3 Khutbah Jumat Awal Bulan Dzulhijjah, Singkat Namun Menyentuh Hati

6 Juni 2024 13:21 WIB
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Awal Bulan Dzulhijjah, Singkat Namun Menyentuh Hati
Ilustrasi 3 Khutbah Jumat Awal Bulan Dzulhijjah, Singkat Namun Menyentuh Hati ( )

Sonora.ID – Berikut contoh teks khutbah Jumat awal bulan Dzulhijjah, singkat namun menyentuh hati yang bisa dijadikan referensi.

Umat Islam akan memasuki bulan Dzulhijjah di bulan Juni 2024 ini. Dzulhijjah adalah bulan terakhir atau urutan ke-12 dalam sistem penanggalan Hijriah.

Bulan Dzulhijjah juga termasuk salah satu dari 4 bulan haram yang di dalamnya terdapat anjuran untuk melaksanakan amalan-amalan sunah.

Pada bulan ini, umat muslim akan merayakan salah satu Hari Raya yakni Hari Raya Idul Adha.

Ada sederet keutamaan dan amalan bulan Dzulhijjah yang menarik untuk menjadi topik dalam khutbah jumat.

Contohnya keutamaan 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, amalan ibadah di bulan Dzulhijjah yang penuh berkah, dan masih banyak lagi.

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Menjelang Idul Adha tentang Kurban, Menyentuh Hati! 

Sebagai referensi, berikut 3 khutbah Jumat awal bulan Dzulhijjah, singkat namun menyentuh hati yang sudah Sonora.ID rangkum untukmu.

1. Khutbah Jumat Bulan Dzulhijjah

Menyambut Dzulhijjah

الْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى.   أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه، اَللَّــهُمَّ صَلِّ عَـلـٰى سَـيِّـدِنَـا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَنَـبِـيِّكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيّ الْأُمِّـيِّ وَعَــلـٰى أَلِـهِ وَصَحْبِهِ وَسِلِّـمُ تَسْلِيْاً كَثِيْرًا  أَمَّا بَعْدُ: فَيَا اَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ ,اُوْ صِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَى اللَّهِ  فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ 

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Pertama dan utama marilah kita bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan berjuta-juta kenikmatan kepada kita sekalian, sehingga masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk bisa melaksanakan Shalat Jumat di masjid yang mulia ini.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam yang telah membimbing kita menuju dunia yang terang, yaitu addinul Islam.

Semoga kita selalu mencintainya dan bershalawat kepadanya sehingga diakui sebagai umatnya yang mendapatkan syafaatnya di hari akhir nanti, amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Selaku khatib kami mengajak kepada hadirin sekalian dan diri kami pribadi, marilah kita selalu berusaha meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah dengan terus berusaha menjalankan seluruh perintahNya dan menjauhi semua laranganNya dengan cara yang diajarkanNya.

Semoga Allah selalu memberikan bimbingan dan kekuatan kepada kita sehingga selau dalam keimanan dan ketakwaan kepadaNya. Amin.

Hadirin Sidang Jumat yang dimuliakan Allah

Beberapa hari ke depan kita akan memasuki Dzulhijjah. Bulan itu merupakan bulan pengampunnan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas Nabi Adam ‘alaihis salam karena memakan buah khuldi di surga.

Bulan pengabulan doa Nabi Zakaria ‘alaihis salam yang meminta untuk diberi keturunan. Bulan kelahiran Nabi Isa ‘alaihis salam ke dunia. Dan bulan kelahiran Nabi Musa ‘alaihis salam.

Bulan di mana Allah Ta’ala memuliakannya dengan bersumpah atasnya,

وَلَيَالٍ عَشْرٍ

“Dan demi hari-hari yang (jumlahnya) sepuluh.” (Q. Al-Fajr: 2)

Karena Allah memuliakan Dzulhijjah dengan dijadikan sumpah, maka sangat penting buat umat Islam untuk memuliakannya.

Lantas apa yang perlu kita perbuat untuk menyambut dan memuliakan Dzhulhijjah? Ada beberapa amalan yang yang dianjurkan. Tentu selain yang sudah masyhur seperti haji dan umrah, Shalat Idul Adha, dan berkurban.

Pertama, memperbanyak takbir, tahmid, dan tahlil

Kalimat thayyibah untuk dikumandangkan adalah takbir, tahmid, dan tahlil. Sebagai bentuk kegembiraan dan terima kasih kita kepada Allah karena hadirnya Hari Raya Idul Adha.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ، فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ ‌مِنَ ‌التَّهْلِيلِ ‌وَالتَّكْبِيرِ ‌وَالتَّحْمِيدِ

Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir, dan tahmid.” (HR Ahmad No 6154)

Kedua, memperbanyak doa

Di antara amalan yang diperbanyak oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah berdoa.

Doa merupakan wahana komunikasi sekaligus tempat mengadu dan meminta kepada Allah. Gunakan kesempatan ini untuk berdoa kepada Allah sebanyak banyak dan sebaiknya baiknya.

Usahakan berdoa yang berbobot dan punya nilai besar dan tinggi. Karena sangat mungkin akan segera kabulkan doa-doa yang dipanjatkan. Nabi Muhamad memperbanyak doa di Zulhijjah ini.

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِيْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik doa adalah doa hari Arafah, serta sebaik­-baik (ucapan) yang saya dan para nabi sebelumku ucapkan adalah, tiada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tiada serikat bagi-Nya, untuk-Nyalah segala kekuasaan dan pujian, serta Dia Mahamampu atas segala sesuatu.” (HR At-Tirmizi No 3585 Hadits Hasan)

Ketiga, berpuasa sunnah 9 hari pertama

Berpuasa merupakan satu ibadah yang baik walaupun cukup berat bagi Sebagian orang. Orang yang biasa berpuasa dia akan gembira melakukan ibadah puasa sunnah pada Dzulhijjah.

Selain berpuasa sunnah Arafah pada 9 Dzulhijjah, umat Islam juga disunnahkan melakukan puasa sunnah pada 8 hari pertama Dzulhijjah. 

Puasa juga merupakan ibadah yang berefek kesehatan bagi yang melaksanakan ibadah puasa. Siapa yang berpuasa, maka dia akan mendapatkan kesehatan setelahnya, terutama jika dilakukan dengan rutin atau istiqamah.

Rasulullah bersabda yang artinya, ’’Berpuasalah kamu, maka kamu akan sehat.’’

Rasulullah bersabda:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَصُومُ تِسْعَ ذِى الْحِجَّةِ وَيَوْمَ عَاشُورَاءَ وَثَلاَثَةَ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْر

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berpuasa pada sembilan hari awal Dzulhijah, pada hari Asyura (10 Muharram), dan berpuasa tiga hari setiap bulannya (hijriyah).’’ (HR Abu Daud No 2437)

Keempat, bertaubat

Tidak ada manusia yang tidak dosa, namun begitu kesadaran memiliki dosa dan berusaha untuk memperbaiki denga bertaubat itu sangat penting.

Dzulhijjah merupakan bulan yang baik dalam pandangan Allah dan sangat baik untuk melakukan pertaubatan. Allah berfirman:

 وَّاَنِ اسْتَغْفِرُوْا رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوْبُوْٓا اِلَيْهِ يُمَتِّعْكُمْ مَّتَاعًا حَسَنًا اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى وَّيُؤْتِ كُلَّ ذِيْ فَضْلٍ فَضْلَهٗ ۗوَاِنْ تَوَلَّوْا فَاِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيْرٍ

“Dan hendaklah kamu memohon ampunan kepada Tuhanmu dan bertobat kepada-Nya, niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai waktu yang telah ditentukan. Dan Dia akan memberikan karunia-Nya kepada setiap orang yang berbuat baik. Dan jika kamu berpaling, maka sungguh, aku takut kamu akan ditimpa azab pada hari yang besar (Kiamat).” (QS Hud: 3)

Kelima, perbanyak bersedekah

Dzulhijjah adalah sangat baik untuk bersedekah. Jangan sampai kita menyesal tidak bersedekah. Allah berfirman:

وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ

“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkanku sampai waktu yang dekat, sehingga aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (QS Al Munafiqun: 10)

Keenam, memperbanyak dzikir

Berzdikir adalah mengingat kepada Allah, dalam bergai tempat dan waktu, berdzikir dapat menenangkan hati dan pikiran.

Mari kita gunakan kesempatan yang hanya ada setahun sekali untuk memperbanyak dzikir yang mempunyai nilai di atas hari-hari yang lain. Allah berfirman:

لِّيَشْهَدُوْا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ فِيْٓ اَيَّامٍ مَّعْلُوْمٰتٍ …

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS Al Hajj: 28) 

Rasulullah bersabda:

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِى أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ أَيَّامُ الْعَشْرِ ، وَالأَيَّامُ الْمَعْدُودَاتُ أَيَّامُ التَّشْرِيقِ . وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَأَبُو هُرَيْرَةَ يَخْرُجَانِ إِلَى السُّوقِ فِى أَيَّامِ الْعَشْرِ يُكَبِّرَانِ ، وَيُكَبِّرُ النَّاسُ بِتَكْبِيرِهِمَا . وَكَبَّرَ مُحَمَّدُ بْنُ عَلِىٍّ خَلْفَ النَّافِلَةِ

Artinya: ’’Ibnu Abbas berkata: Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan, yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari Tasyriq. Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin 'Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah.’’ (HR Bukhari)

Demikian khutbah yang singkat ini, semoga kita bisa meningkatkan ibadah pada Dzulhijjah. Amin.

بَارَكَ اللَّهُ لِىْ وَلَكُمْ فِى الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِيْ وَاِيَّكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلاَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّى وَاِيَّاكُمْ تِلاَ وَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمِ.

2. Khutbah Jumat Dzulhijjah

Amalan Ibadah di Bulan Dzulhijjah yang Penuh Berkah

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَام أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأَيُّهَا الْمُؤْمِنُوْنَ, اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ, وَاشْكُرُوْهُ عَلَى مَا هَدَاكُمْ لِلإِسْلاَمِ، وَأَوْلاَكُمْ مِنَ الْفَضْلِ وَالإِنْعَامِ، وَجَعَلَكُمْ مِنْ أُمَّةِ ذَوِى اْلأَرْحَامِ. قَالَ تَعَالَى : اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Segala puji bagi Allah swt yang terus menganugerahkan nikmat dan rezekinya kepada seluruh makhluk yang ada di muka bumi ini.

Termasuk nikmat agung kepada kita semua berupa umur panjang dan kesehatan sehingga bisa terus melaksanakan tugas utama di dunia ini yakni beribadah kepada Allah swt. Nikmat ini wajib kita syukuri biqauli: "Alhamdulillahi rabbil alamin".

Wajib juga pada kesempatan khutbah kali ini, khatib menyampaikan wasiat kepada para jamaah wabil khusus kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.

Peningkatan ini bukan hanya dalam bentuk kuantitas atau jumlah namun juga kualitas atau mutu dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Mudah-mudahan dengan peningkatan ketakwaan ini, kita akan termasuk golongan orang yang dimuliakan oleh Allah sebagaimana firman Allah:

اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ

Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (QS Al Hujurat: 13).

Seperti yang sudah disampaikan tadi, misi kita utama di dunia ini adalah beribadah kepada Allah swt. hal ini sudah ditegaskan oleh Allah dalam Al-Qur'an surat Ad-Dzariyat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku."

Beribadah di sini tentu bukan hanya berdasarkan seberapa banyak ibadah yang kita lakukan.

Namun sangat penting memperhatikan kualitas ibadah yang kita lakukan mulai dari lurusnya niat, konsistensi dalam pelaksanaannya, dan dampak positif ibadah tersebut pada spiritualitas diri kita.

Peningkatan kualitas ibadah ini bisa dilakukan dengan memperhatikan waktu-waktu istimewa dalam melaksanakan ibadah tersebut yang banyak diberikan oleh Allah kepada kita.

Seperti waktu istimewa saat ini, di mana kita sudah berada di bulan Dzulhijjah yang oleh Allah swt ditetapkan sebagai bulan mulia. Allah berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS At-Taubah: 36)

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat tentang Haji, Penuh Makna dan Menyentuh Hati!

Dalam tafsir Al-Qur'an terbitan Kementerian Agama RI dijelaskan bahwa empat bulan haram atau mulia tersebut adalah bulan Dzulqa'dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab.

Pada bulan mulia ini, Nabi Muhammad diperintahkan oleh Allah untuk tidak boleh melakukan peperangan.

Bukan hanya di zaman Nabi Muhammad saja ketetapan ini diberlakukan. Perintah Allah ini juga berlaku pula dalam syariat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail sebagai nabi pendahulu sebelum Nabi Muhammad SAW.

Hikmah dari larangan berperang di bulan-bulan mulia ini adalah agar umat Islam bisa melaksanakan dan meraih keutamaan ibadah yang ada di dalamnya.

Seperti ibadah yang identik dan tak bisa terlepas dari bulan Dzulhijjah yakni ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.

Ma'asyiral muslimin rahimakumullah

Selain melaksanakan ibadah haji sebagai rukun Islam yang kelima, ada banyak amalan-amalan ibadah yang bisa kita lakukan di bulan Dzulhijjah dan memiliki banyak keistimewaan.

Terlebih melaksanakan ibadah di awal-awal bulan Dzulhijjah sampai dengan hari Tasyrik yang masuk dalam rangkaian ibadah di Hari Raya Idul Adha. Rasulullah bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَحَبَّ إِلَى اللّٰهِ أَنْ يُتَعَبَّدَ لَهُ فِيْهَا مِنْ عَشْرِ ذِي الْحِجَّةِ يَعْدِلُ صِيَامُ كُلِّ يَوْمٍ مِنْهَا بِصِيَامِ سَنَةٍ وَقِيَامُ كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْهَا بِقِيَامِ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: "Tidak ada hari-hari yang lebih Allah sukai untuk beribadah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, satu hari berpuasa di dalamnya setara dengan satu tahun berpuasa, satu malam mendirikan shalat malam setara dengan shalat pada malam Lailatul Qadar" (HR At-Trmidzi).

Dari hadits ini kita mengetahui bahwa disunnahkan bagi kita untuk berpuasa di sepuluh hari pertama dengan berbagai keutamaan di dalamnya.

Syekh Zakaria al-Anshari dalam Asnâ al-Mathâlib menjelaskan bahwa pada tanggal 1 sampai 7 Dzulhijjah disunnahkan berpuasa bagi orang yang sedang menunaikan ibadah haji ataupun tidak.

Sementara tanggal 8 (hari Tarwiyyah) dan 9 (hari 'Arafah) hanya disunnahkan bagi yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji.

Adapun keutamaan ibadah puasa Tarwiyah pada tanggal 8 dan Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah disebutkan dalam hadits-hadits Nabi.

صَومُ يَوْمِ التَّرْوِيَّةِ كَفَّارَةٌ سَنَةً وَصَوْمُ يَوْمِ عَرَفَةَ كَفَّارَةٌ سَنَتَيْنِ

Artinya, "Puasa hari Tarwiyah dapat menghapus dosa setahun. Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun," (HR Abus Syekh Al-Ishfahani dan Ibnun Najar).

Demikianlah contoh khutbah Jumat yang bisa dijadikan referensi dalam rangka menyampaikan amalan penuh berkah di bulan Dzulhijjah. Semoga bermanfaat, Lur!

3. Khutbah Jumat Awal Bulan Dzulhijjah

Keutamaan 10 Hari Pertama Bulan Dzulhijjah

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ، أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر: 1-3

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan. Hadirin yang berbahagia,

Saat ini, kita berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala.

Tahun ini, tanggal satu Dzulhijjah jatuh pada hari rabu, 22 Juli yang lalu. Pada hari jum’at ini, berarti kita berada pada hari ketiga Dzulhijjah.

Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan.

Amal-amal kebaikan yang dilakukan di dalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala.

Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta’ala.

Di antaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa, lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, memperbanyak membaca al-Qur’an, memperbanyak zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya. 

Hadirin rahimakumullah, Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya:

وَالْفَجْرِ (1) وَلَيَالٍ عَشْرٍ (2) وَالشَّفْعِ وَالْوَتْرِ (3) (سورة الفجر: 1-3)  

Maknanya: “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3) Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al-Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ أيّامٍ الْعَمَلُ الصّالِحُ فيهَا أحَبُّ إلَى الله مِنْ هَذِهِ الأيّامِ يَعْني أيّامَ الْعَشْرِ قالُوا: يَا رَسُولَ الله وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله؟ قالَ وَلاَ الْجِهَادُ في سَبِيلِ الله إلاّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَيْءٍ (رواه البخاري وأحمد والترمذي وأبو دود وابن ماجه

Maknanya: “Tidak ada hari yang amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh Allah selain sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama daripada jihad di jalan Allah?,” Rasulullah menjawab, “Termasuk lebih utama dibandingkan jihad di jalan Allah kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya lalu ia tidak kembali dengan sesuatu apapun dari jiwa dan hartanya karena ia mati syahid di medan jihad” (HR al-Bukhari, Ahmad, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah).

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat hari yang paling utama sepanjang tahun, yaitu hari arafah atau hari kesembilan Dzulhijjah yang tahun ini jatuh pada hari kamis, 30 Juli yang akan datang.

Pada hari arafah, kita lebih ditekankan lagi untuk melakukan berbagai kebaikan serta berpuasa dan memperbanyak doa pada hari itu. 

Ketika ditanya mengenai puasa arafah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ (رواه مسلم

Maknanya: “Puasa arafah memiliki keutamaan menghapus dosa-dosa (kecil) setahun yang telah berlalu dan setahun yang akan datang” (HR Muslim)

Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan keutamaan hari arafah dalam sabdanya:

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللهُ فِيْهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ ‏‏عَرَفَةَ (رواه مسلم

Maknanya: “Tidak ada hari yang Allah membebaskan hamba dari neraka sebanyak yang Ia bebaskan pada hari arafah” (HR Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Malik dalam al-Muwaththa’, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

‏ مَا رُؤِيَ الشَّيْطَانُ يَوْمًا هُوَ فِيْهِ أَصْغَرُ، وَلَا أَدْحَرُ وَلَا أَحْقَرُ، وَلَا أَغْيَظُ مِنْهُ فِي يَوْمِ عَرَفَةَ (رواه الإمام مالك

Maknanya: “Tidaklah syetan terlihat lebih terhina, lebih terusir, lebih ternista dan lebih marah kecuali pada hari arafah” (HR Imam Malik)

Hal itu dikarenakan begitu banyak rahmat Allah yang turun pada hari arafah dan begitu banyak pengampunan dosa yang Allah anugerahkan kepada para hamba-Nya pada hari itu. Hal-hal semacam ini tentu sangat dibenci oleh syetan.

Hari arafah juga adalah hari mustajabnya doa sebagaimana disabdakan oleh Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

‏‏أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ ‏‏عَرَفَةَ ‏‏وَأَفْضَلُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّوْنَ مِنْ قَبْلِيْ ‏لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ (رواه الإمام مالك

Maknanya: “Doa yang paling utama adalah doa pada hari arafah dan sebaik-baik yang aku dan para nabi sebelumku ucapkan adalah kalimat tauhid, yaitu ‏لَا إلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ” (HR Imam Malik)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Bagi yang akan berkurban, disunnahkan mulai awal Dzulhijjah sampai dengan hewan qurbannya disembelih untuk tidak memotong rambut dan kukunya sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

Terakhir, kami sampaikan bahwa malam hari raya idul adlha juga adalah salah satu malam yang mustajab untuk memanjatkan doa kepada Allah subhanahu wa ta’ala sebagaiman hal itu ditegaskan oleh Imam Syafi’i dalam kitab al-Umm:

بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

Maknanya: “Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada lima malam: malam jum'at, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban.”

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Baca Juga: 3 Khutbah Jumat Awal Bulan Dzulqa'dah, Singkat Namun Menyentuh Hati!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm