.”
Pegawai bank: “Di bank kami ada dua jenis peminjaman uang.”
Nasabah: “Dua-duanya sama-sama bagus, mba?”
Pegawai bank: “Iya, bu, sama-sama bagus. Kalau yang A uang yang dapat dipinjam sebesar 5 juta. Sedangkan yang B, uang yang dapat dipinjam 10 juta.”
Nasabah: “Kalau yang A, syarat-syarat yang dibutuhkan apa saja?”
Pegawai bank: “Hanya BPKB kendaraan bermotor saja, bu dan bunganya sebesar 2,5%.”
Nasabah: “Untuk jaminannya, apakah bisa selain BPKB kendaraan bermotor?
Pegawai bank:”Belum bisa, bu.”
Nasabah: “Batas waktu cicilannya berapa bulan?”
Pegawai bank: “Untuk batas cicilannya selama 5 bulan.”
Nasabah: “Terima kasih atas informasinya, mba. Mungkin lain waktu saya baru bisa meminjam uang.”
Pegawai bank: “Apa ibu sudah benar-benar yakin?”
Nasabah: “Saya sudah yakin, mba.”
Pegawai bank: “Terima kasih atas kehadirannya, bu. Sampai jumpa kembali.”
Nasabah: “Baik, mba. Sekali lagi saya terima kasih.”
Contoh 35
Andi: “Kamu yang memecahkan HP aku?”
Agus: “Iya, maaf, Tadi pas pinjam tidak sengaja terjatuh.”
Andi: “Kaca LCD kayanya kena nih, pasti mahal.”
Agus: “Kalau mahal berarti aku tidak bisa menggantinya.”
Andi: “Bagaimana ya? Kalau tidak diganti aku takut diomelin orang tuaku.”
Agus: “Kalau aku ganti pasti butuh waktu lama karena aku harus menabung dulu.”
Andi: (menelpon orang tua)
Andi: “Tadi aku menelpon orang tuaku katanya tidak usah diganti tidak apa-apa.”
Agus: “Alhamdulillah. Sekali lagi aku minta maaf ya.”
Andi: “Iya, tidak apa-apa.”
Agus: “Nanti sore main bola bareng ya.”
Andi: “Oke, samper aku ya.”
Contoh 36
Calon penumpang: "Bang, ke Pasar Sentral berapa?"
Tukang becak: "Rp 10 ribu, Mbak."
Calon penumpang: "Yah, kok mahal banget Bang, Rp 5 ribu aja."
Tukang becak: "Aduh, kemurahan Mbak. Pasar Sentral kan jauh."
Calon penumpang: "Iya deh, saya tambah jadi Rp 7 ribu, gimana?"
Tukang becak: "Naikin dikit, Mbak, jadi Rp 8 ribu."
Calon penumpang: "Baiklah, Bang, saya setuju. Antar ke Pasar Sentral, ya, Bang."
Tukang Becak: "Baik, silakan naik, Mbak."
Contoh 37
Nasabah: "Selamat siang."
Pihak bank: "Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?"
Nasabah: "Iya, saya ingin bertemu dengan kepala bagian kredit."
Pihak bank: "Baik, mari saya antar menuju kepala bagian kredit."
Nasabah: "Jadi begini, Pak. Saya niatnya akan mengembangkan usaha. Maka dari itu, saya akan mengajukan kredit."
Pihak bank: "Berapa jumlah uang yang dibutuhkan untuk usaha yang Bapak ingin kembangkan?"
Nasabah: "Saya butuh uang sebesar Rp 300 juta. Bisakah saya mendapatkan pinjaman dengan jumlah tersebut?"
Pihak bank: "Maaf sebelumnya, tetapi jumlah pinjaman Bapak terlalu besar. Bagaimana jika pihak bank memberi Rp 200 juta?"
Nasabah: "Tidak bisa lebih dari itu, Pak? Saya, kan, nasabah lama di bank ini."
Pihak bank: "Baiklah, Bapak saya beri Rp 220 juta. Bagaimana, Pak?"
Nasabah: "Tolong dilebihkan lagi, Pak. Saya membutuhkan lebih banyak uang untuk mengembangkan usaha."
Pihak bank: "Baiklah, maksimal bank hanya bisa memberi pinjaman sebesar Rp 250 juta."
Nasabah: "Oke, bisa saya ambil kapan uangnya?"
Pihak bank: "Kalau Bapak setuju, uang Rp 250 juta bisa dicairkan secepatnya."
Nasabah: "Iya saya setuju, kemudian bagaimana lagi?"
Pihak bank: "Pihak bank akan memberikan pelayanan terbaik."
Nasabah: "Oke. Terima kasih atas kerjasamanya. Saya permisi dulu, Pak."
Pihak bank: "Sama-sama, Pak. Selamat siang."
Nasabah: "Selamat siang."
Contoh 38
Pembeli: "Saya dengar, Pak Tar mau menjual tanah yang di dekat kebun kelapa sawit sana, ya?"
Penjual: "Betul, Mas. Luasnya sekitar 10 hektare."
Pembeli: "Harga 1 hektarenya, Pak Tar?"
Penjual: "Kemarin saya menawarkan dengan harga Rp 40 juta. Jadi jika ditotal, sekitar Rp 400 juta."
Pembeli: "Masih bisa kurang, kan, Pak Tar? Saya tawar Rp 350 juta, ya, Pak?"
Penjual: "Waduh, belum bisa kalau segitu. Soalnya lahan produktif, Mas. Saya juga sayang untuk menjualnya sebenarnya. Cuma lagi ada keinginan lain, yang memaksa saya untuk menjual tanah itu."
Pembeli: "Ya sudah, Pak Tar. Kita ambil tengahnya saja, ya. Rp 390 juta, gimana?
Penjual: "Iya, deh. Sebentar saya ambilkan surat-suratnya serta kuitansi sebagai bukti pembayaran."
Contoh 39
Wakil Karyawan: "Selamat siang, Pak."
Wakil Perusahaan: "Selamat siang. Saya Ahmad Suhartono, wakil dari perusahaan, ini dengan siapa?"
Wakil Karyawan: "Saya Agus, pak sebagai perwakilan dari karyawan."
Wakil Perusahaan: "Sebenarnya ada apa? semua karyawan di sini melakukan demonstrasi. Kalau begini caranya, perusahaan bisa bangkrut dan berdampak pada PHK karyawan."
Wakil Karyawan: "Kami hanya ingin memiliki nasib yang lebih baik pak. Selama ini kami sudah bekerja keras untuk perusahaan, namun gaji yang kami terima tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan kami. Kami ingin menuntut gaji kami ditingkatkan menjadi 4 juta per bulan."
Wakil Perusahaan: "Itu tidak mungkin. Perusahaan sudah menanggung beban terlalu berat. Apalagi ada tunjangan dan uang lembur."
Wakil Karyawan: "Jika tidak bisa maka kami akan tetap mogok kerja pak."
Wakil Perusahaan: "Jangan seperti itu, mari cari jalan keluarnya. Saya akan mengusulkan kenaikan UMP sampai Rp 3,2 juta kepada direksi."
Wakil Karyawan: "Pak, ini Ibu kota, semua harga kebutuhan pokok mahal. Tolong dinaikkan lagi pak."
Wakil Perusahaan: "Nanti saya akan mengusulkan ke direksi Rp 3,5 juta."
Wakil Karyawan: "Tapi, usahakan lebih dari itu Pak, kami akan bekerja dengan lebih giat lagi."
Wakil Perusahaan: "Baiklah akan saya coba. Tolong sampaikan pada teman-teman untuk kembali bekerja jika tidak maka perusahaan dapat memberikan sanksi."
Wakil Karyawan: "Baiklah pak. Terima kasih. Kalau begitu saya pamit dulu."
Wakil Perusahaan: "Baik, silakan."
Contoh 40
Bapak Gilang: "Selamat siang, pak Dio. Saya bermaksud ke sini karena merasa terganggu dengan kegiatan renovasi rumah Bapak yang terlalu berisik."
Bapak Dio: "Oh iya, siang pak Gilang. Kalau boleh tahu, ada masalah apa ya dengan renovasi rumah saya?"
Bapak Gilang: "Suara tukang yang sedang bekerja seperti menggergaji dan lain-lain terlalu bising sehingga saya sulit untuk tidur siang. Selain itu, kebetulan juga saya kan lagi punya anak bayi sekarang, dia juga jadi susah tidur siang."
Bapak Dio: "Oh begitu yah rupayanya. Kalau begitu, saya akan menyuruh mereka untuk beristirahat sejenak dulu. Tapi saya juga menyarankan Bapak Gilang dan bayi Bapak untuk tidur di ruang belakang saja supaya suara renovasinya tidak terlalu mengganggu, bagaimana pak?"
Bapak Gilang: "Wahh ide bagus tuh, pak. Baik pak terima kasih sudah sangat mengerti dan paham dengan kondisi saya, ya."
Bapak Dio: "Ahh tidak apa-apa, pak. Kita kan sebagai tetangga memang harus selalu rukun dan mengerti satu sama lain."
Bapak Gilang: "Baik, kalau begitu saya pamit dulu ya, pak. Nanti saya tutup pintu sama semua jendela juga biar suaranya nggak masuk rumah."
Bapak Dio: "Mari, pak."
Demikianlah paparan mengenai kumpulan contoh teks negosiasi berbentuk dialog yang singkat dan pendek.
Untuk materi mengenai materi-materi sekolah lainnya silakan klik tautan-tautan di bawah ini ya.
Baca Juga: 22 Contoh Teks Negosiasi di Sekolah dalam Dialog: Singkat dan Beragam Tema
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.