3 Kultum tentang Al-Qur’an yang Singkat, Pendek, dan Menyentuh Hati

20 Maret 2024 16:26 WIB
Kumpulan contoh teks ceramah atau kultum tentang keutamaan hingga fungsi Al Qur’an yang singkat lengkap dengan dalilnya.
Kumpulan contoh teks ceramah atau kultum tentang keutamaan hingga fungsi Al Qur’an yang singkat lengkap dengan dalilnya. ( Pixabay/Pexels)

Sonora.ID - Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai petunjuk bagi manusia di kehidupannya.

Al Quran mengandung berbagai macam pokok ajaran sehingga seluruh hidup dan kehidupan ini menjadi teratur.

Dengan membaca ayat-ayat suci  dalam Al-Qur’an manusia bisa mengetahui jalan yang hak dan batil, antara yang benar dan yang sesat dan lainnya.

Hal ini tercantum dalam Surat Yunus ayat 57:

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاۤءَتْكُمْ مَّوْعِظَةٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَشِفَاۤءٌ لِّمَا فِى الصُّدُوْرِۙ وَهُدًى وَّرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِيْنَ - ٥٧

Artinya: “Wahai manusia! Sungguh, telah datang kepadamu pelajaran (Al-Qur'an) dari Tuhanmu, penyembuh bagi penyakit yang ada dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang yang beriman.”

Sebagai bahan refleksi diri berikut ini kami paparkan ceramah atau kultum tentang keutamaan hingga fungsi Al-Qur’an lengkap dengan dalilnya, dikutip dari berbagai sumber.

Baca Juga: Kultum Bahasa Jawa tentang Ikhlas yang Singkat dan Terjemahannya

Kultum tentang Al-Qur’an yang Singkat, Pendek, dan Menyentuh Hati

Kultum 1

Rahasia Kebahagiaan Bersama Al-Qur’an

Al-Qur’anul Karim kitab suci yang mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan sebagai petunjuk, rahmat, kabar gembira dan berbagai macam kemuliaan-kemuliaan dan keutamaan-keutamaan yang Allah jadikan padanya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنِ اتَّبَعَ هُدَايَ فَلا يَضِلُّ وَلا يَشْقَى

“Dan jika datang kepadamu (wahai manusia) petunjuk dari-Ku, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku dalam Al-Qur’an, maka dia tidak akan tersesat dan tidak akan sengsara/celaka di akhirat nanti.” (QS. Tha Ha[20]: 123)

Sahabat yang mulia Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhuma berkata:

تكفل الله لمن قرأ القرآن وعمل بما فيه أن لا يَضِلَّ في الدنيا ولا يشقى في الآخرة

“Allah menjamin bagi orang yang membaca Al-Qur’an dan mengamalkan kandungannya, dia tidak akan tersesat di dunia ini dan tidak akan sengsara di akhirat nanti.”

Al-Qur’anul Karim yang mulia.

Akan tetapi kenyataannya kaum muslimin Rahimakumullah, banyak di antara kita yang membaca Al-Qur’an, rajin membolak-balikan lembarannya, akan tetapi rasanya fungsi dan manfaat Al-Qur’an kurang kita dapati.

Al-Qur’an sebagai sebab yang menenangkan hati manusia, mendamaikan jiwa manusia.

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ketahuilah dengan mengingat Allah hati manusia menjadi tenang.” (QS. Ar-Ra’d[13]: 28)

Banyak orang yang membaca Al-Qur’an tapi hatinya selalu diliputi dengan kegundah-gulanahan, diliputi keresahan, bahkan stress menghinggapi jiwanya. 

Bagaimana fungsi Al-Qur’an pada diri orang ini tidak terlihat nyata padahal dia rajin membaca Al-Qur’an?

Inilah satu kenyataan yang harusnya kita renungkan sebabnya, kita pelajari apa yang menjadi permasalahan dalam hal ini dengan merujuk kepada petunjuk Allah dan keterangan para ulama Ahlus Sunnah.

Al-Qur’an diturunkan bukan cuma sekedar dibaca huruf-hurufnya, dibolak-balik lembaran-lembarannya, bukan cuma sekedar dikejar untuk bisa ditamatkan, membaca sekian dalam sehari, sekian dalam sehari, tamat sampai sekian hari. 

Kalau targetnya cuma sekedar menghabiskan, sebagian orang bisa satu malam menghabiskannya sekedar dibaca saja.

Ibnu Mas’ud Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu melarang hal ini dalam sebuah atsar ucapan beliau, beliau mengatakan:

ولا يكن هم أحدكم آخر السورة

“Jangan yang menjadi perhatian salah seorang di antara kamu sekedar menghabiskan surat.”

Sekedar menghabiskan surat untuk mempercepat bacaannya, tidak. Al-Qur’an tujuan utamanya bukan diturunkan untuk itu, tapi tujuannya adalah untuk bisa diamalkan kandungannya yang berarti harus dipahami isinya, dimengerti makna yang terkandung di dalamnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ

“Kitab Al-Qur’an yang Kami turunkan kepadamu Ya Rasulallah, agar manusia merenungkan isinya, menghayati maknanya. Kitab Al-Qur’an yang kami turunkan kepadamu Ya Rasulallah yang penuh dengan keberkahan, penuh dengan kebaikan, agar manusia menghayati isinya, merenungkan maknanya, dan agar orang-orang yang berakal bisa mengambil pelajaran darinya.” (QS. Shad[38]: 29)

Fungsi Al-Qur’an akan didapatkan secara sempurna oleh manusia tergantung dari bagaimana mereka memahami isinya, meresapi kandungannya, menghayati keindahannya. 

Makanya Al-Qur’an memang merupakan petunjuk, obat bagi penyakit hati, kabar gembira bagi orang-orang yang muslim (berserah diri), penjaga dari segala keburukan, sebab untuk memotivasi dalam kebaikan, hidayah kepada jalan yang lurus, dan sekian banyak fungsinya. Tetapi kalau kita tidak paham isinya, tidak mengerti kandungannya, apakah kita akan dapatkan fungsi tersebut dengan sempurna? Tentu tidak.

Makanya Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala ketika menjelaskan hal ini menyatakan satu pernyataan pentin, beliau berkata:

ولكن ذلك موقوف على فهمه ومعرفة المراد منه

“Akan tetapi fungsi dan manfaat dari Al-Qur’an ini tergantung sejauh mana kita memahaminya dan mengerti kandungan yang terdapat di dalamnya.”

Makanya ada orang yang membaca Al-Qur’an, bahkan menghafalnya, rajin menelaahnya, tapi dia tersesat dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, jawabannya ada bahkan banyak.

Orang-orang khawarij, mereka adalah al-Qurra’ (القراء), bukan cuma rajin membaca, mereka penghafal Al-Qur’an, tapi Al-Qur’an tidak mempengaruhi hati mereka, tidak merubah jiwa mereka menjadi lebih baik. 

Mereka bahkan meyakini keyakinan yang menyimpang karena mereka tidak memahami Al-Qur’an dengan pemahaman yang benar, sesuai dengan yang dipahamkan atau yang dijelaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di hadapan para sahabatnya.

Makanya dalam hadits riwayat Imam Muslim, ketika menjelaskan tentang orang-orang khawarij, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tentang mereka:

يَقرَؤون القُرآنَ، لا يُجاوِزُ حَناجِرَهم

“Mereka membaca Al-Qur’an, tapi Al-Qur’an tidak melampaui tenggorokan mereka.” (HR. Muslim)

Al-Qur’an tidak merasuk ke dalam hati mereka. Makanya Al-Qur’an tidak bermanfaat untuk membersihkan/memperbaiki akidah/keyakinan mereka, tidak bermanfaat untuk menyelamatkan mereka dari kesesatan, karena mereka tidak memahami kandungannya dengan benar.

Itulah sebabnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

وَالْقُرْآنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ

“Al-Qur’an itu adalah argumentasi untuk membelamu atau justru untuk membantahmu.” (HR. Muslim)

Maksudnya kalau kamu pahami dan amalkan, maka dia akan membelamu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi kalau kamu tidak paham, bagaimana kalau bisa mengamalkannya? Justru apa yang kamu baca itu akan menjadi argumentasi untuk menjatuhkanmu di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Na’udzubillahi min dzalik.

Inilah pentingnya untuk kita mengusahakan pemahaman Al-Qur’an. Sebagian daripada ulama mengatakan:

رب قارئ للقرآن والقرآن يلعنه

“Berapa banyak orang yang membaca Al-Qur’an tapi Al-Qur’an justru melaknat dirinya.”

Makanya target ketika membaca Al-Qur’an jangan sekedar banyak-banyakan kuantitasnya, tapi manfaat yang kita ambil darinya. Para ulama Salaf yang terdahulu tidak menjadikan ukuran kebaikan dengan cepatnya dihafal Al-Qur’an, tapi ukuran kebaikan menurut mereka adalah meskipun sedikit yang dibaca, bisa dipahami artinya, berusaha direnungkan maknanya, itulah cara belajar mereka sehingga meraih keutamaan yang sempurna, meraih manfaat yang maksimal dari bacaan Al-Qur’an yang disertai perenungan yang mereka lakukan.

Oleh karena itu salah seorang tabi’in yang mulia, Abu ‘Abdirrahman As-Sulami menceritakan bagaimana waktu mereka belajar Al-Qur’an dari para sahabat Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhum Ajma’in, sebagaimana ini merupakan metode yang ditempuh oleh para sahabat ketika mereka belajar Al-Qur’an dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa ‘Alihi wa Sallam. Abu ‘Abdirrahman As-Sulami berkata:

أخذنا القرآن عن قوم أخبرونا أنهم كانوا إذا تعلموا عشر آيات لم يجاوزوهن إلى العشر الأخر حتى يعلموا ما فيهن

“Kami belajar Al-Qur’an dari satu kaum (para sahabat) yang mereka menceritakan kepada kami bahwa jika mereka mempelajari 10 ayat dari Al-Qur’an, mereka tidak akan melampaui ke 10 ayat berikutnya sampai mereka memahami, merenungkan dan mengamalkannya.”

Ini adalah cara belajar yang benar yang dengan ini mereka dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, bisa mengambil manfaat dan fungsi yang sempurna dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diturunkan untuk kebaikan dan keberkahan bagi hidup manusia.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita sebagai ahlul Qur’an yang sesungguhnya, yang rajin membacanya, berusaha memahami artinya, minimal membaca terjemahannya, dan berusaha mengambil faedah, menyembuhkan penyakit hati, meluruskan keimanan kita dari petunjuk Al-Qur’an yang sempurna.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa menjadikan Al-Qur’an sebagai imam yang membimbing kita untuk menempuh jalan yang lurus sampai di akhir hayat kita.

(Ustadz AbdullahTaslim, M.A.)

Kultum 2

Keutamaan Membaca Kitab Suci Al-Qur’an 

Bulan suci Ramadhan menjadi momentum paling baik bagi umat Islam untuk memperbanyak membaca Al-Qur’an. Terlebih bulan Ramadhan yang merupakan bulan turunnya Al-Qur’an, sebagaimana tertuang dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 185.

Allah swt berfirman:

شَهۡرُ رَمَضَانَ الَّذِىۡٓ اُنۡزِلَ فِيۡهِ الۡقُرۡاٰنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الۡهُدٰى وَالۡفُرۡقَانِۚ فَمَنۡ شَهِدَ مِنۡكُمُ الشَّهۡرَ فَلۡيَـصُمۡهُ ؕ وَمَنۡ کَانَ مَرِيۡضًا اَوۡ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنۡ اَيَّامٍ اُخَرَؕ يُرِيۡدُ اللّٰهُ بِکُمُ الۡيُسۡرَ وَلَا يُرِيۡدُ بِکُمُ الۡعُسۡرَ وَلِتُکۡمِلُوا الۡعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمۡ وَلَعَلَّکُمۡ تَشۡكُرُوۡنَ‏

Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang siapa di antara kamu mendapati bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur." QS. Al-Baqarah: Ayat 185

Memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan suci Ramadhan sudah diteladani oleh Baginda kita Nabi Agung Muhammad saw. Dalam hadits riwayat Ibnu Abbas, dikisahkan bahwa Rasulullah saw selalu bertadarus dengan malaikat Jibril di tiap malam bulan Ramadhan.

“Dari Ibnu Abbas berkata, “Rasulullah saw adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, dimana Jibril mengajarkannya AlQuran. Sungguh Rasulullah saw orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus.” (HR. Bukhari)

Oleh sebab itu, sudah menjadi seyogyanya kita sebagai umat Islam memperbanyak membaca Al-Qur’an di bulan suci Ramadhan ini baik membaca secara mandiri maupun mengikuti agenda tadarus Al-Qur’an di Masjid-Masjid atau musholla setempat sebagaimana tradisi umat islam dalam menghidupkan bulan suci Ramadhan.

Terlebih, membaca Al-Qur’an memiliki keutamaan yang begitu besar. Dalam hadits riwayat Ibnu Mas’ud dijelaskan bahwa membaca satu huruf saja dalam Al-Qur’an mendapatkan sepuluh kebaikan dan akan dilipatgandakan oleh Allah swt menjadi sepuluh kebaikan.

“Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud,- dia katakan bahwa Rasulullah Saw,- telah bersabda; Barangsiapa membaca satu huruf dari Al-Qur’an kitabullah, maka baginya satu kebaikan, sedangkan satu kebaikan dibalas oleh Allah Ta’ala dengan sepuluh kebaikan, tidak dikatakan Alif Lam Mim satu huruf, akan tetapi Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (H.R At-Tirmidzi)

Selain itu, Rasulullah saw juga menganjurkan kepada umatnya agar membaca al-Qur’an karena kelak di hari kiamat Al-Qur’an akan menjadi penolong bagi orang membacanya. Dalam riwayat Abi Umamah, Rasulullah saw bersabda:

“Diriwayatkan dari Abi Umamah, dia katakan bahwa aku telah mendengar Rasulullah Saw bersabda; Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya dia akan datang di hari kiamat sebagai syafaat orang yang membacanya.” (HR. Imam Muslim)

Membaca Al-Qur’an secara berjamaah juga memiliki keutamaan yang sangat besar. Dalam Hadits riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw menyebutkan keutamaan membaca Al-Qur’an secara jamaah:

“Dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW, ia bersabda, ‘Tidaklah satu kelompok orang berkumpul di sebuah rumah ibadah, membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya di tengah mereka, melainkan ketenteraman turun di tengah mereka, rahmat menyelimuti mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut mereka di tengah orang yang ada di sisi-Nya.” (HR Muslim, Abu Dawud, Ahmad, dan Al-Baihaqi).

Dalam meraih keutamaan membaca Al-Qur’an secara berjamaah, tidak harus dilakukan di masjid. Akan tetapi bisa dilakukan di tempat seperti musholla, pondok, dan madrasah sebagaimana yang berlaku di masyarakat. 

Imama Nawawi dalam kitab Syarh AnNawawi lil Muslim menjelaskan:

“Disamakan dengan masjid dalam hasilnya fadhilah yaitu berkumpul di madrasah, pondok dan tempat-tempat sesamanya, Insya Allah”. (Imam Nawawi, Syarh an-Nawawi li al-Muslim, juz 17, hal. 22)

Sebagai umat Islam, tentu kita tidak ingin menyia-nyiakan keagungan ini di bulan suci Ramadhan, bulan yang penuh dengan limpahan rahmat dan pahala dari Allah swt. Oleh sebab itu, mari kita manfaatkan baik-baik momentum penuh keberkahan ini dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an. Wallahu a'lam.   

(Ustadz Bushiri, Pengajar di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan)

Kultum 3

Memaknai Nuzulul Quran

Assalamu'alaikum, Warahmatullahhi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

Kaum muslimin muslimat Rahimakumullah, marilah kita tidak henti-hentinya memanjatkan puji syukur kepada Allah.

Karena dengan nikmat-Nya, Allah masih memberikan kita kesempatan untuk hadir dalam acara mulia ini.

Semoga dalam acara mulia ini, kita semua mendapatkan rahmat dan ampunan Allah SWT.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Ramadhan adalah bulan diturunkannya Al-Qur'an sehingga Ramadhan juga disebut Bulan Al-Qur'an. Al-Qur'an diturunkan pertama kali di Gua Hiro oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad. Yang berupa Surat al-Alaq dari ayat 1-5:

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ

Al-Quran merupakan kitab petunjuk yang memiliki keistimewaan. Al-Qur'an merupakan kitab penyempurna daripada kitab-kitab Allah yang diturunkan sebelumnya. Selain itu, Al-Qur'an juga sebagai mukjizat Nabi Muhammad.

Hadirin yang dimuliakan Allah,

Tak heran banyak masyarakat yang memperingatinya dengan cara beragam. Mulai kegiatan bersama di masjid atau mushala, buka bersama, hingga menghatamkan Al-Qur'an.

Semua itu dilakukan dalam rangka menghormati turunnya Kalamullah berupa Al-Qur'an. Kegiatan tersebut juga bertujuan untuk mengingat sejarah dan menanamkan nilai-nilai Islam, khususnya pada anak-anak sebagai generasi selanjutnya.

Hadirin yang dimuliakan Allah

Banyak sekali keistimewaan yang bisa kita dapatkan dari Al-Qur'an. Apalagi seseorang mau membaca dan mengamalkannya di Ramadhan. Di antara empat keistimewaan Al-Qur'an yaitu:

(1) Menjadi Pedoman, petunjuk, dan rahmat bagi manusia

Di dalam menjalani kehidupan, agar manusia berada dalam kebenaran, maka manusia butuh pedoman dan petunjuk. Al-Qur'an adalah petunjuk Allah, oleh karenanya manusia harus menjadikan Al-Qur'an sebagai petunjuk kehidupannya agar bisa hidup dengan baik dan nyaman. Allah berfirman:

هَٰذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ

Artinya: "(Al-Qur'an) ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini." (QS Al Jasiyah Ayat 20)

(2) Menjadi obat bagi manusia

Bahwa dalam waktu tertentu, terkadang manusia merasa kurang nyaman dalam hidupnya. Baik secara dhahir maupun batin. Ketidaknyamanannya itu membutuhkan pengobatan sesuai dengan penyakitnya. Al-Qur'an diturunkan Allah untuk menjadi obat bagi manusia yang merasa dalam hidupnya mengalami ketidaknyamanan. Allah berfirman:

وَنُنَزِّلُ مِنَ ٱلْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا خَسَارًا

Artinya: ''Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.'' (QS. A-Isra/17: 82)

(3) Menjadi pemelihara dan mempertahankan martabat kemanusiaan

Al-Qur'an mengajarkan manusia bagaimana cara untuk mempertahankan martabat yang tinggi. Yakni, memelihara dan mempertahankannya dengan iman dan kebajikan. Hal ini diajarkan dalam ayat berikut:

إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

Artinya: "Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; maka mereka akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya." (QS At-Tin Ayat 6)

(4) Pelajaran dan penerangan

Al-Qur'an juga menjadi kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad sebagai kitab untuk memberi penerangan bagi manusia. Berikut Surat Yasin Ayat 69:

وَمَا عَلَّمْنَاهُ الشِّعْرَ وَمَا يَنْبَغِي لَهُ ۚ إِنْ هُوَ إِلَّا ذِكْرٌ وَقُرْآنٌ مُبِينٌ

Artinya: "Dan Kami tidak mengajarkan syair kepadanya (Muhammad) dan bersyair itu tidaklah pantas baginya. Al-Qur'an itu tidak lain hanyalah pelajaran dan kitab yang jelas," (QS. Yasiin/36: 69)

(5) Solusi masalah masyarakat

Al-Qur'an juga diturunkan sebagai pemutus hukum dan pengangkat perselisihan serta pembeda antara yang hak dan batil. Mengingat banyaknya masalah yang muncul di kalangan masyarakat dari zaman Nabi sampai sekarang. Allah berfirman:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Artinya: "Dan Kami tidak menurunkan Kitab (Al-Qur'an) ini kepadamu (Muhammad), melainkan agar engkau dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan, serta menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Surat An Nahl Ayat 64)

Demikianlah ceramah yang bisa saya sampaikan, semoga kita selalu berusaha dekat dengan Al-Qur'an dan menjadikan Al-Qur'an sebagai pedoman seumur hidupnya sehingga Allah ridha dan menjadikan kita orang-orang yang mendapatkan keberkahan dari Al-Qur'an, di dunia dan akhirat, amin.

(KH Ahmad Misbah, Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan)

Itulah kumpulan kultum tentang Al-Qur’an yang menyentuh hati. Semoga artikel ini bermanfaat.

Baca Juga: 2 Kultum tentang Adab Lebih Tinggi daripada Ilmu: Singkat dan Contohnya

Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm