Tokoh Kebangkitan Nasional selanjutnya ialah HOS Tjokroaminoto adalah seorang pejuang yang berani melawan penjajah Belanda.
Ia sering menyampaikan pidato yang membakar semangat patriotisme dan menulis kritik keras terhadap pemerintah Belanda, sehingga dianggap sebagai ancaman oleh Belanda.
Tjokroaminoto juga menjadi pelopor gerakan serikat buruh di Indonesia dan mencetuskan banyak ide politik. Pada tahun 1911, Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam yang kemudian menjadi Sarekat Islam (SI).
Tjokroaminoto diminta bergabung dengan organisasi ini dan awalnya berperan sebagai komisaris sebelum akhirnya dipilih menjadi ketua. Di bawah kepemimpinannya, SI tumbuh menjadi organisasi besar.
Baca Juga: 20 Banner dan Spanduk Hari Kebangkitan Nasional 2024 Keren dan Menarik
4. Cipto Mangunkusumo
Cipto Mangunkusumo adalah salah satu dari tiga pendiri Indische Partij. Ia memulai karirnya sebagai dokter pemerintah Belanda di Demak, namun melihat banyak ketidakadilan yang dilakukan Belanda terhadap rakyat Indonesia.
Oleh karena itu, ia sering mengkritik keras Belanda melalui tulisan-tulisannya di surat kabar seperti Bataviaasch Nieuwsblad dan Locomotief.
Akibat tindakannya, Cipto diberhentikan dari tugasnya sebagai dokter. Ia kemudian bertemu dengan Douwes Dekker dan Ki Hajar Dewantara, dan bersama mereka mendirikan Indische Partij pada tahun 1912.
5. Douwes Dekker
Douwes Dekker adalah seorang tokoh keturunan Indonesia-Belanda yang memiliki semangat nasionalisme.
Ia mendirikan Indische Partij (IP) pada tahun 1912 bersama dengan Ki Hajar Dewantara dan Cipto Mangunkusumo, yang kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai.
Dekker mendukung rakyat pribumi karena melihat penindasan yang dilakukan Belanda.
Indische Partij mendapat sambutan positif dari keturunan Indo, pribumi, dan Tionghoa.
Namun, Belanda menganggap organisasi ini mengganggu keamanan sehingga dibubarkan pada 4 Maret 1913.
6. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, atau Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang wartawan yang pernah bekerja di beberapa surat kabar seperti Sediotomo, Midden Java, dan De Express Oetoesan Hindia.
Bersama Cipto Mangunkusumo dan Douwes Dekker, ia mendirikan Indische Partij pada tahun 1912.
Ki Hajar Dewantara aktif menuliskan kritik keras terhadap Belanda. Salah satu tulisannya yang terkenal adalah "Als ik een Nederlander was" ("Seandainya Saya Seorang Belanda") dan "Een voor Allen maar Ook Aleen Een" ("Satu untuk Semua, Tapi Semua untuk Satu Juga").
Baca Juga: 40 Caption Hari Kebangkitan Nasional 2024, Cocok di Posting di Medsos
Demikian tadi keenam tokoh Kebangkitan Nasional. Semoga bermanfaat!