Penjelasan Tujuan Hari Raya Waisak dan Maknanya bagi Umat Buddha

21 Mei 2024 12:35 WIB
Ilustrasi Penjelasan Tujuan Hari Raya Waisak dan Maknanya bagi Umat Buddha
Ilustrasi Penjelasan Tujuan Hari Raya Waisak dan Maknanya bagi Umat Buddha ( Freepik)

Sonora.ID – Hari Raya Waisak sering pula disebut Trisuci Waisak 2568 Buddhis Era (BE) jatuh pada tanggal 23 Mei 2024.

Waisak sendiri merupakan hari suci agama Buddha yang dirayakan setiap waktu terang bulan atau purnama Sidhi.

Bagi umat Buddha, Hari Raya Waisak bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga sebuah momen refleksi, dan penghormatan kepada ajaran Siddharta Gautama, sang Buddha.

Secara garis besar, perayaan Hari Raya Waisak bertujuan untuk memperingati tiga peristiwa penting yakni lahirnya Pangeran Siddharta, pencapaian Pangeran Siddharta menjadi Buddha, dan wafatnya Buddha Gautama (Pangeran Siddharta).

Nah, artikel ini akan memberikan penjelasan tujuan Hari Raya Waisak dan makna Hari Raya Waisak umat Buddha.

Baca Juga: 50 Caption Hari Raya Waisak 2024, Penuh Doa dan Harapan Baik!

Bagi yang merayakan, tujuan Hari Raya Waisak dan maknanya sangat penting untuk dipahami agar bisa mencapai pencerahan sejati.

Sementara bagi yang tidak merayakan, informasi ini dapat menjadi pengetahuan umum yang membantu kita untuk meningkatkan rasa toleransi antara sesama manusia.

Tujuan Hari Raya Waisak

Mengutip laman Britannica, istilah Waisak berasal dari kata Sansekerta Waisakha, Pali Vesakha.

Hari Waisak sebagai peringatan kelahiran, pencerahan, dan kematian Sang Buddha, Siddhartha Gautama.

Hari waisak di berbagai negara dikenal dengan sebutan berbeda-beda. Misal di India, Hari Waisak juga dikenal sebagai Visakah Puja atau Buddha Purnima.

Di Tibet, Waisak disebut Saga Dawa. Di Malaysia dan Singapura disebut Vesak. Sedangkan di Thailand disebut Visakha Bucha.

Tujuan perayaan Hari Waisak yakni untuk memperingati 3 hal di antaranya memperingati untuk kelahiran sang Buddha, Buddha mencapai pencerahan sempurna, dan peringatan kematian Buddha.

Lahirnya Siddharta Gautama

Siddharta Gautama lahir pada 623 M di Taman Lumbini. Saat itu, Siddharta lahir dalam kondisi bersih tanpa noda, berdiri tegak, dan langsung dapat berjalan.

Oleh para pertapa yang berada di bawah pimpinan Asita Kaladewala, Siddharta diramal akan menjadi seorang Chakravartin (Maharaja Dunia).

Pasalnya, sang peramal melihaat 32 tanda pada tubuh Siddharta Gautama saat bayi, yang merupakan pertanda tentang kehidupan agung di masa depan.

Peramal itu mengatakan kepada ayah Siddharta, yaitu Siddhodana, bahwa kelak anaknya akan menjadi pemimpin yang hebat.

Benar saja, Siddharta Gautama pada akhirnya menjadi Sang Buddha.

Baca Juga: 50 Kata-Kata Bijak Hari Raya Waisak 2024, Penuh Doa Cocok Jadi Caption 

Penerangan Agung

Di usia 35 tahun, Siddharta Gautama mendapat Penerangan Agung atau mencapai kesempurnaan dan menjadi Buddha di Bodh Gaya.

Ketika mencapai penerangan agung, tubuh Siddharta Gautama memancarkan enam sinar Buddha dengan warna biru (bhakti), kuning (kebijaksanaan), merah (kasih sayang), putih (suci), jingga (semangat), dan warna campuran.

Setelah mencapai Pencapaian Agung, Buddha Gautama bertualang untuk menyebarkan Dharma (kebenaran) selama 45 tahun lamanya.

Kematian Siddharta Gautama

Siddharta Gautama meninggal dunia pada usia 80 tahun di Kusinara, India. Sebagai bentuk penghormatan terakhir, para pengikutnya diminta untuk sujud kepada Sang Buddha.

Keputusan untuk merayakan Trisuci Waisak sendiri dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia yang pertama di Sri Lanka pada 1950.

Perayaan ini dilaksanakan pertama kali pada bulan Mei.

Makna Waisak bagi Umat Buddha

Makna waisak bagi umat buddha sangatlah penting.

Makna Waisak bagi Umat Buddha yakni sebagai bentuk refleksi, perhatian, welas asih di mana menjadi momen untuk merenungkan ajaran Buddha dan mengamalkannya.

Waisak mengingatkan umat Buddha untuk senantiasa hidup dalam kebajikan. Artinya, mempraktikkan ajaran Buddha lewat perbuatan baik dan bermurah hati.

Lantas aktivitas apa yang biasanya umat Buddha lakukan pada perayaan Waisak?

Implementasi ajaran Buddha bisa dilakukan lewat kunjungan ke kuil atau tempat ibadah, bersedekah, dan menampilkan simbol agama seperti menerbangkan lentera atau mengibarkan bendera.

Ada pula tradisi melepas burung atau hewan lain sebagai simbol pembebasan.

Dikutip dari Straits Times, Waisak juga bisa dirayakan dengan doa dan persembahan berupa lilin dan bunga, memandikan patung Buddha, mendengarkan ajaran para biksu, dan berbagi makanan vegetarian.

Inti dari perayaan Waisak adalah mendorong perdamaian, keharmonisan, pertumbuhan spiritual, dan penegasan nilai serta ajaran agama Buddha.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Pemerintahan di Indonesia

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm