Apa Arti 'Vox Populi, Vox Dei'? Simak Pengertian dan Asal-usulnya!

22 Agustus 2024 16:30 WIB
Arti Vox Populi, Vox Dei
Arti Vox Populi, Vox Dei ( YouTube)

Sonora.ID – Belakangan ini, istilah vox populi, vox dei sedang trending di media sosial. Apa arti vox populi, vox dei? Simak penjelasannya berikut ini.

Kalimat atau istilah vox populi, vox dei ini merupakan ungkapan yang berasal dari bahasa Latin yang dapat diterjemahkan sebagai ‘suara rakyat adalah suara Tuhan’.

Artinya, suara rakyat harus dihargai sebagai penyampai kehendak Ilahi.

Konteks dari kalimat ini adalah ucapan hakim yang meneguhkan suara para juri dalam perkara di pengadilan.

Baca Juga: 5 Postingan Erina Gudono yang Dianggap Tone Deaf dan Mirip Marie Antoinette

Asal-usul istilah Vox Populi, Vox Dei

Istilah vox populi, vox dei ini sendiri konon tercatat dan dipergunakan pertama kali, salah satunya oleh tokoh sarjana dan guru Saxon Alcuin dari York (735-804), dalam sebuah suratnya yang dikirim kepada Maharaja Charlemagne di penghujung abad ke-8.

Ironisnya, dalam surat itu, Alcuin justru memperingatkan sang raja untuk waspada kepada orang-orang yang menjadikan kalimat itu sebagai jargon gerakan demokrasi yang mengancam kekuasaan sang raja yang di kemudian hari menjadi kaisar.

Ia menulis, “Dan orang-orang yang terus mengatakan suara rakyat adalah suara Tuhan, tidak boleh didengarkan, karena kerusuhan massa selalu mendekati kegilaan."

Setelah itu berlalu, istilah tersebut justru secara ikonik dipopulerkan oleh Uskup Agung Walter Reynolds ketika muncul pergolakan terhadap Raja Edward II di abad ke-14, sebagai dukungan terhadap gerakan yang berujung pada lengsernya sang raja.

Pepatah atau istilah ini juga kemudian menjadi semakin populer setelah dikutip dalam traktat Partai Whig, dan masih berlaku hingga saat ini demi melestarikan legitimasi sistem demokrasi elektoral yang thagut.

Baca Juga: Siapa Itu Marie Antoinette? Viral di X, Dimiripkan dengan Erina Gudono

Konsekuensi istilah Vox Populi, Vox Dei

Konsekuensi dari penganutan istilah ini adalah, bahwa pihak mana saja yang bisa memperoleh suara mayoritas, maka ia memperoleh semacam “legitimasi spiritual”, bahwa ia menang atas kehendak Tuhan yang menggerakkan hati nurani mayoritas masyarakat.

Implikasinya, muncul kecenderungan pandangan bahwa suara mayoritas merupakan suara Tuhan.

Kendati demikian, tidak semua orang sepakat dengan istilah suara rakyat adalah suara Tuhan, alasannya, tidak pantas Tuhan yang begitu agung disandingkan dengan rakyat yang banyak melakukan kerusakan.

Namun memang setiap orang punya cara pandang masing-masing dalam menafsirkan sesuatu, yang paling dominan adalah latar belakang keilmuan yang mendasarinya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm