Banjarmasin, Sonora.ID – Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin menggencarkan sistem jemput bola dalam pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio.
Mengingat, besarnya target cakupan imunisasi, yakni 86.471 anak usia 0-7 tahun.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin, Tabiun Huda, mengatakan bahwa pihaknya tak hanya meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat, tapi juga gencar melakukan imunisasi ke sekolah.
Terutama untuk tingkat PAUD, TK dan SD, yang menjadi sasaran utama PIN Polio.
Ia mengatakan, meski tidak ditemukan kasus polio di Banjarmasin, tapi kewaspadaan menjadi hal penting untuk dilakukan.
Baca Juga: Terbaik dalam Kampanye Antikorupsi, Pemko Banjarmasin Raih Penghargaan
Apalagi di sejumlah daerah, polio sudah masuk kategori Kejadian Luar Biasa (KLB) yang menjadi salah satu alasan digelarnya PIN.
Untuk tahap pertama, dilaksanakan sejak 23-29 Juli 2024, sedangkan tahap kedua di tanggal 6-12 Agustus 2024.
Pihaknya optimis target tersebut akan tercapai optimal, apalagi bulan Agustus bertepatan dengan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN).
Ia juga menegaskan bahwa imunisasi polio berlaku gratis dan dibuka di semua layanan kesehatan, baik Puskesmas, Posyandu maupun sekolah.
Orangtua diminta aktif dan segera memberikan anaknya imunisasi polio untuk menghindari terjangkitnya virus yang dapat menyebabkan anak menderita lumpuh layu.
Baca Juga: 476 PNS Pemko Banjarmasin Terima Penghargaan Satyalancana Karya Satya
Sementara itu, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, meminta dukungan semua pihak agar target cakupan imunisasi dapat tercapai.
Mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga kalangan lainnya untuk mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan penyakit tersebut.
Ia menambahkan, imunisasi polio sangat berdampak pada peningkatan kualitas hidup masyarakat, terutama dari sisi kesehatan.
“Mudah-mudahan targetnya dapat tercapai minimal 95 persen untuk Kota Banjarmasin,” jelas Ibnu.
Seperti diketahui, Pemerintah Pusat mencanangkan PIN Polio untuk menindaklanjuti temuan Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio tipe 2 yang berlangsung sejak akhir tahun 2022 dan tersebar di sejumlah wilayah.
Yakni Nanggroe Aceh Darussalam, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Banten.
Dilansir dari laman sehatnegeriku.kemkes.go.id, status KLB belum dicabut karena kasusnya masih terus dilaporkan yang menandakan penularan virus polio masih berlangsung dan berpotensi meluas ke wilayah lain.
Baca Juga: Pagelaran Mamanda Warnai Kick Off Semarak 74 tahun Provinsi Kalsel