5 Contoh Cerita tentang Hari Raya Idul Fitri untuk Anak SD yang Seru

17 April 2024 12:46 WIB
Ilustrasi membuat cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD.
Ilustrasi membuat cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD. ( Pexels)

Sonora.ID - Cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD kerap menjadi tugas yang diberikan guru ke siswa setelah libur Lebaran selesai.

Tugas membuat cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD ini dapat mengasah pola pikir dan kemampuan menulis para siswa.

Berikut ini 5 contoh cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD sebagai referensi dikutip dari berbagai sumber.

1. Jalan-Jalan ke Kebun Binatang

Saat libur Lebaran kemarin, karena saya tidak mudik ke kampung halaman. Bunda dan Ayah mengajak saya menghabiskan waktu rekreasi di tempat wisata di sekitar sini saja. Kali ini, Ayah dan Bunda mengajak saya ke Kebun Binatang Ragunan.

Saking senangnya, sejak pagi saya sudah bersemangat membantu Bunda menyiapkan semua keperluan. Saya juga membantu menyiapkan bekal dan camilan untuk disantap di sana.

Supaya tidak terlalu panas dan lebih sepi, kami berangkat sejak pagi. Dari rumah, kira-kira perlu waktu sekitar satu jam perjalanan karena banyak sekali menemui lampu merah. Sesampainya di depan kebun binatang, Ayah pergi ke loket untuk membeli tiket masuk. Kemudian kami pun masuk ke dalam kebun binatang.

Di dalam sana, saya melihat ada banyak sekali jenis-jenis hewan. Biasanya saya cuma melihat hewan-hewan ini dari buku saja. Selain itu, saya juga melihat akuarium berisi ikan-ikan unik berukuran besar.

Ketika hari mulai siang, udara pun semakin panas dan matahari mulai terik. Bunda mengajak saya istirahat dulu sambil menikmati bekal yang dibawa dari rumah. Setelah itu, sekitar pukul 1 siang kami pun pulang. Rasanya sangat menyenangkan.

Baca Juga: 5 Contoh Cerita Liburan saat Lebaran yang Berkesan untuk Tugas Sekolah

2. Liburan Mudik ke Kampung Halaman

Setiap tahun saat libur Lebaran tiba, saya selalu bersemangat karena ini waktunya datang berkunjung ke kampung halaman kakek dan nenek. Perjalanan seru naik kereta selalu menjadi momen yang paling saya tunggu-tunggu.

Kami berangkat dari rumah pagi-pagi sekali. Selama perjalanan, saya melihat perbukitan, hutan, dan sawah yang hijau. Sungguh pemandangan yang menyejukkan mata.

Sambutan dan pelukan hangat selalu ada dari kakek dan nenek saat saya sampai di rumahnya. Mereka selalu punya cerita menarik dan kegiatan seru untuk saya. Setiap hari, saya bangun pagi-pagi dan bersiap untuk petualangan baru.

Salah satu kegiatan yang paling saya sukai adalah jalan pagi ke sawah dan memetik buah-buahan di kebun. Bersama sepupu-sepupu saya, kami menjelajahi kebun nenek yang penuh dengan pohon buah. Kami memetik mangga dan rambutan.

Setiap malam, kami berkumpul di teras rumah nenek dan kakek. Semua saling berbagi cerita tentang kegiatan sehari-hari yang seru, sambil memakan camilan tradisional buatan nenek.

Ketika liburan hampir berakhir, rasanya sulit untuk pulang karena saya masih rindu dengan suasana di desa. Saya sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama keluarga besar dan berharap waktu liburan berikutnya segera tiba.

Baca Juga: 5 Contoh Cerita Liburan di Rumah 5 Paragraf untuk Anak SD dan SMP

3. Membantu Ibu Membuat Kue Lebaran

Libur Hari Raya Idul Fitri tahun ini saya mengisi waktu dengan membantu ibu membuat kue lebaran. Saya membantu ibu membuat kue bulan, nastar hingga lapis nanas.

Ketika saya membantu ibu membuat lapis nanas, saya terlalu lama memanggang kue sehingga kuenya gosong, sehingga ibu memarahi saya dan menyuruh saya untuk mengulang membuat kue dari awal.

Saya malu, karena saat kami membuat kue, sepupu saya melihatnya dan menertawai saya. Akhirnya dia pun membantu saya membuat kue.

Setelah selesai membuat kue, kemudian saya membersihkan rumah, mencuci piring dan menyapu halaman. Semua pekerjaanku dibantu oleh sepupu saya sehingga semuanya terasa mudah.

Kegiatan itu saya lakukan untuk menyambut lebaran Idul Fitri agar orang-orang nyaman saat berkunjung.

4. Idulfitri dengan Keluarga

Pada hari pertama Lebaran, 1 Syawal 1445 Hijriah, saya bersama keluarga terlebih dahulu melaksanakan Salat Idulfitri berjemaah.

Kami mengikuti Salat Idulfitri berjemaah di lapangan yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. Di lapangan sudah tersedia karpet tebal. Namun, untuk mengantisipasi tidak mendapat tempat dengan karpet tersebut, saya bersama keluarga menyiapkan koran dan membawa sajadah sendiri-sendiri.

