Pontianak, Sonora.ID - Pj Gubernur Kalimantan Barat Harisson menekankan kepada Dinas Kesehatan, BPJS, dan RSUD untuk bisa menghadirkan konsep bagaimana mempermudah pelayanan kepada anak - anak penyandang Talasemia.
Hal itu disampaikannya saat memberikan sambutan dalam acara Peringatan Hari Talasemia Sedunia dan Launching Buku "Tekad Bunda Merawat Asa" : Perjuangan Windy Prihastari Harisson Dalam Menghadapi Talasemia, di Pendopo Gubernur Kalimantan Barat, Selasa, 7 Mei 2024.
"Nanti BPJS, Dinas Kesehatan, Rumah Sakit dalam waktu dua minggu sudah ada dikonsep yang naik di meja Gubernur bagaimana kita mempermudah pelayanan pada anak Talasemia, " tegasnya.
Baca Juga: Gapoktan Nekat Maju Kembangkan Pemasaran Hasil Produksi secara Digital
Pj Gubernur Harisson mengapresiasi kegiatan tersebut sebagai bagian dalam mencegah dan menanggulangi Zero Talasemia Mayor se Kalimantan Barat.
Dia berpesan kepada Rumah Sakit, BPJS, dan Dinas Kesehatan agar terus meningkatkan pelayanan, mempermudah pelayanan juga kepada pasien - pasien Talasemia.
"Dibuat semudah mungkin dengan syarat seringan mungkin, sehingga anak - anak talasemia dapat terbantu, " imbuhnya.
Terkait dengan peluncuran Buku "Tekad Bunda Merawat Asa", Harisson mengucapkan terima kasih kepada pengarang buku tersebut yang dilaunching bertepatan dengan hari Talasemia Sedunia.
Dimana buku ini menceritakan tentang bagaimana seorang ibu yang merawat anaknya yang mengidap talasemia.
"Mudah - mudahan buku ini bisa menjadi inspirasi, jadi penyemangat bagi orang tua penyandang talasemia, bagi penyandang talasemia sendiri, maupun bagi kami penyelenggara pemerintah, dalam mempermudah pelayanan terhadap pasien - pasien talasemia, " pungkasnya.
Ditemui usai pembukaan acara, Ketua POPTI pusat Ruswandi memaparkan data yang diterima sampai dengan tahun 2023 itu tercatat terdapat 13106 pengidap Talasemia Mayor dan dari tahun ke tahun terus bertambah.
Sementara jumlah penyandang baru talasemia dari tahun 2022 ke tahun 2023 mengalami kenaikan sebesar 7 - 10%.
Ruswandi menerangkan bahwa untuk mencegah talasemia tidak ada jalan lain selain melalui proaes skrining dan kita tidak bisa melihat pembawa sifat secara kasat mata.
"Dia harus melalui proses laboratorium atau untuk dicek datanya apakah dia pembawa sifat atau bukan, karena pembawa sifat itu sehat walafiat tidak kekurangan apa - apa hanya sejak lahir dia sdh membawa, " ucapnya.
Dia melanjutkan, skrining harus dikembangkan karena itu kita mencari sekarang pembawa sifat agar mereka tahu pembawa sifat harus melakukan apa?
"Pertama, harus mencari yang normal, nanti dia akan menikah, setelah menikah, dan melahirkan seorang anak, maka anaknya nanti wajib diperiksa, " timpalnya.
Ketua Popti itu mengatakan tahun ini akan mengadakan Skrining di Provinsi Jawa Barat pada bulan juni atau juli.
Baca Juga: Pj Gubernur Kalbar Ajak Jajaran Perbankan Ikut Serta Tekan Angka Stunting di Kalbar