Sonora.ID – Majas metafora merupakan salah satu majas yang dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai berbagai jenis gaya bahasa.
Secara umum, majas dikelompokkan ke dalam empat jenis sesuai dengan fungsinya. Diantaranya adalah majas perbandingan, majas penegasan, majas pertentangan dan majas sindiran.
Majas sendiri memiliki banyak nama, mulai dari personifikasi, hiperbola, simile litotes, metafora, dan lain sebagainya.
Biasanya, orang menggunakan majas untuk sebuah karya sastra seperti puisi atau prosa.
Penggunaan majas ini sendiri digunakan untuk menambahkan rasa atau kesan pada suatu karya sastra.
Mengutip dari buku Majas, Pantun dan Puisi, majas merupakan sebuah gaya bahasa yang berbentuk kiasan, definisi, ibarat, dan perumpamaan yang memiliki tujuan untuk mempercantik makna dan pesan dari sebuah kalimat.
Majas atau gaya bahasa juga dipahami sebagai kegiatan pemanfaatan kekayaan unsur bahasa dan penggunaan ragam bahasa tertentu.
Lantas, apa pengertian dari majas metafora?
Baca Juga: 30 Contoh Majas Repetisi dalam Kalimat, Kamu Sering Ucapkan?
Melansir Balai Bahasa Jateng, majas metafora adalah sebuah gaya bahasa yang menggunakan kata atau kelompok berupa kalimat untuk mengacu terhadap suatu objek tertentu, tetapi tidak dengan arti yang sebenarnya.
Majas yang satu ini dapat juga dijelaskan sebagai majas atau gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu dengan perbandingan secara langsung dan tepat atas dasar sifat yang hampir mirip atau barangkali sama.
Majas metafora sendiri biasa disebut dengan majas perbandingan atau majas persamaan.
Dalam proses membandingkan atau menyamakan suatu objek tertentu, majas ini pun tidak menggunakan kata-kata penghubung.
Sebagai contoh, bak, laksana, dan lain sebagainya. Tetapi, majas metafora memiliki karakteristik secara langsung menuju atau menggunakan kata kiasan tersebut.
1. “Si jago merah melahap habis puluhan rumah di dalam perumahan itu”
Arti: “Si jago merah” adalah api.
2. “Tikus kantor masih berkeliaran bebas di negara ini”
Arti: “Tikus kantor” adalah koruptor.
3. “Dasar kepala batu! Sulit sekali membuatmu untuk berhenti minum minuman keras”
Arti: “Kepala batu” atau keras kepala memiliki makna seperti sulit untuk dinasihati.
4. “Mama tersebut terlihat murung karena si buah hati sedang jatuh sakit”
Arti: “Buah hati” adalah anak.
5. Arif adalah seorang bintang kelas di kelasnya”
Arti: “Bintang kelas” adalah murid pintar.
6. “Sifat lapang dada harus selalu kita tanamkan di diri kita dalam kehidupan sehari-hari”
Arti: “Lapang dada” adalah sabar.
7. “Demi memenuhi kebutuhan keluarga, Ayah rela membanting tulang setiap hari di jalanan”
Arti: “Membanting tulang” adalah bekerja keras.
8. “Dewi malam telah menyinarkan sepercik cahaya dari balik awan”
Arti: “Dewi malam” adalah bulan.
9. “Sepulang dari Jepang, tanteku membawa buah tangan yang sangat banyak”
Arti: “Buah tangan” adalah oleh-oleh.
10. “Marin adalah anak mas dari Pak Burhan, seorang lurah karismatik asal desa Kalipasir”
Arti: “Anak mas” adalah anak kesayangan.