Bentuk kearifan lokal ini tidak nampak namun melekat pada pola pikir masyarakat, biasanya hal tersebut masih terlihat jelas di kampung-kampung adat yang masih memiliki kepercayaannya sendiri.
Bentuk kearifan lokal ini misalnya petuah yang disampaikan secara verbal dan turun temurun serta mengandung nilai-nilai ajaran tradisional.
Melalui petuah atau bentuk kearifan lokal yang tidak berwujud lainnya, nilai sosial disampaikan secara verbal dari generasi ke generasi.
Contoh dari bentuk kearifan lokal intangible antara lain falsafah berupa nasehat, pepatah, pantun, syair, folklore (cerita lisan) dan sebagainya.
Baca Juga: Arti Weton Tulang Wangi Menurut Ilmu Titen Jawa dan Primbon
Primbon sebagai bentuk kearifan lokal
Primbon merupakan salah satu contoh dalam hal kearifan lokal, umumnya primbon ini dijadikan sebagian orang untuk melihat atau meramal masa depan.
Umumnya, primbon akan digunakan untuk melihat kecocokan jodoh dan hari baik untuk melangsungkan pernikahan.
Primbon adalah wacana budaya yang di dalamnya terkandung data-data pencatatan gejala-gejala alam yang terjadi secara berulang-ulang yang kemudian dibuat pembakuan-pembakuan oleh leluhur.
Oleh sebab itu, primbon merupakan bentuk kearifan lokal yang berwujud tekstual.
Primbon tersebut biasanya berisi mengenai informasi yang berkaitan dengan keberuntungan, pernikahan, kesehatan, dan nasib lainnya.
Informasi-informasi tersebut dilihat berdasarkan tanggal lahir, nama, hingga kejadian-kejadian tertentu. Primbon dikenal sebagai ilmu meramal.