Menurutnya, sejarah Nasi Liwet di Solo tidak bisa dilepaskan dari Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu yang legendaris di Kota Bengawan.
"Sebuah warung Nasi Liwet di Solo yang telah berdiri sejak tahun 1950an, Nasi Liwet Wongso lemu dengan rasa gurihnya yang khas membuatnya jadi terkenal," ungkap Sarwanti.
Kemudian dirinya menceritakan asal-usul Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu yang mungkin belum banyak diketahui orang.
Menurut Sarwanti, keturunan generasi keempat dari pemilik warung, pendiri awal Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu sebenarnya bukanlah Mbah Wongso, tetapi ibu dari Mbah Wongso, yaitu Mbah Karyo.
Pada tahun 1950-an, Mbah Karyo memulai usahanya, beliau menjual nasi liwet di sudut dekat Jalan Slamet Riyadi, dengan menggunakan lapak bambu sebagai tempat berjualan.
"Saat itu Mbah Karyo harus naik becak dari rumahnya di Baki, Sukoharjo, untuk berjualan, dengan penerangan yang menggunakan lampu berbahan bakar minyak tanah,"
Setelah wafatnya Mbah Karyo, warung Nasi Liwet tersebut diteruskan oleh putranya, yaitu Mbah Wongso.
Karena tubuhnya gemuk, Mbah Wongso kemudian diberi julukan "lemu", yang berarti gemuk dalam bahasa Jawa.
Di sisi lain, resep Nasi Liwet yang dimiliki oleh Sarwanti juga merupakan warisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.
"Kalau Nasi Liwet punya saya sudah berdiri sejak 1985, oleh nenek lalu diteruskan Ibu dan saya hingga sekarang," jelasnya.
Warung Nasi Liwet milik Sarwanti itu buka di kawasan Banjarsari Kota Solo.
Tepatnya di tempat Kawasaki yang sekarang jadi Honda di Widuran, Banjarsari, Kota Solo, dan buka dari pukul 5 sore hingga pukul 2 pagi. Satu porsi nasi liwetnya dihargai Rp 20.000 rupiah.
Baca Juga: Makan Enak Low Budget, Ini Resep Nasi Liwet Teri Medan Ala Anak Kost
Penulis: Zulfa Abdat