Nasi Liwet, Kuliner Khas Solo yang Ternyata Berasal dari Sukoharjo

18 Maret 2024 16:35 WIB
( )

Solo, Sonora.ID - Kuliner Nasi Liwet merupakan salah satu ikon yang sangat populer di antara para pecinta kuliner di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo.

Bahkan, Nasi Liwet telah menjadi salah satu makanan khas yang banyak diminati oleh wisatawan yang datang dari luar kota untuk mencicipinya.

Ternyata, makanan yang sering dijumpai di berbagai sudut jalan di Kota Solo dan Sukoharjo ini berasal dari Desa Duwet, yang terletak di Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Desa Duwet, yang berdekatan dengan Sukoharjo Kota, mayoritas penduduknya adalah para penjual nasi liwet yang tersebar di Kota Solo dan Kabupaten Sukoharjo.

Konon diceritakan bahwa Nasi Liwet berasal dari Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo, pada sekitar tahun 1950-an.

Awalnya, nasi liwet dibuat oleh penduduk Desa Duwet, Kecamatan Baki, Kabupaten Sukoharjo.

Baca Juga: Resep Nasi Liwet Ala Masakan Sunda yang Bisa di Recook Anak Kost

Pada masa tersebut, masyarakat Desa Duwet mulai mencoba menjual nasi liwet di sekitar wilayah Solo.

Dan dari situlah Nasi Liwet mulai mendapat pengakuan dan dikonsumsi oleh keluarga bangsawan serta Kasunanan Surakarta.

Seorang penduduk Desa Duwet yang juga pedagang Nasi Liwet, Sarwanti (44), menceritakan secara singkat sejarah Nasi Liwet yang didengarnya dari ibunya.

Menurutnya, sejarah Nasi Liwet di Solo tidak bisa dilepaskan dari Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu yang legendaris di Kota Bengawan.

"Sebuah warung Nasi Liwet di Solo yang telah berdiri sejak tahun 1950an, Nasi Liwet Wongso lemu dengan rasa gurihnya yang khas membuatnya jadi terkenal," ungkap Sarwanti.

Kemudian dirinya menceritakan asal-usul Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu yang mungkin belum banyak diketahui orang.

Menurut Sarwanti, keturunan generasi keempat dari pemilik warung, pendiri awal Warung Nasi Liwet Bu Wongso Lemu sebenarnya bukanlah Mbah Wongso, tetapi ibu dari Mbah Wongso, yaitu Mbah Karyo.

Pada tahun 1950-an, Mbah Karyo memulai usahanya, beliau menjual nasi liwet di sudut dekat Jalan Slamet Riyadi, dengan menggunakan lapak bambu sebagai tempat berjualan.

"Saat itu Mbah Karyo harus naik becak dari rumahnya di Baki, Sukoharjo, untuk berjualan, dengan penerangan yang menggunakan lampu berbahan bakar minyak tanah," 

Setelah wafatnya Mbah Karyo, warung Nasi Liwet tersebut diteruskan oleh putranya, yaitu Mbah Wongso.

Karena tubuhnya gemuk, Mbah Wongso kemudian diberi julukan "lemu", yang berarti gemuk dalam bahasa Jawa.

Di sisi lain, resep Nasi Liwet yang dimiliki oleh Sarwanti juga merupakan warisan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya.

"Kalau Nasi Liwet punya saya sudah berdiri sejak 1985, oleh nenek lalu diteruskan Ibu dan saya hingga sekarang," jelasnya.  

Warung Nasi Liwet milik Sarwanti itu buka di kawasan Banjarsari Kota Solo.

Tepatnya di tempat Kawasaki yang sekarang jadi Honda di Widuran, Banjarsari, Kota Solo, dan buka dari pukul 5 sore hingga pukul 2 pagi. Satu porsi nasi liwetnya dihargai Rp 20.000 rupiah.

Baca Juga: Makan Enak Low Budget, Ini Resep Nasi Liwet Teri Medan Ala Anak Kost

Penulis: Zulfa Abdat

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm