Sejumlah masyarakat Jawa percaya, Allah Swt. akan menurunkan 320.000 bala bencana, penyakit, hingga kesialan pada Rabu Wekasan.
Oleh sebab itu, masyarakat Jawa melakukan sejumlah tradisi sebagai sarana untuk mencegah dari terkena bala yang diturunkan.
Terlepas dari tradisi-tradisi Rabu Wekasan, dalam Islam juga dikenal istilah bala.
Bala merupakan cobaan dalam bentuk kebaikan maupun keburukan untuk menguatkan keimanan kaum muslim. Allah Swt. dalam Surah Al-Baqarah ayat 155-157 berfirman sebagai berikut:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ
Arab Latinnya:
Wa lanabluwannakum bisyai'im minal-khaufi wal-jū‘i wa naqaṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt(i), wa basysyiriṣ-ṣābirīn(a). Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn(a). Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn(a). Ulā'ika ‘alaihim ṣalawātum mir rabbihim wa raḥmah(tun), wa ulā'ika humul-muhtadūn(a).
Artinya:
"Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah [wahai Nabi Muhammad,] kabar gembira kepada orang-orang sabar, [yaitu] orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji‘ūn” [sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali]. Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk," (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Hadirin kaum muslimin, jemaah Jumat rahimakumullah,
Islam menganjurkan umatnya untuk menjauhkan diri dari bala, terutama yang mengancam keselamatan nyawa manusia.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw. pernah melarang umatnya untuk tidak mendekati tempat karena ada bala berupa wabah penyakit sebagai berikut:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ
Artinya:
“Dari Abdullah bin Amir bin Rabi‘ah, Umar bin Khattab RA menempuh perjalanan menuju Syam. Ketika sampai di Sargh, Umar mendapat kabar bahwa wabah sedang menimpa wilayah Syam. Abdurrahman bin Auf mengatakan kepada Umar bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Bila kamu mendengar wabah di suatu daerah, maka kalian jangan memasukinya. Tetapi jika wabah terjadi wabah di daerah kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat itu.’ Lalu Umar bin Khattab berbalik arah meninggalkan Sargh,” (HR Bukhari dan Muslim).
Meskipun tidak ada yang tahu, seseorang dapat menghindari atau tidak dari bala, namun mereka tetap dianjurkan untuk berusaha menjauhinya. Dalam Islam, bala dapat dihindari dengan beberapa tindakan.
Pertama, memperbanyak istigfar menjauhkan bala. Allah Swt. berfirman dalam Surah Al-Anfal ayat 33 sebagai berikut:
وَمَا كَانَ اللّٰهُ لِيُعَذِّبَهُمْ وَاَنْتَ فِيْهِمْۚ وَمَا كَانَ اللّٰهُ مُعَذِّبَهُمْ وَهُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