Politik uang dan jual beli suara merupakan kerawanan pelanggaran yang biasa terjadi pada Pilkada.
Biasanya masa tenang kampanye hingga menjelang waktu pemungutan suara merupakan saat yang rawan dan berpotensi besar terjadi politik uang.
Istilah serangan fajar dulunya dipakai di dunia militer, saat tentara biasanya menyergap dan menguasai daerah target secara mendadak di pagi buta.
Namun, istilah ini kemudian digunakan untuk menyebut tindakan politik uang transaksional ketika orang memberikan uang agar penerima mau memilih calon yang diinginkan pemberi uang dalam pemilu dengan iming-iming janji tertentu.
Setelah mengenal apa arti serangan fajar, supaya lebih paham sekarang mari kita mengetahui apa saja contoh serangan fajar.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, aksi serangan fajar dapat dilakukan dengan memberikan uang atau materi lain kepada penerima yang suaranya pada pemilu ingin dibeli.
Untuk melakukannya, ada sejumlah modus yang dilakukan oleh pelaku praktik politik uang ini.
Diberitakan Kompas.com, berikut contoh serangan fajar yang kerap dilakukan:
Barang atau uang serangan fajar dapat diberikan sebelum pencoblosan atau dinamai uang prabayar.
Namun, ada juga yang membayarkannya setelah memberikan suara atau uang pascabayar.
Terkadang, pelaku politik uang ini lebih memilih memberikan iming-iming setelah pencoblosan karena dianggap lebih efektif.
Mereka punya bukti suara penerima sudah diberikan ke orang yang bersangkutan.
Pemberi uang yang ingin melancarkan serangan ini biasanya menggunakan jasa tenaga atau orang yang dibayar, atau orang yang menjual hak suara untuk pemilu.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: LINK dan Cara Cek Real Count KPU untuk Lihat Hasil Pemilu 2024, Resmi!