Sonora.ID - Dunia hiburan tanah air tengah dihebohkan dengan kabar yang kurang menyenangkan, MC Ruben Onsu diberitakan menderita penyakit langka bernama empty sella syndrome.
Kabar tersebut telah menyebar luas sejak 2022 setelah Ruben Onsu dilarikan ke rumah sakit dan fotonya berada dalam kondisi pucat serta lemas muncul ke publik.
Dalam tayangan YouTube Trans 7 Official pada Selasa (19/7/2022), Ruben Onsu mengungkap bahwa oleh dokter, ia didiagnosis empty sella syndrome.
“Jadi kemarin itu aku udah MRI jadi ada bercak-bercak putih di bagian otak A', dan yang kedua juga ada empty sella syndrome,” papar Ruben Onsu.
Setelah terlihat kembali wara-wiri ke acara televisi, kondisi Ruben Onsu lagi-lagi drop setelah bekerja di Majalengka, Jawa Barat, pada Sabtu (18/5/2024) malam.
Baca Juga: Kenapa Kentut Bau Busuk? Ini 8 Penyebabnya, Bisa Tandakan Penyakit!
Lantas, Apa Itu Empty Sella Syndrome?
Empty Sella Syndrome (ESS) adalah kelainan yang mempengaruhi sella tursika, struktur tulang di dasar otak yang mengelilingi dan melindungi kelenjar pituitari.
Dikutip dari aman National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) Amerika, ESS sering terdeteksi selama pemeriksaan pencitraan untuk gangguan hipofisis.
Jenis dan Penyebab Empty Sella Syndrome
Empty Sella Syndrome terbagi menjadi dua jenis, yaitu empty sella syndrome primer dan empty sella syndrome sekunder.
1. Empty Sella Syndrome Primer
ESS primer terjadi ketika cacat anatomi kecil di atas kelenjar pituitari memungkinkan cairan tulang belakang mengisi sebagian atau seluruh sella tursika.
Hal ini menyebabkan kelenjar pituitari mendatar di sepanjang dinding bagian dalam sella tursika.
Orang dengan ESS primer mungkin memiliki kadar hormon prolaktin yang tinggi, yang bisa mengganggu fungsi normal testis dan ovarium.
Baca Juga: Kenapa Kentut Bau Busuk? Ini 8 Penyebabnya, Bisa Tandakan Penyakit!
ESS primer lebih sering terjadi pada orang dewasa dan wanita, dan sering dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.
Menurut situs Kementrian Kesehatan, ini disebabkan oleh kelainan struktural sella tursika sejak lahir yang menyebabkan cairan otak bocor dan mengisi kantung serta menekan kelenjar pituitari.
2. Empty Sella Syndrome Sekunder
Di sisi lain, ESS sekunder disebabkan oleh kerusakan kelenjar pituitari di dalam rongga setelah cedera, operasi, atau terapi radiasi.
Orang dengan ESS sekunder mungkin mengalami gejala yang mencerminkan hilangnya fungsi hipofisis, seperti berhentinya menstruasi, infertilitas, kelelahan, serta intoleransi terhadap stres dan infeksi.
Beberapa kondisi atau penyakit yang menyebabkan gangguan pada kelenjar pituitari atau sella tursika, seperti:
Baca Juga: Apa Itu Leptospirosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mencegahnya
Itulah tadi penjelasan tentang empty sella syndrome yang diderita Ruben Onsu. Semoga bermanfaat!