Sonora.ID - Berikut ini simak khutbah Jumat edisi 26 April 2024.
Salat Jumat merupakan kewajiban bagi setiap muslim, terutama laki-laki, untuk menunaikannya.
Sedikit berbeda dengan salat lima waktu, salat Jumat diawali dengan dua khotbah dari khatib.
Pada edisi tersebut akan membahas mengenai ‘3 Kelompok Manusia Setelah Ramadhan’.
Khutbah ini bertujuan untuk mengingatkan umat muslim untuk selalu istikomah dan berdiri dengan tekad yang kuat, beribadah di sisa akhir Ramadhan ini.
Berikut ini khutbah Jumat 26 April tentang ‘3 Kelompok Manusia Setelah Ramadhan’:
Kaum muslimin jamaah jumat rahimakumullah..
Bersyukur kepada Alloh swt dengan mengucapkan Alhamdulillah....
Dan Bersholawat kepada Rasululloh dengan ucapan Allohumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ‘ala ali sayyidina Muhammad.
Marilah senantiasa kita tingkatkan iman dan taqwa kepada Allah swt, dengan mengerjakan semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya.
Maka setelah Ramadhan berlalu, ketika sudah masuk bulan Syawal ini manusia akan terbagi menjadi 3 kelompok:
Orang yang setelah Ramadhan berubah menjadi lebih baik dari pada sebelum Ramadhan. Lebih baik akhlaknya , lebih taat ibadahnya, lebih banyak amal solehnya, dan lebih takut berbuat dosanya.
Mudah-mudahan kita semua termasuk kedalam kelompok yang pertama ini, karena Inilah ciri orang yang diterima puasanya oleh Allah.
Baca Juga: 5 Hadist Sholat Jumat, Amalan yang Disyariatkan untuk Umat Islam
Dulu ketika Ramadhan kita berpuasa, maka masuk bulan Syawal lanjutkan dengan puasa 6 hari yang keutamaannya seperti kata Nabi:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia berpuasa seperti setahun penuh.” (HR. Muslim).
Dulu selama Ramadhan rajin sholat berjamaah ke masjid, maka setelah Ramadhan tetap rajin sholat ke masjid.
Dulu ketika Ramadhan rajin tarawih dan witirnya maka setelah Ramadhan kita lanjutkan dengan tahajud, sholat-sholat sunnah lainnya tetap kita jaga dan terus kita lakukan.
Kalau ketika Ramadhan rajin bersedekah, maka setelah Ramadhan harus tetap banyak sedekahnya. Ketika Ramadhan rajin baca qur’an maka setelah Ramadhan terus pertahankan.
Kalau ketika Ramadhan takut membicarakan aib orang, takut berbuat dosa, takut berbuat maksiat maka setelah Ramadhan harus lebih takut berbuat dosa, dan tetap menjauhi maksiat.
Kalau semua ini bisa kita lakukan maka insya Allah kita termasuk orang-orang yang berhasil mencapai tujuan dari ibadah puasa yaitu membentuk pribadi yang bertaqwa.
Orang-orang yang sebelum Ramadhan suka berbuat dosa, lalai dalam beribadah, lebih banyak melakukan perbuatan sia-sia.
Tapi ketika datang bulan Ramadhan mereka berhenti dari perbuatan dosa, menjauhi perbuatan maksiat, ikut berpuasa, jadi rajin sholatnya, banyak amalnya.
Namun sayang setelah Ramadhan berlalu, tak bisa Istiqomah dengan ketaatannya, tak bisa menjaga ketaqwaannya, sehingga ia kembali seperti semula, kembali lalai, kembali malas beribadah, kembali melakukan dosa dan kemaksiatan.
Ini adalah kelompok orang-orang yang ketaatannya hanya musiman saja, padahal bulan Ramadhan bukanlah sekedar bulan untuk menumpuk amal, tapi Ramadhan adalah bulan melatih diri untuk beramal, melatih diri untuk takut kepada Allah.
Takut makan dan minum, meskipun makanan dan minuman itu halal, takut berhubungan suami istri meskipun istri sudah dinikahi dengan akad yang halal, takut melihat yang haram, takut menceritakan aib orang, takut hati berprasangka buruk kepada orang lain.
Maka setelah 1 bulan lamanya ditanamkan rasa takut kepada Allah itu, harusnya rasa takut itu juga bisa kita bawa keluar dari Ramadhan masuk ke bulan Syawal ini.
Kita bawa dan kita jaga sampai kita mati, jangan sampai ketika Ramadhan selesai, selesai pula ketaatan kita, jangan sampai dengan masuknya bulan Syawal kembali pula kepada kemaksiatan dan kemungkaran, kembali melakukan dosa dan kejahatan.
Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat tentang Bencana Alam, Penuh dengan Doa dan Peringatan!
Berarti gagal pendidikan Ramadhan yang telah kita tempuh 1 bulan lamanya. Percuma semua amal ibadah yang telah kita lakukan, kalau ternyata tidak membawa perubahan pada diri kita.
Bulan Ramadhan memang musimnya kebaikan, memang waktunya memperbanyak amal ibadah. Tapi bukan berarti kita beribadah, kita taatnya hanya di saat bulan Ramadhan saja.
Ketika Ramadhan masjid dan mushola ramai sholat berjamaah. Namun ketika masuk di bulan Syawal, setelah merayakan hari kemenangan, bergembira, bersuka
cita, lalu apa yg terjadi, masjid dan mushola kembali sepi, yang terlihat hadir sholat berjamaah, orangnya itu-itu saja, 2-4 orang, tak ada bertambah jamaahnya, bahkan yang paling menyedihkan, justru semakin hari semakin berkurang, semakin hilang jamaahnya.
Yang dulu rajin baca qur’an ketika Ramadhan, bahkan sampai khatam sekali dua kali, maka mulai sejak hari Raya idul fitri sampai hari ini, sudahkah kita kembali buka itu Alqur’an? sudah kah kembali kita lanjutkan bacaan qur’an itu?
Maka yang paling penting agar kita tidak termasuk kelompok yang kedua ini, agar kita tidak termasuk kelompok orang-orang yang merugi ini, maka kita selalu istiqomah menjaga ketaqwaan dan ketaatan kepada Allah swt.
Karena Tuhan yang kita sembah di bulan Ramadhan, dia juga Tuhan yg kita sembah di luar Ramadhan.
Orang-orang yangg sebelum Ramadhan, ketika Ramadhan dan setelah Ramadhan mereka sama saja.
Tetap lalai, tetap berbuat dosa, tetap sombong dengan kemungkarannya, tetap larut dalam kemaksiatannya.
Demikian ulasan mengenai khutbah Jumat edisi 26 Maret 2024. Semoga bermanfaat.
Padahal bulan Ramadhan adalah musimnya kebaikan, kesempatan terbaik untuk bertaubat dan memperbanyak amal soleh. Tapi ia biarkan berlalu begitu saja.
Namun meskipun begitu, Allah tetap masih sayang kepada hambaNya. Dalam surat fathir ayat 45 Allah swt menegaskan:
وَلَوْ يُؤَاخِذُ ٱللَّهُ ٱلنَّاسَ بِمَا كَسَبُوا۟ مَا تَرَكَ عَلَىٰ ظَهْرِهَا مِن دَآبَّةٍ
Artinya: “Sekiranya Allah menghukum manusia karena dosa yang telah mereka lakukan, niscaya tidak akan tersisa satupun yg hidup di bumi ini”
Baca Juga: Bacaan Bilal Sholat Jumat dan Tata Caranya
Seandainya Allah mau, dengan sangat mudah seketika bisa Allah timpakan azab kepada orang-orang yang ingkar itu. Dalam sekedip mata bisa Allah hancurkan orang-orang yang sombong itu, dalam sedetik saja bisa Allah matikan semua para pelaku dosa dan maksiat itu.
Namun sifat Arrohman dan Arrohim Nya Allah lebih dulu tercurah untuk hambanya. Allah tangguhkan hukumanNya untuk orang-orang yang berbuat dosa itu, sengaja Allah panjangkan usianya, Allah ulur waktunya, Allah pertemukan dia dengan bulan Ramadhan, Allah sampaikan umurnya di hari raya idul Fitri, dan Allah masih memberinya nikmat hidup sampai di hari yang mulia ini, hari Jum’at, untuk apa?
Allah beri mereka kesempatan untuk bertaubat, dosa-dosanya masih begitu banyak, dan Allah itu sayang pada hambanya, Allah ingin ketika hamba itu menghadapNya dalam keadaan bersih dari segala dosa.
Tapi kebanyakan hamba itulah yang tak sayang pada dirinya sendiri, yang suka menjerumuskan dirinya ke dalam neraka jahannam.
Maka coba merenung sejenak, termasuk kelompok yang manakah kita? kelompok yang pertama orang-orang yang beruntung, kelompok yang kedua orang-orang yang merugi, dan kelompok yang ketiga orang-orang yang celaka.
Berapa lama sudah hidup di dunia ini? berapa kali sudah kita lalui bulan Ramadhan? Apakah Ramadhan yang setiap tahunnya kita temui, kita jalani dan kita lewati membuat diri kita jadi lebih baik? jadi lebih soleh? Jadi lebih takut kepada Allah? atau justru sama saja dari tahun ke tahun, dari Ramadhan yang satu ke Ramadhan yang lainnya? sama saja kualitas iman kita, sama saja kualitas ibadah kita atau bahkan jangan-jangan semakin lebih buruk dari tahun ke tahunnya?
Kalau memang sudah ada perubahan lebih baik, maka Alhamdulillah, berusahalah istiqomah. Tapi kalau masih sama saja atau bahkan lebih buruk, maka segeralah sadar, perbaiki diri dan bertaubat kepada Allah sebelum terlambat, selagi kesempatan itu masih ada.
Baca Juga: Hukum Tidak Shalat Jum'at 3 Kali, Ini Kata Ulama