Pelaksanaan Salat Idulfitri di lapangan pada tahun ini cukup hikmat. Selain dipenuhi oleh umat muslim, cuacanya juga cukup sejuk. Tidak terlalu panas, tapi juga tidak hujan.

Seusai melaksanakan salat, kami pun segera pulang ke rumah untuk saling bermaaf-maafan. Tidak lupa saya pun beberapa kali singgah ke rumah tetangga dan teman dekat untuk bersilaturahmi.

Setibanya di rumah, barulah gantian saya yang meminta maaf kepada Ayah dan Ibu, juga kepada kakak dan adik. Setelah kegiatan bermaaf-maafan bersama keluarga di rumah, kami pun bergegas pergi ke rumah nenek. Rencana kegiatan kami adalah bersilaturahmi ke rumah nenek, mengikuti syukuran, dan dilanjutkan dengan ziarah kubur.

Rumah nenek tidak terlalu jauh dari tempat tinggal kami, yaitu sekitar 20 km. Bisa kami tempuh selama 30-40 menit dengan mengendarai sepeda motor. Pada pukul 10.00 WIB, saya bersama keluarga tiba di rumah nenek. Kami pun saling bersapa, bermaaf-maafan, dan saling mendoakan.

Di rumah nenek, saya mendapat THR berupa beberapa lembar uang baru. Belum selesai sampai di sana, para paman dan bibi pun tidak segan-segan memberikan uang jajan tambahan untuk saya, kakak, dan adik.

Bahagia rasanya, karena pada Lebaran Idulfitri tahun ini, kami bisa berkumpul dengan keluarga besar, saling mendoakan, dan senantiasa sehat.

Sekitar pukul 11.00 WIB, saya pun diajak oleh ayah dan ibu untuk berziarah kubur. Karena lokasi TPU tidak terlalu jauh dari rumah nenek, kami mendatanginya dengan cara berjalan kaki.

Sesampainya di tempat ziarah, saya pun menghampiri makam adik yang telah meninggal, dan beberapa sanak-saudara dari pihak ayah yang telah meninggal. Karena cuacanya sudah cukup terik, kami berziarah hanya sebentar saja dan setelahnya segera kembali ke rumah nenek.

Pada hari pertama Idul Fitri, saya bersama kakak dan adik terlebih dahulu menginap di rumah nenek. Karena selain waktu liburan sekolah yang masih panjang, nenek kabarnya ingin mengajak kami jalan-jalan.

Baca Juga: Contoh Teks Narasi Fiksi Beserta Pengertian, Ciri-Ciri, dan Struktur

5. Liburan Lebaran ke Sumatera

Pada momentum hari raya Idul Fitri atau Lebaran kali ini, sekolah-sekolah formal termasuk SD tempatku bersekolah diliburkan selama enam hari.

Di hari ke-3 libur lebaran, aku bersama keluargaku pergi berkunjung ke rumah sanak saudara di Lampung, Sumatera, untuk bersilaturahmi. Kerabat yang kami kunjungi adalah saudara kandung ibuku yang sudah sangat lama sekali tidak bertemu hingga berpuluh-puluh tahun.

Bahkan kami belum tahu rumah tempat tinggalnya dan ini adalah pertama kalinya aku beserta keluargaku berkunjung ke sana. Aku, ayah dan ibuku, saudara-saudaraku, dan beberapa kerabat lainnya, pergi ke Lampung dengan menyewa mobil travel.

Tempat tinggalku di Jawa Timur. Kami berangkat ke Sumatera pada malam hari dan sampai tujuan pada malam berikutnya. Ini adalah pengalaman liburan lebaran yang belum pernah kurasakan, karena perjalanannya sangat jauh sekali.

Berbagai kota-kota yang ada Jawa Tengah dan Jawa Barat, juga ibu kota Jakarta kulewati untuk sampai ke sana, hingga laut pun kami sebrangi dengan menaiki kapal.

Tidak hanya berbagai kota, aku juga melewati desa-desa yang ada di pulau Sumatera untuk pertama kalinya. Perjalanan yang memang mengasyikkan. Namun juga ada hal tidak menyenangkan, karena aku sempat mabuk saat di dalam kendaraan travel.

Bahkan sewaktu menaiki kapal di atas laut, aku khawatir kalau nanti mabuk dan muntah lagi. Untung saja, hal itu tidak terjadi. Perjalanan jauh yang cukup melelahkan, karena kami juga mencari-cari di mana rumah tempat tinggal keluarga kakak perempuan ibuku itu.

Namun, capek dan letih pun terobati setelah kami berhasil menemukan dan menyinggahi rumah yang kami tuju. Betapa senangnya kami dapat berkumpul dengan kerabat yang sudah lama tidak bertemu, seolah hubungan yang putus tersambung lagi.

Dua malam satu hari aku dan keluargaku berada di sana, saling bercengkrama dan melepas rindu. Kemudian saat hendak berpisah lagi, kami dan mereka pun tak kuasa menahan tetesan air mata haru.

Cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan pengalaman siswa.

Demikian 5 contoh cerita tentang hari raya Idul Fitri untuk anak SD yang menarik.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm