Mengenal 'Mawarung', Tradisi Urang Banjar Sebelum Memulai Aktivitas

24 April 2024 12:40 WIB
Ilustrasi warung kopi atau warkop
Ilustrasi warung kopi atau warkop ( Tribun Jogja/Noristera Pawestri )

 

Banjarmasin, Sonora.ID - Kebiasaan ngopi di pagi hari nampaknya sudah jadi tradisi di hampir seluruh daerah di Indonesia. Mulai dari Sabang sampai Merauke, tradisi tersebut turun temurun dilakukan hingga saat ini.

Jika di Aceh dikenal tradisi ngopi di warung dengan cara minum yang unik, yakni kupi khop atau meminum kopi dengan gelas yang tertelungkup, masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan punya tradisi 'mawarung' atau nongkrong di warung.

Meski zaman sudah berubah dan teknologi berkembang pesat, mawarung tetap jadi kebiasaan yang tak dapat dihilangkan dari kehidupan masyarakat Banjar, terutama yang masih tinggal di kawasan hulu sungai.

Seperti di wilayah Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, masih banyak ditemui warung-warung yang buka sejak selepas salat Subuh.

Baca Juga: Ramai Dicari Para Pemudik, Pengusaha Kopi di Wonogiri Siapkan Stok

Jangan heran jika pada jam tersebut warung sudah dipenuhi banyak orang. Baik yang ingin menikmati kopi atau teh, sarapan, hingga hanya sekadar ngobrol dengan tetangga atau masyarakat sekitar.

Menunya pun beragam. Sejak subuh, sudah tersedia berbagai jajanan pasar, seperti roti pisang, untuk, hingga nasi kuning dengan berbagai lauk. Minumannya tentu saja kopi hitam dan teh panas yang jadi andalan.

Tak ditemukan secara pasti, kapan tradisi itu mulai dilakukan oleh masyarakat Banjar. Namun hingga saat ini, mawarung seolah jadi sebuah keharusan sebelum memulai hari yang padat.

Mawarung juga jadi tempat kumpul masyarakat dari berbagai latar belakang. Dari tempat itu, berbagai informasi dan interaksi jadi satu sebagai tambahan semangat para pengunjung memulai aktivitas hari itu.

"Kalau tidak ke warung pagi itu rasanya kurang," ucap Hamid, pensiunan salah satu instansi pemerintahan di Kota Kandangan.

Kebiasaan mawarung diakuinya sudah dilakukan sejak muda dan dilakukan sebelum pergi ke kantor. Suasana lingkungan sekitar rumah yang masih asri dan sepi, menurutnya jadi nilai plus dari aktivitas mawarung.

"Jadi ajang silaturahmi juga dengan tetangga, biasanya kita tukar informasi. Ya, saling mengenal gitu lah pokoknya," tambah Hamid.

Meski identik dengan kaum pria, mawarung juga banyak dilakukan oleh perempuan.

"Bukan untuk nongkrong, tapi kita biasanya beli lauk atau sarapan untuk anak-anak di rumah kalau malas masak," tutur Sunar, yang bekerja sebagai pegawai swasta.

Baca Juga: 4 Cara Menikmati Kopi Selama Bulan Puasa agar Tetap Sehat

Pilihan makanan dan penganan yang bervariasi, menurutnya sangat membantu mereka dalam menentukan menu sarapan pagi. Apalagi pagi hari, anggota keluarganya jarang makan berat dan lebih suka menikmati sajian ringan, seperti roti atau kue-kue tradisional.

Di tengah menjamurnya kedai kopi modern, tradisi mawarung nyatanya masih tetap diminati masyarakat di Kalimantan Selatan. 

Selain jadi tempat kumpul dan cari makan, mawarung juga jadi salah satu wadah untuk menyalurkan kebiasaan urang Banjar yang suka ngobrol atau dalam bahasa Banjar disebut 'bapandiran'.

Tak hanya di lingkungan permukiman warga, mawarung juga banyak dilakukan di kantor-kantor, baik swasta maupun pemerintahan.

Bedanya hanya pada menu dan suasana yang ditawarkan, selebihnya sama. Sama-sama menikmati pagi dengan secangkir kopi atau teh panas sambil sarapan dan mengobrol.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm