Arti All Eyes on Papua yang Viral di Medsos, Singkat Mudah Dimengerti

3 Juni 2024 15:45 WIB
Arti All Eyes on Papua yang Viral di Medsos, Singkat Mudah Dimengerti
Arti All Eyes on Papua yang Viral di Medsos, Singkat Mudah Dimengerti ( Kompas.com)

Sonora.ID – Di tengah ramainya kampanye All Eyes on Rafah yang sejak beberapa hari terakhir membanjiri media sosial.

Sudah muncul slogan baru lagi yang viral di medsos yaitu, All Eyes on Papua.

Lantas apa arti All Eyes on Papua yang saat ini sedang ramai-ramainya digaungkan di media sosial?

Tak jauh berbeda dengan arti All Eyes on Rafah, yang ditujukan sebagai bentuk dukungan untuk Palestina yang mendapat serangan dari Israel.

Arti All Eyes on Papua secara harfiah dalam bahasa Indonesia adalah “semua mata tertuju pada Papua”.

Baca Juga: 50 Ucapan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina, Berisi Doa dan Dukungan!

Kalimat tersebut merupakan ungkapan atau kampanye masyarakat yang menunjukkan kepedulian mereka terhadap konflik lahan yang sedang terjadi di Papua.

Pasalnya, masyarakat adat Marga Moro dan Suku Awyu didampingi oleh Koalisi Selamatkan Hutan Adat Papua menggungat izin lingkungan kebun sawit PT Indo Asiana Lestari (PT IAL).

Masyarakat adat Papua Barat menolak dengan tegas rencana pembabatan hutan seluas 36 ribu hektar itu.

Apabila proyek tersebut terlaksana, hutan adat yang selama ini merupakan sumber penghidupan bagi mereka akan hilang, yang secara otomatis juga mengancam keberlangsungan kehidupan mereka.

Sebagaimana diketahui, masyarakat Papua sangat menjunjung tinggi adat dan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Papua menjadi daerah yang diberkahi dengan kekayaan alam berupa hutan tropis terluas di Indonesia.

Bagi masyarakat adat Papua, hutan lebih dari sekadar wilayah yang dipenuhi pepohonan.

Hutan mengandung nilai budaya dan menjadi sumber kehidupan masyarakat di sana. Itulah alasan kenapa mereka senantiasa berupaya menjaga alamnya dengan baik.

Melansir dari laman Kompas.id, Senin (27/5/2024), hutan masyarakat Awyu memang sudah dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia melalui Proyek Tanah Merah.

Proyek tersebut dioperasikan oleh tujuh perusahaan, yakni PT MJR, PT KCP, PT GKM, PT ESK, PT TKU, PT MSM, dan PT NUM.

Tak hanya itu, pemerintah provinsi juga mengeluarkan izin kelayakan lingkungan hidup untuk PT IAL.

PT tersebut mengantongi izin lingkungan seluas 36.094 hektar yang sebagian berada di hutan adat marga Moro, bagian dari suku Awyu.

Pemberian izin lingkungan kepada PT IAL kemudian digugat oleh Hendrikus Woro yang kini tengah bergulir di MA. Atas pembukaan perkebunan sawit di Bumi Cenderawasih, suku Awyu dari Boven Digoel dan suku Moi di Sorong menggelar aksi damai di depan Gedung MA, Senin (27/5/2024).

Mereka mengenakan baju khas suku masing-masing sambil menggelar ritual adat dan memanjatkan doa.

Suku Awyu dan Moi meminta supaya MA menjatuhkan putusan dan membatalkan izin perusahaan sawit yang sedang mereka lawan.

”Kami datang dari Tanah Papua ke ibu kota Jakarta untuk meminta Mahkamah Agung memulihkan hak-hak kami yang dirampas dengan membatalkan izin perusahaan sawit yang kini tengah kami lawan,” ujar perwakilan dari suku Awyu, Hendrikus Woro.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: Daftar Suku-Suku di Pulau Papua, dengan Penjelasannya Lengkap!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm