Akibatnya, penderita anemia aplastik akan mengalami penurunan hemoglobin terus menerus.
Hemoglobin adalah bagian darah yang membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Dengan sel darah putih dan merah yang sedikit serta trombosit yang rendah, penderita anemia aplastik memiliki peningkatan risiko infeksi serius, masalah pendarahan, masalah jantung, dan komplikasi lainnya.
Penyebab Anemia Aplastik
Umumnya, penyakit anemia aplastik menyerang orang yang berusia 15-25 tahun dan 60 tahun ke atas.
Dikutip dari Hopkins Medicine, berikut penyebab anemia aplastik:
Baca Juga: Penyanyi Lagu Rohani Melitha Sidabutar Dikabarkan Meninggal Dunia
Gejala Anemia Aplastik
Anemia aplastik dapat memengaruhi fungsi setiap jenis darah, yaitu leukosit yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh, trombosit untuk pembekuan darah, dan eritrosit untuk penyaluran oksigen ke seluruh tubuh.
Hal ini akan menyebabkan gejala anemia aplastik yang bervariasi, tergantung dari sel darah yang terdampak.
Namun, gejala umum dari anemia aplastik adalah sebagai berikut:
Untuk mendiagnosis anemia aplastik, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dialami, riwayat penyakit pasien dan keluarga, serta obat-obatan yang sedang dikonsumsi, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik.
Setelah itu, untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang berupa:
Pengobatan Anemia Aplastik
Pengobatan anemia aplastik dilakukan oleh dokter tergantung dari tingkat keparahannya.
Tindakan yang umumnya akan dilakukan oleh dokter untuk menangani anemia aplastik adalah sebagai berikut:
Belum ada cara untuk mencegah anemia aplastik. Namun, untuk menurunkan risiko terkena anemia aplastik, sebaiknya hindari paparan zat kimia seperti pestisida, insektisida, pelarut organik, dan juga penghilang cat.